Dosen Tamu dari Umea University, Swedia Memberi Kuliah di S2 Psikologi UAD

Dosen Tamu dari Umea University, Swedia Memberi Kuliah di S2 Psikologi UADBerlangsung di ruang 209 Kampus I UAD pada hari Jum’at (04/03) telah dilaksanakan perkuliahan di Pasca Sarjana Psikologi berlangsung perkuliahan yang disampaikan oleh dosen tamu dari Umea University, Swedia. Materi yang disampaikan dengan tema Reducing Breast Cancer Mortality: a Community Health Perspective.

Biografi singkat dari Prof. Lennarth Nystrom, Ph.D. adalah seorang pengajar dengan latar belakang Biostatistik dan Epidemiolog di Department of Epidemiology & Public Health Sciences, Clinical Medicine, Umea University, Swedia. Lennarth menekuni penelitian dalam bidang evaluasi Mammography Screening di Swedia. Ia juga terlibat banyak meneliti di bidang penelitian epidemiologi komunitas yang terkait dengan penyakit diabetes mellitus, epilepsy, asthma, multiple sclerosis, malaria (di Indonesia) dan reproductive health (di Tanzania dan Zimbabwe). Ia telah mempublikasikan setidaknya 122 artikel pada Jurnal Internasional dan 14 pada Jurnal nasional (Swedia).

Lennarth dalam diskusi kuliah terebut menyampaikan bagaimana trend penelitian di bidang breast cancer di dunia selama ini telah dilakukan, dengan maksud agar mahasiswa paham tentang bagaimana ilmuwan melakukan upaya dan kontribusi bagi perbaikan kesehatan masyarakat melalui berbagai cara ilmiah, yaitu melalui penelitian efektivitas berbagai metode pencegahan dan penyembuhan breast cancer.

Breast cancer telah bertanggung jawab atas kematian 450.000 perempuan di dunia, dan 1.3 juta perempuan yang sakit karena menderita breast cancer. Data statistik dari banyak studi menunjukkan bahwa faktor risiko bagi terkena breast cancer ini tampaknya adalah usia, karena semakin bertambah usia perempuan, semakin berisiko mereka terkena breast cancer. Jadi bagaimana upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi kematian perempuan akibat breast cancer ini, mengingat perempuan di seluruh dunia hidup dalam kondisi negeri yang berbeda-beda tingkat kesejahteraan dan ketersediaan infra strukturnya? Tentu, untuk pencegahannya, diperlukan strategi yang berbeda mengingat perbedaan tingkat kemajuan masing-masing negara ini.

Selanjutnya Lennarth menjelaskan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan antara lain: (a) target luas (basic): melalui media pendidikan dan penyadaran masyarakat mengenai breast health awareness (kesadaran kesehatan payudara), termasuk tentang sosialiasi bagaimana melakukan BSE (Breast Self Examination) agar para perempuan tahu bagaimana melakukan deteksi benjolan di payudara; (b) target terbatas (limited): pencegahan pada kelompok berisiko (kelompok perempuan yang telah memasuki usia tertentu); (c) target lanjut (enhanced): mereka yang sudah terdeteksi ada benjolan sehingga harus discreen melalui mammografi.

Dari ketiga upaya tersebut, review dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa BSE yang merupakan pencegahan dini (primary prevention) adalah cara yang terbaik dalam mengurangi kematian (mortalitas) perempuan akibat breast cancer. Oleh karenanya, investasi kesehatan yang paling baik, terkait dengan penyakit breast cancer ini adalah mengalokasikan sumberdaya untuk penyelenggaraan program pemberdayaan masyarakat, agar masyarakat mampu melakukan tindakan pencegahan dini. Mengobati kanker yang masih dalam stadium awal jauh lebih besar peluangnya untuk disembuhkan daripada jika telah memasuki stadium lanjut, demikian penuturan Lennarth di akhir diskusi. (Psi/@)

 

Read more

UAD Launching Koperasi ADI

launcing koperasi adi universitas ahmad dahlan yogyakarta indonesiaBertempat di Auditorium Kampus I Jln. Kapas 9 Semaki UAD Yogyakarta. Launching Koprasi ADI, pada hari Sabtu (02/04) resmi dibuka. Acara dihadiri oleh para karyawan edukatif dan administratif UAD, juga hadir sebagai pembicara Bapak Saptuari Sugiharto, S.Si. (Founder, Owner, Direktur Kedai Digital) pada Talk Show Kewirausahaan dengan tema Kiat Sukses Berwirausaha.

Peresmian launching dibuka langsung oleh Rektor UAD Drs. Kasiyarno, M.Hum. dalam sambutannya menyampaikan “Semoga dengan berdirinya Koperasi ADI ini, mampu menjadikan UAD berkembang. Baik sebagai sarana maupun dari pemasukan keuangan bagi keluarga besar civitas akademika UAD, sehingga mampu memberikan kenyamanan bagi karyawan dan mahasiswa”.

Saptuari selaku direktur pengusaha Mug di Yogyakarta (Kedai Digital) menyampaikan beberapa tip berwirausaha. Yang pertama, putuskan urat malu. Menjadikan diri kepepet. Berani gila dan kreatif. Belajar pada siapa saja. Amati, tiru, modifikasi dan totalitas. Dengan beberapa alasan itulah banyak orang sukses menjadi orang besar. “Kalau mereka bisa kenapa kita tidak bisa”, tambahnya.

Acara diakhiri dengan tanya jawab. Para peserta terlihat begitu antusias setelah mendengarkan penjelasan dari Saptuari perihal kewirausahaan. Hal tersebut terlihat dari berbagai pertanyaan dilontarkan untuk mengetahui hal lain untuk sukses dalam berwirausaha. (Sbwh)

 

Read more

Siklus UAD, Sudah pada Tahap Panen-kah?

dosen universitas ahmad dahlan yogyakarta indonesiaAda 3 tahapan yang telah, sedang, dan akan dilalui oleh UAD, yaitu pertumbuhan (growth), bertahan (sustain) dan panen ( harvest).

Tahap pertama, pertumbuhan (growth), dimana pada tahap ini UAD memiliki produk jasa yang berpotensi memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali. Dalam tahap ini UAD beroperasi dalam cashflow yang negatif dan tingkat pengembalian yang rendah. Investasi yang dilakukan oleh UAD pada tahap ini relatif besar dengan biaya yang besar. Pada tahap ini adalah awal berubah dari IKIP Muhammadiyah menjadi UAD, di UAD berdiri program studi – program studi baru yang masih bisa dijalankan dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada, bekas IKIP Muhammadiyah.

Tahap kedua yaitu bertahan (sustain), dimana pada tahap ini UAD masih melakukan investasi dan reinvestasi untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat yang telah ada. Investasi umumnya dilakukan untuk meningkatkan kapasitas lembaga. Sasaran keuangan lebih banyak diarahkan pada tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan, dengan demikian sasaran tidak lagi diarahkan pada strategi–strategi jangka panjang. Pada tahap ini UAD membangun gedung, laboratorium dll. Tetapi pengembangan SDM mulai dan terus dilakukan untuk jangka keperluan jangka panjang.

Tahap ketiga yaitu tahap kematangan atau (mature, harvest). Pada tahap ini UAD sudah mulai memanen apa yang telah dilakukan selama ini. UAD tidak lagi melakukan investasi misalnya membangun gedung baru, laboratorium, ruang dosen kecuali untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas yang telah dimiliki, sedangkan tujuan utama tahap ini adalah memaksimalkan arus kas ke UAD. Berdasarkan deskripsi di atas, menurut saya, semoga tidak salah, UAD telah sampai pada tahap memanen. Gedung D di kampus 3, kemungkinan gedung terakhir yang dibangun dengan biaya besar, kecuali UAD akan membuat siklus baru yang posisinya lebih tinggi, lalu dimulai siklus baru, dst…. dst….

Saat ini mestinya sudah dimulai upaya-upaya kenaikan kesejahteraan dengan catatan bisa diketahui dan diukur betul bahwa sudah ada peningkatan kepercayaan/ kepuasan masyarakat, produktivitas SDM, peningkatan efisiensi, dan peningkatan komitmen SDM.

Hal penting yang jangan sampai kita lupakan adalah terus membuat siklus baru atau peningkatan kualitas berkelanjutan agar UAD tetap eksis dan maju, semoga. (wied/@)

 

Read more

Perwakilan UAD di Workshop Penulisan dan Keaktoran Unibra: “Aktor Menjadi Pemimpin”

workshop penulisan dan keaktoran universitas ahmad dahlan yogyakarta indonesiaAktor dalam pementasan adalah bagian dari aktor lainnya, setiap peran mempunyai hubungan dengan pemeran lainnya. Tapi tidak bagi aktor yang sedang mencari peran. Jiwa pemimpin menjadi salah satu modal dalam meguasai jiwa yang dipelajari baik ketika menjadi aktor maupun saat menjadi penulis. Seseorang harus menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri untuk mendapatkannya.

Begitulah yang disampaikan oleh Sulaiman, S.Pd. pembicara dari UAD (Universitas Ahmad Dahlan) Yogyakarta saat mengisi acara workshop penulisan naskah dan keaktoran di Teater Kutub Unibra (Universitas Brawijaya) Malang pada minggu (27/03) kemarin. Acara tersebut juga dihadiri oleh DKM (Dewan Kesenian Malang).

“Aktor menjadi pemimpin? merupakan sesuatu yang baru, meskipun sebenarnya kita harus menjadi seorang pemimpin diri kita sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Pada dunia keaktoran seorang aktor harus menjadi pemimpin dalam mendapatkan emosi dan kemistri untuk menguasai peran itu sendiri. Bagaimana seseorang memerankan peran orang lain, bagaimana berpancaroba pada waktu yang begitu singkat. Maka dari itu mengatur emosi dengan mengendalikan diri membutuhkan jiwa leader yang benar-benar dilatih”, ungkap Sulaiman saat menyampaikan makalahnya.

Workshop yang dihadiri kurang lebih 40 peserta tersebut disajikan dengan teori dan prakek. Duduk salah satu peserta dari Tulungagung mengungkapkan “metode yang digunakan dalam workshop tersebut sangat menarik. Selain dijelaskan, peserta juga secara langsung mempraktekkannya sehingga para peserta mendapatkan dua-duanya”, ungkapnya.

Aggra salah satu panitia pelaksana mengatakan kegiatan ini merupakan kegiatan pertama dan mungkin akan dijadikan kegiatan rutin setiap tahun untuk menambah wawasan juga menambah teman. Semoga dengan adanya workshop ini dapat memberikan manfaat bagi para peserta juga para anggota Teater Kutub. (sbwh)

 

Read more