Belajar Public Speaking, Belajar Memimpin
“Untuk menjalankan kepemimpinan di sebuah organisasi, pemimpin perlu mempunyai kemampuan public speaking,” kata Mufti Hakim, S.H., M.H. dalam pelatihan “Public Speaking dan Kepemimpinan kepada Mahasiswa”, Minggu (1/3/2015) di auditorium kampus II UAD.
Reza, ketua panitia mengatakan, pelatihan ini diadakan untuk membekali mahasiswa yang nantinya akan terjun di tengah-tengah masyarakat. “Harapannya setelah mengikuti pelatihan ini, mahasiswa tidak hanya memiliki kemampuan intelektual, tetapi juga kemampuan untuk menyampaikan gagasan dan ide kepada masyarakat dengan baik.”
Dalam pelatihan tersebut, peserta diajak secara langsung mempraktikkan teori-teori public speaking yang dipandu oleh Gatot Sugiharto, S.H., M.H. Ia menekankan bahwa keterampilan ini akan menunjang kesuksesan karier.
Menurut Gatot, sukses berkarier adalah dambaan semua orang karena kemampuan bicara di depan umum menjadi salah satu faktor penting. Dengan demikian, kemampuan ini harus dikuasai dengan baik.
“Kemampuan public speaking yang baik akan mampu menjadikan individu menjadi komunikator yang baik. Apa pun profesinya, baik sebagai guru, pengusaha, advokat, pegawai negeri sipil, karyawan, dan semua bentuk pekerjaan lain. Jika kita sudah mempunyai kemampuan berbicara di depan audien, maka secara otomatis kita akan menempatkan kalimat yang tepat dan kata-kata yang pas. Selain itu, gesture yang tepat dalam berbagai situasi akan memudahkan seseorang dalam suasana komunikasi yang menyenangkan,” ujar Gatot.

“Semua tafsir puisi itu boleh. Pembaca boleh membaca dari sudut pintu atau jendela mana pun,” kata Prof. Dr. Suminto A. Sayuti saat bedah buku kumpulan puisi Matapangara karya Raedu Basha, di hall kampus II Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Rabu (4/3/2015).
Antusias para dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta beserta tamu undangan lainnya sangat terlihat dalam kegiatan sosialisasi dari Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) pada Jum’at, (27/02/2015), di auditorium kampus I.
“Pentingnya pemberian obat yang aman kepada pasien dapat dilakukan dengan mengawasi kemungkinan risiko obat tersebut. Farmakovigilance diharapkan dapat membuka wawasan pharmacist muda untuk meningkatkan pelayanan, terutama di bagian pelayanan klinis,” terang DR. Dr. Akrom, M.Kes., dalam acara Seminar Nasional bertema “Meningkatkan Nilai Keselamatan Pasien Dengan Upaya Pharmacovigilance” yang diadakan oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Farmasi Universitas Ahmad Dahan (UAD) Yogyakarta, Minggu, (1/3/2015).