Belajar itu Buta akan Usia pula Bencana

 

aktifitas mahasiswa kkn uad dalam pembelajaran

Ibu Sumiyem, Juminem, dan beberapa ibu lainnya tidak kuasa menahan senyum malu. Ini karena mereka kurang tepat dalam melafalkan huruf iqro. Tidak jarang mereka tertawa sendiri karena salah menyebutkan beberapa huruf Arab. Sejak ba’da Zhuhur hingga hampir dua setengah jam kemudian ibu-ibu Dusun Kalitengah Lor itu begitu bersemangat untuk berlatih membaca iqro.

Di hari Jumat, 11 Februari 2011 itu suasana masjid Nurul Huda Dusun Kalitengah Lor itu menjadi begitu menyenangkan. Hal Ini terutama juga karena keramahtamahan ibu-ibu pengungsi dari Dusun Kalitengah Lor itu.

Yuliana, Resti, Evan, Maratus, Tri, dan Saena pun tertular tak mampu menahan tawa. Meski demikian para mahasiswi peserta KKN UAD Divisi I.D.2 itu tetap antusias melatih ibu-ibu membaca Al Qur’an. Keinginan untuk dapat membaca ayat Al Qur’an dengan benar para ibu sangat besar. Mereka seolah tak terganggu dengan kondisi pengungsian yang ada.

Para mahasiswa KKN Alternatif UAD ini juga mendapat pelajaran luar biasa akan sikap pantang menyerah. Semangat belajar tak mengenal usia pula tak mudah luluh karena bencana.

 

 

Read more

Memasak bersama untuk para pengungsi Merapi

Tidak kurang dari 149 kepala keluarga dengan keseluruhan 500 jiwa termasuk anak-anak dan lansia masih mengungsi di SD Bronggang Cangkringan, Sleman. Mereka adalah para korban letusan Merapi yang berasal dari 4 RT di Dusun Kalitengah. Hidup di pengungsian tentu menghadapi banyak keterbatasan termasuk soal makanan.

Oleh karena itu pada 8 Februari 2011, kelompok KKN divisi I.D.2 bersama-sama dengan warga pengungsi Kalitengah Lor menyiapkan hidangan soto untuk makan siang bersama. Dibantu oleh beberapa TNI, para mahasiswa ini memasak dalam jumlah besar yaitu untuk 500 porsi.aktifitas kkn merapi universitas ahmad dahlan yogyakarta indonesia

Kurang lebih selama tiga jam waktu yang diperlukan untuk sekali memasak, dari pukul dua siang hingga pukul lima sore.

Warga pengungsi dari Dusun Kalitengah Lor ini sangat ramah dan menyambut baik kehadiran mahasiswa KKN UAD, bahkan para warga dengan ramah ingin membagi jatah makan siang mereka kepada mahasiswa, namun dengan sopan para mahasiswa menolak niat baik mereka dengan alasan hari telah sore.

Hari ke-2 setelah penerjunan ini, para mahasiswa KKN telah menjalankan sebagian program yang telah mereka rencanakan seperti bimbingan belajar dan membantu memasak untuk pengungsi. Bertempat di teras masjid Nurul Huda, para mahasiswa dan para anak-anak pengungsi dari Dusun Kalitengah Lor berkumpul untuk mengenal satu sama lain.

aktifitas mahasiswa kkn merapi 2011 universitas ahmad dahlan yogyakarta indonesiaSelain itu, para mahasiswa juga ikut membersihkan dan menyiapkan masjid untuk persiapan pertemuan. Pertemuan itu adalah antara pengungsi dari Dusun Kalitengah Lor dengan Pemerintah Kota Sleman. Mahasiswa peserta KKN juga ikut serta dalam rapat yang membahas sosialisasi program transmigrasi tersebut.

 

 

 

Read more

Mahasiswa UAD ikut Berpartisipasi dalam Perkembangan Bahasa Indonesia di Bali

Bahasa merupakan jatidiri bangsa, dan kita wajib menjaga serta melestarikannya. Karena itulah IMABSII (Ikatan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia) dilaksanakan di Universitas Pendidikan Ganesha (UPG) Bali. Pertemuan yang diikuti oleh 33 universitas se-Indonesia yang diwakili sebanyak 89 mahasiswa. Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi salah satu berpatisipannya. Joko Mardiko dan Candra Utami yang mewakili mahasiswa UAD mencoba untuk berpartisipasi dalam menjaga eksistensi Bahasa Indonesia dalam perkembangan globalisasi saat ini.

Candra mahasiswa PBSI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) mengatakan “Banyak manfaat yang kami dapet saat pertemuan tentang eksistensi bahasa yang saat ini mengalami kondisi terpuruk karena mayoritas masyarakat lebih banyak memilih menggunakan bahasa asing yang dianggap sebagai bahasa internasional”, ungkapnya saat ditemui disela-sela kesibukannya.

Acara yang berlangsung selama tiga hari tersebut menghadirkan tiga pembicara yaitu: Nengah Bawa Atmaja, Wayan Artika, dan Ahmad Mulyadi. Nengah Bawa Atmaja dalam makalahnya mengatakan bahwa Bahasa Indonesia bukan hanya diurus oleh Sarjana Bahasa Indonesia melainkan oleh segenap Bangsa Indonesia. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari adanya kenyataan bahwa Bahasa Indonesia sangat penting, tidak hanya karena dia bahasa nasional, tetapi juga karena saya adalah pengguna aktif Bahasa Indonesia dalam komunikasi ilmiah, baik tertulis maupun lisan.

Selain media tulis yang mempengaruhi perkembangan bahasa, hegemoni pasar juga menjadi salah satu pengaruh terhadap perkembangan Bahasa Indonesia. “Kaum terpelajar dewasa ini sangat dikendalikan oleh kekuatan industri teks elektronik tertentu yang beredar disekelilingnya saja, sehingga intensitas membaca teks (natural, manual) semakin ditinggalkan” ungkap Wayan Artika saat menjelaskan tentang hegemoni bahasa di acara tersebut.

Setelah penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh para pembicara selesai, para peserta yang mengikuti kegitan itu terlihat antusias dalam merespon seluruh seluk beluk acara yang berlangsung, mulai dari aktif bertanya sampai rapat kerja nasional IMABSII para peserta tetap sangat semangat mendiskusikan perihal perkembangan bahasa. (cu/Sbwh)

 

 

Read more