Refleksi: Bercermin pada Tahun 2015
“Muhasabah sama dengan melihat diri, atau bercermin diri,” ujar dr. H. Agus Taufiquttohman, M.Kes., Sp.S. di hadapan sekitar 50 purna tugas Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dalam acara silaturahmi dan pengajian pada (31/12/205) di auditorium kampus III.
Jika manusia berkaca dan melihat bintik hitam yang kotor, apa yang akan dilakukan? Buang atau membersihkan. Pasti dibersihkan. Seharusnya sama dengan, ketika merasakan atau merenungkan kekurangan sifat diri atau dosa. Segeralah dihapus atau dibersihkan.
“Bagaimana caranya agar kita tahu kekurangan diri? Maka tanya pada orang terdekat, seperti istri, anak, sahabat, atau teman-teman kantor,” kata ustadz Agus.
“Karena itu,” tambah Agus, “kita harus senantiasa bersyukurlah atas apa yang diberi, agar bahagia. Jika Anda bersyukur Allah akan memberi nikmat dalam keadaan apa pun.”
Salah satu agar kita selalu ingat sang pencipta adalah ingatlah mati. Ingatlah jangan tertipu dengan usia muda, karena syarat mati tidak harus tua. Jangan teperdaya dengan tubuh yang sehat karena syarat mati tidak harus sakit. Jangan teperdaya dengan harta kekayaan sebab yang dibawa mati hanyalah selembar kain.
Ia mengajak kepada para purna tugas untuk selalu bertanya, masih hidupkah aku besok? Dan ingat, ajal tidak menunggu taubat.