Merumput Ketiban Balon Rejeki

Acara Family Gathering UAD dalam rangkaian milad ke-53 tidak hanya dirasakan oleh warga UAD dan sekitarnya saja, namun juga dirasakan oleh Jumio, seorang warga yang menemukan balon berhadiah. Warga Dusun Bonpon Kelurahan Pundungsari Kecamatan Semin Gunungkidul ini ketiban rejeki saat mencari pakan ternak di sawah. Menurut Jumio, balon berspanduk tersebut jatuh tepat di belakangnya saat merumput di sawah.

“Saya kaget, kok ada yang jatuh di belakang,” tuturnya saat ditemui di ruang tamu Universitas, Senin (30/12/2013).  Jumio yang terkaget-kaget menemukan balon kemudian memperhatikan tulisan di spanduk. Spanduk tersebut bertuliskan ‘Barang siapa yang menemukan spanduk ini harap menghubungi UAD’. Jumio bertambah kaget bercampur senang saat menyadari spanduk tersebut berhadiah. Tanpa pikir panjang ia mengaku langsung menghubungi nomer telepon yang tertera di spanduk.

Bapak yang sehari-harinya bertani dan berjualan cendol keliling ini disambut oleh pihak UAD. Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum., Wakil Rektor Dr. Muchlas, M.T., dan Drs. Safar Nasir, M.Si. menyerahkan hadiah sebesar Rp 750.000,00 kepada Jumio. “Saya senang menerima hadiah itu,” akunya. Terakhir, ia bahkan berharap adik iparnya yang masih SMP bisa masuk UAD kelak.(Sbwh)

Milad UAD ke-53 Dimeriahkan Debu Berdakwah Lewat Musik


Bersama tujuh personilnya, Grup Musik Debu memeriahkan milad UAD ke-53 dalam konser dan dakwah di kampus 3 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Sabtu (21/12) malam.

Debu yang digawangi oleh Kumayl Mustafa Daood, membawakan 15 lagu dalam konser tersebut. Empat lagu diantaranya merupakan lagu baru mereka yang belum dirilis seperti 'Sudut di Surga', 'Majenun', "Tetap Bersembahyang' serta 'Shalawat'.

"Kami ingin menyampaikan dakwah Islam lewat musik, termasuk bagi generasi muda," ujar Mustafa saat ditemui sebelum konser berlangsung.

Dakwah disampaikan disela-sela lagu yang mereka tampilkan. Seperti cerita singkat tentang hadist Nabi Muhammad serta ayat-ayat Alquran.

"Model dakwah lewat pendekatan musik itu dirasa tepat disampaikan bagi generasi muda. Musik yang bersifat universal akan menarik minat generasi muda untuk belajar tentang ajaran-ajaran Islam”

"Remaja perlu pendekatan yang menarik dalam memahami agama, dan lewat musik dakwah bisa mereka terima dan meninggalkan bekas di hati," ujarnya.

Grup yang sudah menelurkan enam album sejak 2001 lalu itu sangat bangga dengan pemikiran generasi muda Indonesia, termasuk di Yogyakarta. Mereka tidak terkotak-kotak oleh komunitasnya namun bisa memiliki wawasan dan pengetahuan yang terbuka luas.

Hal itu berbeda dengan yang mereka temui di sejumlah negara lain. Keberagaman Indonesia dimungkinkan menjadi salah satu contoh positif tentang keterbukaan wawasan dan pola pikir generasi mudanya.

"Mahasiswa di sini (Indonesia) lebih terbuka wawasannya, berbeda dari negara lain saat kami temui," tandasnya.

Mustafa menambahkan, berawal dari genre musik yang tak jelas, mereka akan mengembangkan aransemen musiknya. Agar lebih diterima masyarakat, termasuk generasi muda, konsep lagunya akan dibuat lebih easy listening.

Sementara Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum mengungkapkan, pelbagai kegiatan dihelat dalam rangka memeriahkan milad kali ini. Konser dan dakwah itu menjadi salah satu agenda selain seminar, diskusi, upacara milad dan lainnya.

"Kegiatan melibatkan seluruh fakultas secara terpadu. Selain itu, pada kesempatan tersebut juga ada penyerahan hadiah lomba-lomba yang diselenggarakan pada milad ke-53 ini" imbuhnya. (Tr)