Mubes BEM Kritisi Kekinian Indonesia

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dipercaya menjadi host dalam acara Seminar Nasional dan Musyawarah Besar Forum Badan Eksekutif Mahasiswa Daerah Istimewa Yogyakarta dengan tajuk “Pancasila, UU Ormas, dan Demokrasi Kita”. Acara berlangsung di auditorium kampus 1 UAD, Jln. Kapas 9, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta, Sabtu (20/1/2018).

 

Hadir sebagai pembicara Direktur Intelijen Keamanan Polda DIY Kombes Pol Nanang Juni Wawanto, S.IK., Letkol Jaelan, Kasiter Korem 072 Yogyakarta, Dr. Prabawa dari Kementerian Dalam Negeri RI, Yoeke Indra Agung L.,S.E., Ketua DPRD DIY, dan Laksamana Pertama Jaya Darmawan dari Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan RI.

 

Agenda ini adalah pembukaan dari rangkaian Musyawarah Besar dan merupakan forum ke-6 yang dilaksanakan Forum BEM DIY sejak berdiri 16 Juli 2012. Pengangkatan tema tidak terlepas dari isu-isu yang sedang melanda Indonesia terkait dengan Pancasila, UU Ormas, dan Demokrasi. Forum BEM DIY diikuti sekitar 55 perguruan tinggi negeri maupun swasta di Yogyakarta.

 

Presiden BEM UAD, Heru Astar, menyampaikan forum ini sebagai pemberi motivasi dan semangat kepada mahasiswa untuk melawan radikalisme. Menurutnya, mahasiswa harus memiliki sikap kritis dan menjalankan peran sebagai salah satu elemen pengontrol negara.

 

Sementara, Dr. Abdul Fadlil, M.T., Wakil Rektor III, mengapresiasi kinerja BEM UAD dan dari perguruan tinggi lain berkat terselenggaranya Forum Musyawarah Bersama di tahun 2018 ini.

 

“Kami sangat mengapresiasi kinerja BEM, meskipun demo tidak dilarang, saat ini mahasiswa lebih mengedepankan audiensi. Hasilnya lebih banyak diskusi dan masukan-masukan yang bersifat membangun,” terangnya.

 

Lebih lanjut, Fadlil menilai seminar yang diselenggarakan relevan dengan kondisi Indonesia pada saat ini. Seminar ini menjadi ajang dialog antargenerasi, antara pemimpin dan calon pemimpin. Forum BEM yang berkelanjutan dapat menjadi salah satu jaminan kemajuan keberlangsungan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (ard)

Upaya Merawat Perdamaian melalui Buku

Sentra Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerja sama dengan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DIY menyelenggarakan bedah buku Merawat Perdamaian: Metode Sistem Peringatan Dini Konflik. Buku ini merupakan karya keempat Dr. Hadi Suyono, S.Psi.,M.Si., dosen Program Studi Psikologi UAD.

 

Acara yang diselenggarakan Kamis (18/1/2018) di aula Islamic Center kampus 4 UAD, Jln. Ringroad Selatan, Tamanan, Banguntapan, Bantul, menghadirkan tiga pembedah sekaligus. Di antaranya Wakil Direktur Intelkam Polda DIY AKBP Suswanto, SIK., M.Si., Agung Supriyanto Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik DIY, dan Prof. Dr. Syamsul Hadi, S.U.,M.A., dosen FIB UGM.

 

Kepala BPAD yang diwakili Drs. Bambang Budi Sulistyo, M.M., dalam sambutan dan pembukaan acara menekankan pentingnya meningkatkan minat baca agar menjadi suatu kebiasaan atau budaya. Tidak hanya itu, buku-buku yang dibaca pun harus memiliki kualitas yang baik, seperti yang ditulis Hadi Suyono.

 

“Dari membaca bisa menjadi karya. Bedah buku ini merupakan yang pertama diselenggarakan BPAD di 2018. Semoga buku ini tidak hanya di bedah di kampus saja, tetapi bisa di perpus desa yang rawan konflik atau daerah konflik,” terangnya.

 

Sementara Kepala Lembaga Penelitian dan Pengembangan UAD, Dr. Widodo, M.Si., yang mewakili rektor mengharapkan dosen di lingkungan UAD lebih aktif menulis buku berkualitas. Buku tersebut bisa berasal dari tesis maupun disertasi.

 

“Kami sangat mengapresiasi atas terbitnya buku ini. Semoga buku Merawat Perdamaian bermanfaat dan dapat menjadi early warning system bagi permasalahan yang ada di Indonesia.”

 

Sementara dari ketiga pembedah, sejalan menyampaikan pentingnya tindakan preventif agar sebuah konflik tidak menjadi semakin besar dan menjadi kekerasan. Manajemen konflik sangat dibutuhkan di Indonesia yang sarat akan perbedaan. (ard)

 

UAD Explores Religion-Based Technology

"We learn new things in the world of education in order to look for and find innovation to improve the quality of human life in accordance with religious values. In this seminar, we present experts in the fields of religion, education, and technology," explained Prof. Dr. Ahmad Mursyidi, M.Sc., Apt., UAD Post Graduate Director, when he gave a speech at a national seminar organized by Islam Education study program, Postgraduate Program of Ahmad Dahlan University (UAD).

The event which was entitled "Islamic Education Robotics, An Innovation for Islam Learning Aid" was held on Saturday (13/1/2018) in the auditorium of Campus 2B, UAD. Ir. Dwi Sulisworo, M.T., Dr. Suyadi, M.Pd.I., and Robotics Education Center team presented as the speakers. Participants who attended the event were students from various universities and educators especially the field of Islam Education (PAI) in Yogyakarta and surrounding areas.

According to Ahmad Mursyidi, as one of Islamic universities, UAD should participate in developing education and technology in accordance with Islamic values. It aims to increase the capacity of UAD to be more widely known, both in Indonesia and abroad.

"Innovation will bring out strength, and it can be a source of positive activities to help develop the nation, for example the contribution of new science that can attract the attention of foreign students to study at UAD. So, it is not always us who study abroad, but they also have to seek knowledge and study in Indonesia," he said as he opened the event. (ard)

Kenang Karya Pena Book Review

Containing 94 poems, the anthology of Kenang Karya Pena was released on December 18th, 2017. This anthology was written by Class C Indonesian Language and Literature Education Study Program (Prodi PBSI) students of Faculty of Teacher Training and Education (FKIP), Ahmad Dahlan University (UAD) of the academic year of 2016/2017. Published by Jejak Pustaka Publisher, the poems contained in this anthology are dominated by poems with themes of love, longing, and friendship. However, there are also poems with themes of locality, culture, and politics.

Anang Dwi Cahyono, through his poem entitled "Timur Menanti Keadilan" criticized Indonesia's uneven development. He uses the word "internet" as a symbol of luxury, convenience, and prosperity that cannot be found in some parts in Indonesia. The depiction of poverty is seen in the following verses: Kurangkul bahunya (I embrace his shoulder)/Yang berisi tulang-tulang (which is only bones)/Diselimuti kulit (covered in skin)/Sedikit daging (with a bit of flesh)/.

In addition, Leni Gezi also refused to follow the common themes of romance and longing that are chosen by his friends. Through his poem, which is entitled "Dari Titik Nol", he criticized the changing face of the city of Yogyakarta which is now filled with tall buildings and is jammed with vehicles. With the following lines / Ini kota sekarang punya siapa? (Belong to whom does this city now?) / Di tanah yang seharusnya penuh budaya (In a land that should be cultural)/, he criticized the change of the city of Yogyakarta.

Kenang Karya Pena was created as the final task of the subject of Poetry Appreciation with Rina Ratih S., M.A. as the lecturer. (dev)

Penantian 3 Dekade

 

Forum Apresiasi Sastra (FAS) bekerja sama dengan Masyarakat Poetika Indonesia dan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Univeristas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar launching dan bedah buku Bedak dalam Pasir karya Sule Subaweh. Buku kumpulan cerpen ini merupakan karya pertama Sule selama proses kreatifnya.

 

Hadir sebagai pembedah Joni Ariadinata, Presiden Cerpenis Indonesia. Ia juga merupakan alumnus UAD ketika masih bernama IKIP Muhammadiyah.

 

“Selama hampir 3 dekade saya terus menanti lahirnya cerpenis UAD. Meskipun sudah lepas dari UAD, saya terus mengamati perkembangan kesusastraannya. Saat ini sepertinya lebih banyak lahir penulis puisi (penyair) daripada cerpenis,” ungkap Joni mengawali pembicaraan di hall kampus 2 UAD, Jln. Pramuka 42, Sidikan, Yogyakarta.

 

Berbicara Bedak dalam Pasir, ia menyampakan apresiasinya terhadap Sule yang berani kembali pada konsep cerita realis dan sederhana seperti cerpen terdahulu.

“Penulis sekarang (muda) banyak menghindari penulisan cerita yang sederhana dan realis. Berbeda dengan Sule, ia tidak terbawa kekinian seperti cerpen-cerpen sekarang yang sukar dipahami. Setiap penulis memiliki tanggung jawab terhadap pilihannya.”

 

Lebih lanjut, Joni menjelaskan bahwa Sule pandai membaca realita di masyarakat. Hal-hal paling dekat ditulis menjadi sebuah cerita. Sebut saja cerpen dengan judul “Shaf yang Hilang”, “Wajah Lain Supriana”, dan beberapa lainnya.

 

Pada kesempatan ini, redaktur cerita pendek di salah satu media online ini juga menyambut gembira kemunculan cerpenis seperti Sule di UAD. Pasalnya, sudah 3 dekade sejak kiprah Joni di dunia kesusastraan Indonesa, tidak muncul lagi cerpenis yang diakui secara nasional.

 

Di sesi akhir diskusi, Joni memberikan tips bagi mahasiswa yang ingin menjadi seorang penulis. Syarat utamanya adalah harus terbiasa membaca buku dan menulis.

“Orang pintar di kampus berbeda dengan orang yang pintar sebagai penulis. Menjadi penulis jangan bergantung kepada kampus. Harus banyak berkomunikasi dengan komunitas di luar. Jika ingin menjadi penulis harus memiliki lawan kreatif, semakin banyak semakin baik. Dan yang paling penting adalah rajin ke perpustakaan meninggalkan perkuliahan,” ujarnya berkelakar. (ard)

East Java PWM IT Team Visited UAD

Three people who are included in the team of Information Technology (IT) of Muhammadiyah Regional Leadership (PWM) secretariat of East Java, visited the Bureau of Information and Communication System (Biskom) of Ahmad Dahlan University (UAD). Their arrival was very well received by Biskom and the Library and Information Council (MPI).

"They share their knowledge on the Presence System based on Radio Frequency Identification (RFID) for Tanwir Aisyiyah on 19-21 January 2018 in Surabaya," said the Head of Biskom, Tawar A.G., S.Si., M.Kom. when visited in his office on Tuesday (9/1/2018).

"In addition to sharing their knowledge, they will also use the tools and software that we use," continued Tawar, who is also a lecturer of Information System Study Program of UAD.

Faris as a staff of East Java PWM said that with the help of UAD, they feel facilitated. It is because IT presence system will be easier to be implemented in an event. Manual presence system is very difficult to be implemented in big events.

He claimed to get guidance from the Central Leadership (PP) Muhammadiyah to study and ask for help to Biskom UAD.

"Alhamdulillah, UAD is very open to share their knowledge. We learn a lot of things here. We can implement the tools as used by Biskom, transfer knoelwdge on the use of RFID-based presence system at the upcoming Muhammadiyah Regional Discussion (Muswil) meeting, "he said.

Previously, Biskom UAD was successful in becoming the IT team at Muhammadiyah Congress in Makassar (2015) and Tanwir in Ambon (2017).

Panjat Pohon Cengkeh Dapat Balon Berhadiah

“Siang hari saat mau mencari rumput, saya dengar letusan. Ada sekumpulan balon nyangkut di pohon cengkeh halaman rumah. Karena penasaran kemudian saya panjat dan ambil balon beserta banner bertuliskan Milad UAD ke-57.”

Demikian yang disampaikan Midomo, penemu balon berhadiah yang diterbangkan dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Minggu (14/1/2018). Balon-balon tersebut dilepas saat acara family gathering di kampus 4 UAD, Jln. Ringroad Selatan, Tamanan, Bantul.

Midomo merupakan salah satu masyarakat yang tinggal di kawasan Gunung Wilis, Madiun, Jawa Timur. Gunung ini memiliki ketinggian 2.563 meter di atas permukaan laut. Sehari-hari ia bekerja sebagai buruh tani dan mencari rumput untuk ternaknya. Sesekali diselingi merawat pohon cengkeh, cokelat, manggis, dan durian yang mulai ditanam 4 tahun lalu.

“Alhamdulillah, saya dapat balon dan banner ini. Awalnya saya ragu ini asli atau penipuan, kemudian saya bertanya kepada saudara dan keluarga untuk meyakinkan. Setelahnya saya menghubungi nomor yang tertera atas nama Saryanto,” terang laki-laki yang sudah dikaruniai dua anak ini.

Minggu malam pukul sembilan, berbekal uang pinjaman dari saudara, suami dari Nur Hidayah ini berangkat menuju Yogyakarta. Sepanjang perjalanan, ia masih belum yakin seratus persen mengenai balon berhadiah tersebut. Dari penuturannya, terakhir kali ia ke Yogyakarta sekitar tahun 2000-an awal sewaktu masih SMP.

Setelah menempuh 5 jam perjalanan dari Madiun, Midomo menghabiskan waktu menunggu di sebuah bengkel pertigaan di antara Jln. Kapas dan Jln. Kusumanegara.

“Saya sampai di UAD pukul 2 pagi dan gerbangnya masih tutup, masih dengan perasaan was-was dan belum yakin.”

Perjuangannya dari Dukuh Totokan, Bolo, Madiun, yang terletak di sekitar Gunung Wilis membuahkan hasil. Ia disambut oleh Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum., Wakil Rektor I Dr. Muchlas, M.T., dan perwakilan panitia Milad UAD dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM). Pada pertemuan itu, secara resmi Kasiyarno mewakili UAD menyerahkan uang senilai 2 juta sebagai hadiah, ganti uang transport sejumlah 250 ribu rupiah, dan beberapa cendera mata.

“Selamat Milad UAD yang ke-57. Saya mengucapkan terima kasih banyak, semoga UAD semakin maju dan dikenal masyarakat. Rencananya uang ini akan saya gunakan untuk biaya sekolah dan membelikan HP Mirwa Sofiana, anak pertama saya.” (ard)

Komitmen LPP UAD dalam Meningkatkan Kualitas Penelitian

Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP) UAD selalu membagikan informasi tentang adanya pendanaan penelitian, baik dari internal maupun dari eksternal. LPP UAD juga selalu melakukan pendampingan bagi dosen yang akan mengajukan proposal. Pendanaan tersebut berasal dari Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis), Kemenristek Dikti, Pemerintah Kota (Pemkot), dan lain-lain.

Pada tahun ini, 18 proposal penelitian UAD mendapatkan bantuan dari Kopertis, dengan jumlah dana 5 juta rupiah per proposal, dari sekitar 50 proposal yang mendaftarkan. Sementara dana dari Kemenristek Dikti, UAD mendapatkan dana 4,6 miliar rupiah dari 88 judul penelitian yang diajukan oleh dosen UAD. Untuk perguruan tinggi, terdapat skim Unggulan Perguruan Tinggi yang dibagi menjadi Penelitian Dasar Perguruan Tinggi, Unggulan Perguruan Tinggi dan Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi, serta Penelitian Pengembangan Unggulan Perguruan Tinggi. Jumlah dananya antara 100 juta rupiah sampai tidak terbatas, tergantung kemampuan dari yang mengajukan.

Sementara itu, tingkat partisipasi dosen dalam melakukan penelitian setiap tahun selalu meningkat. Hal itu merupakan hasil dari upaya yang dilakukan LPP dalam memberikan pelatihan-pelatihan bagi para dosen, agar dapat berkompetisi dalam mengajukan proposal penelitian di tingkat nasional.       

Salah satu cara agar dosen dapat sukses dalam mengajukan proposal penelitiannya,  LPP mengadakan pelatihan-pelatihan dan selalu membagikan informasi serta mengadakan klinik atau pendampingan untuk dosen agar proposal yang diajukan dapat sesuai dengan skim yang di tawarkan oleh lembaga internal maupun eksternal. Klinik yang dilakukan ini juga sebagai koreksi agar peneliti dapat jeli dan saksama dalam tata cara pengajuan proposal.

“Jadi strateginya, informasi itu selalu kami bagikan, kemudian ada klinik yang jika tidak diterima eksternal, bisa diajukan di pendanaan internal. Hanya saja, dananya menyesuaikan,” tutur Wahyudin dari LPP UAD.

Dana eksternal juga berasal dari Pemerintah Kota (Pemkot) yang dananya sekitar 10-20 juta rupiah. Pendanaan ini memang terbatas karena berbeda dengan Dikti yang menjadikan penelitian sebagai prioritas utama.

Lantas untuk penelitian dari dana internal, tahun anggaran 2017/2018 ini akan dibuka dua tahap. Ketika tahap satu tidak lolos, bisa ikut di tahap yang kedua dengan persyaratan lebih mudah dari pengajuan di eksternal. Dalam penelitian internal ini, para dosen akan mengikuti pelatihan penyusunan proposal yang diutamakan di bagian metodologi. Dengan metodologi ini, diharapkan penelitian yang diajukan nanti dapat sesuai dengan metodologi yang berlaku.                              

Dalam waktu dekat, LPP akan mengadakan penyusunan tema-tema unggulan di tingkat fakultas dan prodi. Jenis penelitian yang ditawarkan LPP adalah Penelitian Hibah Bersaing. Di Dikti, penelitian ini dulu disebut dengan Penelitian Produk Terapan, tetapi sekarang menjadi Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi yang bersaing di tingkat nasional.      

Beberapa penelitian tersebut antara lain Penelitian Unggulan Prodi, yang diajukan adalah keunggulan setiap prodi. Di dalam workshop, wajib ada penelitian unggulan. Kemudian, ada Penelitian Unggulan Pusat Studi. Jika ada yang ingin meneliti, harus melihat tema-tema unggulannya. Ada pula kompetitif dan Penelitian Berpotensi Paten yang tujuan penelitiannya untuk menemukan inovasi baru. Penelitian Payung, dengan harapan dapat memayungi penelitian dosen lain atau penelitian mahasiswa yang sedang menyusun skripsi atau tesis. Sementara untuk Penelitian Kerja Sama Luar Negeri, dengan dilandasi MoU yang sudah ada, penelitian ini nantinya akan dipublikasi di Jurnal Internasional yang sudah bereputasi.                                        

Terdapat dua tahapan untuk menilai proposal yang diajukan. Pertama, seleksi desk evaluation yaitu dengan melihat proposal sudah sesuai atau belum dengan persyaratan yang ada, jika kurang maka harus segera dipenuhi oleh yang mengajukan proposal. Kemudian review proposal yang akan diberi masukan-masukan dari para pakar, sehingga yang tadinya kurang akan menjadi lengkap. Setelah proposal itu diperbaiki, harapannya proposal tersebut akan menjadi patokan untuk penelitian selanjutnya.                                                                                 

Setelah setengah jalan penelitian, akan diadakan monitor evaluation untuk mencocokan metodologi yang diajukan dan mengetahui kendala-kendala yang terjadi di lapangan. Di sini, akan dibantu untuk membuat strategi dalam menyelesaikan masalahnya atau kendalanya. Sedangkan untuk dosen pemula akan ada dosen pembimbing. Dosen pemula harus aktif bimbingan, terutama dalam penyusunan proposal agar tidak melenceng.

Setelah selesai melakukan penelitian, akan ada laporan penelitian lagi untuk koreksi dan pembetulan. Sebelum dipublikasikan, akan ada pengecekan similiaritas atau kemiripan. Untuk mengurangi potensi plagiat dalam melakukan penelitian karena setiap penelitian memiliki metodologi dan cara yang sama.                                                                                                     

Ada reward untuk dosen ketika penelitiannya dipublikasikan di jurnal nasional maupun jurnal internasional yang bereputasi dan sudah terakreditasi. Hal tersebut merupakan keuntungan bagi dosen karena keilmuan yang meningkat setelah menemukan metode baru. Selain itu, penemuan tersebut jika dipublikasikan akan mempercepat jabatan akademik.                                        

Jumlah dosen yang melakukan penelitian dari tahun ke tahun selalu meningkat. Untuk tahun ini, ada 400-an dosen yang melakukan penelitian. Jadi untuk tingkat keterlibatan seluruh dosen di UAD, ada sekitar 60%-70% karena di antara itu ada dosen yang melakukan penelitian ganda.

“Tujuan utama penelitian adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menyelesaikan masalah-masalah kemanusiaan dan pembangunan.” (AK)

Early Childhood Character Education through Children’s Stories

Yosi Wulandari, M.Pd. and Fitri Merawati, M.A. are two lecturers of Indonesian Language and Literature Education (PBSI) study program, Faculty of Teacher Training and Education (FKIP) Ahmad Dahlan University (UAD) who have special attention to literature for early childhood. Through a training of children's story writing which was held in 2017, a collection of children's stories was compiled in a book entitled Si Kembar Berambut Kriwil. The book contains 18 children's stories by teachers of Early Childhood Education / ABA TK in Bantul District.

The stories compiled in this book take on a variety of themes, all of which are close to the environment of early childhood. Equipped with illustrations created by a PBSI student, Rita Nur Dayanti, each story in this book contains learning contents for children.

The story entitled "Gara-Gara Sepotong Cokelat" by Ratmi Dalmini, S.Pd. is about a child named Kiki who loves to eat chocolate. He always brings chocolate wherever he went. However, he never forgets to brush his teeth regardless his fondness for chocolate. His mom always reminds Kiki to diligently brush his teeth, so as not to easily have toothache. However, Kiki is a bit careless. He often puts his chocolate in any place. One day, Kiki was frightened to find his schoolbag filled with ants because he forgot to put his remaining chocolate in his bag. Ratmi Dalmini, as the writer wanted to deliver a message for children not to be careless.

The story entitled "Si Kembar Berambut Kriwil" which also becomes the title of this book teaches children on what to do when they get lost in a crowded place. The curly twins, Adel and Nabil, were separated from their mother in a traditional market. Instead of crying, Nabil just asked Adel to return to the place where they got separated from their mother. When they did not find their mother, Nabil asked Adel who was crying to go and find the police. He had secretly memorized the names of his father and mother and their home address. The story is written by Sukarti, a kindergarten teacher of ABA Bogoran.

This book holds a lot of good moral values and teaching materials for early childhood character education. Unfortunately, this book is not yet available for PAUD teaching materials in Bantul District. (dev)