Woman Carrying Laborers Participated in a Fashion Show at Beringharjo Market

A total of 33 woman carrying laborers at Beringaharjo market, Yogyakarta on Thursday (5/4/2018) seemed happy to participate in a fashion show contest in the East Pendopo of Beringharjo Market. This event was to commemorate the 22nd Milad of Faculty of Pharmacy Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Kartini’s Day, and World Health Day.

By utilizing their energy, scarf, and basket, the female laborers who were mostly elderly seemed very enthusiastic to participate in the show until it was over. The committee provided prizes for the participants. What made this event caught the attention of visitors, even though the participants were not young anymore, was their sassiness with their actions.

According to Ryan Budi Nuryanto, the committee representative of the event, the fashion show was the first time ever that was conducted for female laborers at Beringharjo market. The assessment was not based on the beauty or appearance of the model, but rather on their originality. "What we judge is the correct carrying technique and their appearance in carrying the basket. These female laborers perform naturally without makeup, "said Ryan.

It has to be noted that Faculty of Pharmacy UAD also cooperated with blind masseuse to perform reflexology. The dean of Faculty of Pharmacy UAD, Dr. Dyah Aryani Perwitasari, Apt., Ph.D., explained that the faculty deliberately chose Beringharjo market as the location of the community service.

 "Women carrying laborers are rarely given attention. It can be seen that there are many elderly women who should not work by looking at their health," said Dyah during the event.

UAD Faculty of Pharmacy wanted to give special attention to the community that was rarely noticed. One of the ways taken by the faculty was by doing a free medical check-up including blood pressure, uric acid, blood sugar, reflexology, health consultation, and free medication. (ard)

Peringati Milad ke-16, FKM Selenggarakan Seminar Kesehatan

Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan seminar kesehatan dengan tajuk “Mewujudkan Masyarakat Sehat dengan Healthy City dan Healthy Tourism”, Senin (7/5/2018). Kegiatan yang berlangsung di aula barat kampus 4 UAD, Jln. Ringroad Selatan, Tamanan, Bantul, Yogyakarta, merupakan salah satu rangkaian Milad FKM ke-16.

Ahmad Ahid Mudayana, S.K.M.,M.P.H., mewakili panitia menyampaikan, seminar kesehatan ini tidak terlepas dari visi FKM UAD untuk mewujudkan masyarakat sehat di perkotaan dan kawasan wisata. Seminar kesehatan diikuti sekitar 250 peserta yang merupakan mahasiswa, praktisi kesehatan, dan alumni.

“FKM UAD ada di perkotaan dan wilayah wisata. Jadi, kami ingin berkontribusi untuk menyadarkan masyarakat dan mewujudkan kota yang sehat. Terciptanya kota sehat bisa menjadi percontohan bagi kota-kota lainnya,” papar Ahmad Ahid.

Sementara Dekan FKM Lina Handayani, S.K.M.,M.Kes., Ph.D. menyampaikan, tema yang diangkat merupakan bukti nyata kepedulian FKM untuk mewujudkan masyarakat, kota, dan wisata yang sehat. Pada Milad ke-16 ini, ia berharap FKM bisa semakin maju dan bermaslahat.

Seminar kesehatan ini menghadirkan empat pemateri. Pada panel pertama Jati Untari, S.K.M.,M.Kes., menyampaikan materi peran ahli kesehatan masyarakat dalam mewujudkan masyarakat sehat. Sementara drg. M. Taufik Abdul Kadir, M.Kes. dari bidang pelayanan kesehatan Dinkes DIY memberikan materi integrasi akademisi dan dinas kesehatan dalam mewujudkan health city.

Pada panel kedua Ir. Aris Riyanta, M.Si. Kepala Dinas Pariwisata DIY menyampaikan materi integrasi akademisi dan dinas pariwisata dalam mewujudkan health city. Pembicara terakhir drh. Asep Rustiawan, M.S. memberikan materi peran kesehatan masyarakat dalam mewujudkan Healthy City dan Healthy Tourism.

Di akhir acara ada pembagian hadiah, trofi, dan sertifikat bagi pemenang lomba debat, tahfiz, serta poster dalam rangka memperingati Milad FKM UAD ke-16. (ard)

UAD Kerja Sama dengan MPI PWM DIY

Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY bersama pengelola mediamu.id, belum lama ini mengunjungi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Tim diterima Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum. di ruang rektor kampus 1 Jln. Kapas 9 Semaki, Yogyakarta, didampingi Wakil Rektor I Dr. Muchlas, M.T. dan Kepala Kantor Universitas Dr. Hadi Suyono, S.Psi, M.Si.

Ketua MPI PWM DIY Dr. Robby Habiba Abror, S.Ag., M.Hum., mengatakan, UAD merupakan masa depan kampus Islam. Selama ini telah terbukti UAD memberikan dedikasinya kepada bangsa dan negara dalam hal pendidikan.

Menurut Robby, kemandirian merupakan bagian integral UAD selain integritas moral dan intelektual. Perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) ini juga sering menyelenggarakan kajian-kajian Islam secara intensif dalam skala regional, nasional, maupun internasional. Ia meyakini peradaban islam dapat tumbuh dan dimulai dari kampus UAD.

Sementara Kasiyarno berharap, ke depan MPI PWM DIY dapat bersinergi dengan UAD Yogyakarta, khususnya dalam hal dakwah Islam.

“Saat ini dakwah Islam tidak dapat dilepaskan dari media,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Muchlas, yang juga Ketua MPI PP Muhammadiyah mengatakan, bersama MPI PWM DIY, UAD optimis dapat membangun kerja sama, berkarya, dan berkontribusi untuk Muhammadiyah yang berkemajuan.

Kerja sama antara MPI PWM DIY dan UAD diawali dengan penyediaan server web mediamu.id dan peliputan kegiatan UAD. Implementasi kegiatan pertama yang akan dijalankan adalah peliputan pengajian Ramadan 1439 Hijriyah. Pengajian ini diselenggarakan PWM DIY bekerja sama dengan UAD.

Sebelum ini, UAD dan MPI PWM DIY pernah menjalin kerja sama di bidang perpustakaan dalam hal pemanfaatan dan pemberdayaan sumber daya manusia, teknologi informasi, serta literasi. (ard)

Beasiswa 1 Miliar untuk Kampung UAD

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta memberikan penghargaan UAD Award kepada Desa Pucang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Penghargaan tersebut berupa beasiswa senilai 1 miliar rupiah, 30 sembako untuk duafa, dan 20 parsel tea set bagi keluarga alumni UAD.

Beasiswa 1 miliar rupiah diserahkan Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum. kepada Wakil Bupati Banjarnegara, H. Syamsudin, S.Pd.,M.Pd. di pelataran TK Aisyiyah 2 Pucang, Rabu (2/5/2018). UAD Award ini dihadiri pejabat setempat, warga masyarakat, dan para alumni UAD di Desa Pucang. Pada kesempatan ini Rektor didampingi Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, dan Wakil Rektor III.

Dari penjelasan Kasiyarno, terpilihnya Desa Pucang sebagai penerima UAD Award karena prestasinya mengirim pemuda-pemudinya kuliah di UAD sejak masih bernama Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah. Ia berharap, beasiswa 1 miliar rupiah bisa digunakan untuk biaya kuliah calon mahasiswa dari Desa Pucang ke UAD.

“Syaratnya harus mendapat rekomendasi dari Lurah, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) atau Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) setempat. Beasiswa bisa digunakan untuk calon mahasiswa yang berkemauan tinggi, memenuhi kualifikasi, dan memiliki potensi,” tandasnya.

Desa Pucang, merupakan salah satu desa yang sekitar 19 kepala keluarganya merupakan alumni UAD. Jumlah ini belum semuanya, mengingat masih ada cukup banyak yang belum terdeteksi. Menariknya, ada satu keluarga besar yang 23 anggotanya kuliah di UAD, dari orang tua sampai cucu-cucunya.

Sampai saat ini terhitung ada sekitar 29 orang alumni UAD di Desa Pucang. Jumlah ini bisa bertambah, mengingat masih banyak mahasiswa yang sedang menempuh perkuliah di perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) ini. Dari 29 alumni, 16 orang di antaranya berasal dari RT 01 RW 08. Sedangkan 13 lainnya berasal dari RW 07.

Sri Listiyanti dan Endah Hartuti merupakan alumni UAD yang pertama kali dari Desa Pucang. Keduanya masuk UAD pada tahun 1985. Menurut keterangan Listiyanti, alumni UAD di Desa Pucang terbilang sukses. Hal itu terlihat dari banyaknya lulusan yang telah menunaikan dan mendaftar ibadah haji.

“Alhamdulillah, di sini alumni UAD menjadi tolok ukur keberhasilan di berbagai bidang. Baik dari segi intelektual, akhlak, maupun profesionalisme. Setelah lulus kebanyakan langsung mendapat pekerjaan. Rata-rata berprofesi menjadi guru, dan sudah banyak yang diangkat menjadi pegawai negeri. Di sini, hampir tidak ada alumni UAD yang menganggur,” terang Listiyanti.

Perempuan kelahiran Banjarnegara ini mengaku memilih UAD karena merupakan bagian dari Muhammadiyah yang mengedepankan intelektual, nilai moral, dan pendidikan agama. Motivasinya kuliah di UAD untuk memperoleh ilmu yang lebih tinggi dan meningkatkan kesejahteraan sebagai guru. Listiyanti yang dulu merupakan lulusan SPG hanya digaji 1.500 rupiah sebagai guru SD. Karenanya, ia meminta kepada bapaknya untuk dikuliahkan.

Sementara dalam sambutannya, Wakil Bupati mengatakan, tingkat pendidikan di Banjarnegara masih rendah, angka kemiskinan sekitar 18 persen, pengangguran masih tinggi, dan angka kematian ibu melahirkan juga masih tinggi. Karenanya, ia sangat berharap penghargaan dari UAD akan menjadi pemantik bagi warga Pucang khususnya, dan Banjarnegara pada umumnya untuk lebih maju.

“Kami berharap UAD Award memberi motivasi kepada desa-desa lain di Kabupaten Banjarnegara. Selain itu, ke depannya mudah-mudahan Desa Pucang bisa menjadi pelopor sebagai desa yang kreatif, inovatif, dan mandiri,” terangnya.

Syamsudin menjelaskan, pemerintah kabupaten siap mendampingi untuk pengembangan usaha di desa. Ia juga menginginkan agar UAD tidak hanya memberi award, melainkan bisa mendampingi secara nyata untuk mencerdaskan masyarakat. (ard)

 

Sosialisasi Kerja Sama Perguruan Tinggi di Belanda

“Indonesia sekarang lebih bermartabat di mata dunia, hubungan kerja sama semakin membaik. Kerja sama dapat dilakukan dengan langkah-langkah kecil dan terukur. Selanjutnya, diperkuat dengan Memorandum of Understanding (MoU). Indonesia merupakan negara yang unik, walau di tengah-tengah keterbatasan fasilitas. Cara mengajar di madrasah menjadi salah satu keunikan Indonesia di mata Belanda, khususnya dalam bidang pendidikan. Memanfaatkan keunikan yang dimiliki Indonesia untuk penelitian, menjadi cara untuk menjalin kerja sama,” ujar Din Wahid, Ph. D., Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag Belanda.

Sosialisasi Perguruan Tinggi Belanda ini berlangsung pada (23/4/2018) di kampus 1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Jl. Kapas No. 9, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta. Sosialisasi diikuti oleh dekan dan prodi yang ada di UAD.

“Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjalin kerja sama. Seperti, pengiriman dosen untuk kuliah lanjut, kolaborasi riset dan publikasi, pertukaran dosen, serta pertukaran mahasiswa,” jelas dosen Universitas Negeri Islam (UIN) Jakarta ini.

Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum. mengharapkan Din Wahid dapat membuka kerja sama yang produktif dengan Belanda, dan memberi masukan untuk mencari bibit yang sudah ada di UAD.

Sementara Prof. Dr. Sarbiran, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Urusan Internasional (WR IV) mengatakan, dengan adanya sosialisasi tersebut menjadi daya tarik bagi dosen untuk melanjutkan kuliah di negeri kincir angin. Selain itu, Sarbiran juga berharap ada realisasi tindak lanjut kerja sama antara perguruan tinggi di Belanda dengan UAD ke depannya.

(Ami)

Pengurus Baru, Tapak Suci UAD Fokus Tingkatkan Prestasi

Kamis (26/4/2018) telah dilakukan pelantikan pengurus baru Tapak Suci (TS) Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Bertempat di aula kampus 4 UAD, Jln. Ringroad Selatan, Tamanan, Bantul, Yogyakarta, sebanyak 34 kader Tapak Suci berjanji untuk melanjutkan estafet kepemimpinan.

Hadir dalam acara tersebut Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) Dr. Dedi Pramono, M.Hum., pembina Tapak Suci UAD Gatot Sugiharto, S.H.,M.H., dan beberapa Pimpinan Daerah Tapak Suci Kota Yogyakarta.

Terpilih sebagai ketua baru Ahmad Riki Saputra mahasiswa semester 2 Fakultas Agama Islam (FAI). Rizki mengungkapkan, di era kepemimpinannya, target kepengurusan baru akan mengadakan perlombaan pencak silat tingkat pelajar. Selain itu ia dan jajarannya sedang merancang perlombaan tapak suci antarperguruan tinggi yang terakhir kali diselenggarakan UAD tahun 2006 silam.

Menurutnya, perlombaan bagi para pelajar bertujuan untuk menjaring bibit muda potensial atlet tapak suci UAD.

“Regenerasi atlet dengan cara penjaringan melalui perlombaan yang akan diadakan UAD. Kami menawarkan beasiswa sains, seni, dan olahraga (SSO) bagi pesilat terbaik putra maupun putri. Bagi yang mendapatkan juara, pihak kampus akan memberikan keringanan biaya ketika masuk UAD,” ujarnya.

Di sisi lain Gatot berharap, kepengurusan Tapak Suci kali ini akan meningkatkan prestasi dan mengembangkan keatletan yang diimbangi dengan dakwah. Ia berpesan untuk menjadikan prestasi sebagai dakwah organisasi.

Dalam pelantikan ini juga ada penyerahan 3 piala kejuaraan yang telah diikuti  selama setahun terakhir. Selama tahun 2017 Tapak Suci UAD mendapat 3 piala. Juara 2 Airlangga Championship tapak suci nasional di Jawa Timur, Juara 3 Piala Presiden pencak silat antarperguruan tinggi ke-9 di UPN Yogyakarta, Juara 2 Kejuaraan Nasional tapak suci UMSU di Sumatra Utara.

Di sesi akhir pelantikan, ditutup dengan doa bersama dan pelepasan 15 atlet yang terbagi dalam 15 kategori tanding. Mereka akan berlaga dalam kejuaraan nasional tapak suci di Institut Pertanian Bogor (IPB) 3 hingga 5 Mei 2018. (ard)