WARGA SIDOHARJO DAN KKN UAD LAUNCHING RUMAH PANGAN

Sebagai desa yang sudah dikukuhkan sebagai Desa Mandiri Pangan oleh Presiden R.I pada tahun 2011, Desa Sidoharjo, Samigaluh, Kulon Progo, bertekad untuk semakin memperkaya jenis makanan yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membentuk Rumah Pangan Lestari dan Expo makanan jenis baru yand diselenggarakan belum lama ini di Sidoharjo, Samigaluh, Kulon Progo dan dihadiri Wakil Bupati Kulon Progo.

“Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan sarasehan agar masyarakat desa kami semakin mencintai produk lokal, dan mandiri dengan hasil pangan sendiri,” ungkap Budi Hutomo Putro, S.S. Kepala Desa Sidoharjo, Samigaluh, yang pada 2011 diundang ke Istana Negara menerima penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Wakil Bupati Kulon Progo, Drs. H. Sutedjo, dalam sambutannya saat membuka Launching Rumah Pangan tersebut menyampaikan bahwa dengan kreativitas dari warga dan didukung dengan kerja sama dari berbagai pihak, sangat mungkin apa yang selama ini dianggap tidak bisa dikonsumsi ternyata bisa dijadikan bahan pangan dengan nilai gizi yang tinggi. “Contohnya kripik bonggol pisang. Dulu orang tidak mengira bahwa bonggol pisang bisa dimakan. Tapi sekarang, ini bisa menjadi kripik yang gurih, nikmat,dan gizinya juga bagus,” jelas Wakil Bupati.

Ada banyak jenis makanan baru yang dipamerkan dalam rangkaian acara tersebut. Produk-produk makanan itu sudah dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi menarik dan berdaya jual. Diantaranya adalah: kopi kedelai, criping bonggol pisang, naget bonggol pisang, pudding jagung, criping pongge (biji durian), lumpia buah, lapis labu, dll.

Kemapuan masyarakat desa memproduksi dan mengemas berbagai jenis makanan sehingga layak untuk dipasarkan, tidak terlepas dari dukungan dan binaan berupa pendampingan dari berbagai pihak. “Kami bisa membuat dan mengemas makanan-makanan ini menjadi menarik diantaranya karena bimbingan mahasiswa KKN UAD yang ada di dusun kami” ungkap Martini, warga Sidoharjo.

Kepala LPM UAD, Drs. Jabrohim, M.M. menegaskan bahwa UAD terus berusaha agar mahasiswa KKN UAD diterjunkan ke lokasi-lokasi yang memiliki potensi untuk dikembangkan. “Kami juga menyarankan agar mahasiswa membuat program-program sesuai dengan potensi masyarakat setempat,” tegasnya. (RMA)


Sebagai desa yang sudah dikukuhkan sebagai Desa Mandiri Pangan oleh Presiden R.I pada tahun 2011, Desa Sidoharjo, Samigaluh, Kulon Progo, bertekad untuk semakin memperkaya jenis makanan yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membentuk Rumah Pangan Lestari dan Expo makanan jenis baru yand diselenggarakan belum lama ini di Sidoharjo, Samigaluh, Kulon Progo dan dihadiri Wakil Bupati Kulon Progo.

“Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan sarasehan agar masyarakat desa kami semakin mencintai produk lokal, dan mandiri dengan hasil pangan sendiri,” ungkap Budi Hutomo Putro, S.S. Kepala Desa Sidoharjo, Samigaluh, yang pada 2011 diundang ke Istana Negara menerima penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Wakil Bupati Kulon Progo, Drs. H. Sutedjo, dalam sambutannya saat membuka Launching Rumah Pangan tersebut menyampaikan bahwa dengan kreativitas dari warga dan didukung dengan kerja sama dari berbagai pihak, sangat mungkin apa yang selama ini dianggap tidak bisa dikonsumsi ternyata bisa dijadikan bahan pangan dengan nilai gizi yang tinggi. “Contohnya kripik bonggol pisang. Dulu orang tidak mengira bahwa bonggol pisang bisa dimakan. Tapi sekarang, ini bisa menjadi kripik yang gurih, nikmat,dan gizinya juga bagus,” jelas Wakil Bupati.

Ada banyak jenis makanan baru yang dipamerkan dalam rangkaian acara tersebut. Produk-produk makanan itu sudah dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi menarik dan berdaya jual. Diantaranya adalah: kopi kedelai, criping bonggol pisang, naget bonggol pisang, pudding jagung, criping pongge (biji durian), lumpia buah, lapis labu, dll.

Kemapuan masyarakat desa memproduksi dan mengemas berbagai jenis makanan sehingga layak untuk dipasarkan, tidak terlepas dari dukungan dan binaan berupa pendampingan dari berbagai pihak. “Kami bisa membuat dan mengemas makanan-makanan ini menjadi menarik diantaranya karena bimbingan mahasiswa KKN UAD yang ada di dusun kami” ungkap Martini, warga Sidoharjo.

Kepala LPM UAD, Drs. Jabrohim, M.M. menegaskan bahwa UAD terus berusaha agar mahasiswa KKN UAD diterjunkan ke lokasi-lokasi yang memiliki potensi untuk dikembangkan. “Kami juga menyarankan agar mahasiswa membuat program-program sesuai dengan potensi masyarakat setempat,” tegasnya. (RMA)