UAD adakan Seminar Memasuki Dunia Kerja

 

Senin (15/12/2014), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) adakan seminar tentang tips dan trik memasuki dunia kerja. Acara yang bertempat di  auditorium kampus I Jalan Kapas 09 Semaki, Yogyakarta, ini diselenggarakan oleh Career Development Center UAD. Pemateri yang didatangkan berasal dari tim Garuda Organizer, sebuah perusahaan yang biasa menangani  event-event terkait dunia kerja.

Acara yang diadakan rutin setiap tiga periode dalam satu tahun setelah pelaksanaan wisuda sarjana dan pascasarjana tersebut dihadiri oleh para alumni, baik dari dalam maupun dari luar UAD.

Triantoro Safaria, S.Psi., Ph.D. selaku ketua panitia acara sekaligus kepala Career Development Center (CDC) mengungkapkan, “Pada acara seminar ini, para alumni dibekali cara-cara jitu untuk melamar pekerjaan. Mulai dari membuat resume, sampai cara menjawab pertanyaan-pertanyaan yang baik ketika proses interview.”

Tujuan seminar ini untuk membekali dan meng-upgrade pengetahuan alumni mengenai sikap menghadapi dunia kerja agar lebih matang ketika terjun langsung ke lapangan.

“Harapan setelah diadakannya acara ini adalah untuk memudahkan para alumni UAD dan universitas lain dalam mendapatkan pekerjaan setelah mereka lulus kuliah,” tutup Triantoro. (A/H)

Ribuan Peserta ikuti Job Fair UAD

 

Selasa (16/12/2014) berbeda dari biasanya, suasana terlihat sangat ramai. Ribuan orang memadati auditorium kampus I Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jalan Kapas 09 Semaki, Yogyakarta.  Tak sedikit dari mereka yang berdesakan berebut masuk.

UAD sebagai kampus yang peduli dengan dunia kerja dan alumni, mengadakan Job Fair. Acara tersebut diikuti oleh 15 perusahaan, baik nasional maupun multinasional, yang sedang membuka perekrutan.

Disela-sela acara, Triantoro Safaria, S.Psi., Ph.D. selaku ketua panitia acara tersebut menuturkan, “Job Fair ini diadakan bertujuan untuk menjembatani para alumni dalam mencari pekerjaan agar lebih mudah.”

Acara yang diprakarsai oleh Career Development Center (CDC) UAD ini mendapat respons sangat baik dari peserta maupun dari perusahaan yang bekerja sama. Bahkan, ada satu perusahaan yang langsung masuk sesi interview di hari itu juga. Perusahaan tersebut adalah MPM Finance.

“Semoga dalam Job Fair kali ini, para calon karyawan dapat mencari pekerjaan dengan mudah. Sebab, acara ini tak lain sebagai jembatan antara para calon karyawan dengan perusahaan,” tutup Triantoro. (A/H)

Jajan Enak di Hall Kampus II dan III

 

Koperasi Mahasiswa (Kopma) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan bazar makanan untuk memperingati Milad UAD ke-54. Utami, mahasiswa Pendidikan Biologi yang menjadi salah satu anggota Kopma mengatakan, “Bazar ini dibuka hari Rabu (17/12) dan akan berakhir pada Jum’at (19/12).”

Bazar makanan ini diadakan di hall kampus II dan III. “Alasan kami memilih kampus II dan III karena letak yang strategis,” lanjut Utami saat ditemui di tengah kesibukannya melayani pembeli.

Berbagai macam makanan tersedia di sana, seperti klepon, kue talam, jus, dan es pisang ijo yang merupakan makanan khas Makasar. Harga makanan yang tersedia pun sesuai dengan kocek mahasiswa.

Menurut Muarifah salah satu mahasiswa PBSI, “Acara ini bagus jika sering diadakan. Makanannya pun enak-enak.” Ditanya mengenai harga, dia menjawab, “Harga itu relatif, ya menurut saya harga makanan di sini sudah cukup murah.” (Rh)

UAD Dorong Mahasiswa Berprestasi

Dr. Abdul Fadlil selaku Wakil Rektor III menargetkan mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) untuk semakin berkembang. Hal ini sesuai dengan sasaran mutu yang menginginkan mahasiswa mampu lulus tepat waktu dengan IPK memuaskan, serta dapat berprestasi di kancah nasional maupun internasional. Terhitung Oktober-November ini, ada sekitar 10 prestasi yang diraih oleh mahasiswa.

UAD memiliki 204 mahasiswa asing yang berasal dari beberapa negara, seperti Tiongkok, Thailand, Malaysia, Ukraina, Filipina, Timor Leste, dan Mesir. Baru-baru ini, mahasiswi asal Tiongkok bernama Wang Yan, atau akrab dipanggil Yulia, mengikuti program 3+1 dan berhasil meraih juara II Lomba Esai yang diadakan oleh Dikti dalam rangka International Student Summit (ISS).

ISS dilangsungkan pada (13-16/11) di Grand Quality Hotel, Yogyakarta, dan diikuti oleh perwakilan mahasiswa internasional dari 20 universitas. Yulia mengikuti acara ini bersama 2 mahasiswi internasional lainnya, yaitu Phong Uyen Le (Yeni) dan Thanh Thao Truong (Tika) yang berasal dari Vietnam.

Di samping itu, kiprah mahasiswa UAD di luar negeri juga mendapat sorotan. Ahmad Luqman Hakim yang merupakan mahasiswa Program Studi Sastra Arab Fakultas Tarbiyah dan Dirasat Islamiyah (FTDI) kembali menorehkan kebanggaan. Mahasiswa semester VII ini menyabet peringkat 1st Runner Up  dalam ajang Debat Bahasa Arab antar-Universitas se-Malaysia. Acara Ma’al Ijrah Arabic Debate Championship 1436 M itu berlangsung di International Islamic University Malaysia, 31 Oktober hingga 3 November lalu.

Ahmad Luqman Hakim tercatat mengikuti program AIMS (ASEAN International Mobility Student) dengan beasiswa dari Dikti. Kemudian, ia terpilih untuk mewakili tim dalam ajang debat nasional tersebut. Sebelumnya, ia juga telah meraih juara II dalam Lomba Debat Bahasa Arab antar-Universitas se-Indonesia dalam Festival Timur Tengah 2014 di Universitas Indonesia.

Menurut Wakil Dekan FTDI Rika Astari, untuk menunjang prestasi mahasiswa, FTDI mengadakan beberapa studi klub, seperti bahasa Arab, bahasa Inggris, serta kaligrafi.

 

 

Prestasi Mahasiswa UAD Oktober dan November 2014

No

Jenis Prestasi

Juara

Tempat dan Event

Tanggal

1

Panzer_2art

 

 

2

Universitas Negeri Jakarta tema “Elektro Most Festival (E-Mosfet) 2014”

08 November 2014

2

Panzer_2art

Panzer 312

 

1

3

 

Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto tema “Line Tracer Soedirman (LTS)”

15 November 2014

 

3

Panzer_2art

RDC_Panzer ARM

RDC_Panzer 09

2

3

4

Universitas Negeri Yogyakarta tema “Electronics and Informatics Competition
(Elinfo) 2014

22-23 November 2014

4

Tapak Suci

Umum 1

Universitas Airlangga (UNAIR). tema “Airlangga Championship Tapak Suci National Open Cup 2014”.

12-17 Oktober 2014

5

Yulia (Wang Yan) Mahasiswa Asing UAD Juara Esai

2

Grand Quality Hotel, Yogyakarta, acara di adakan oleh Dikti  tema (Lomba Esai Tingkat Nasional

International Student Summit 2014

13-16 November 2014

6

Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional

1

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lambung Mangkurat (UNLAM) Banjarmasin. Tema “Nutrasetikal untuk Peningkatan Gizi Indonesia”

11 Oktober 2014

7

 

Karate (Kelas E Putri)

3

Kejuaraan Nasional Karate UNY CUP VI

14-16 November 2014

8

Tapak Suci

Juara 3

Juara 3

Juara 2

Juara 2

Juara 3

GOR Lembah Tennis Indoor UGM

Kejuaraan Nasional  Pencak Silat antar Perguruan Tinggi V yang diselenggarakan oleh   UGM

24 September Oktober 2014

9

Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional

Juara 1

Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin dalam event  The 3rd Pharmacoterapy (Pharmacy's Moment to Explore Passion and Creativity)

11 Oktober 2014

 

10

Debat Bahasa Arab

1st Runner Up

Debat Bahasa Arab antar-Universitas se-Malaysia dalam acara Ma’al Hijrah Arabic Debate Championship 1436 H/2014 M.

3 November 2014

 

Wisudawan Terbaik 1, 2, dan 3 Mempunyai IPK Sama

 

Dalam wisuda periode Desember, tercatat diikuti oleh 963 mahasiswa, dan sebanyak 212 mahasiswa dinyatakan cum luade. Ada tiga mahasiswa yang mempunyai IPK sama pada wisuda Sabtu, (13/12) di Jogja Expo Center (JEC) itu.

Baiq Nika Kumalasari tercatat sebagai wisudawan tertinggi pertama. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ini lulus dengan IPK 3.90.

Tidak jauh berbeda dengan peraih IPK kedua dan ketiga, mereka juga mempunyai IPK 3.90. Meskipun begitu, Apsus Grumilah dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris dan Setyaning Handayani dari Prodi Sastra Inggris harus mengakui keaktifan Baiq Nika Kumalasari saat perkuliahan. Baik di organisasi, maupun dalam prestasi lomba.

Dr. Abdul Fadlil selaku Wakil Rektor III mengatakan, untuk menentukan mahasiswa yang mempunyai nilai sama bukan hal yang mudah. Namun, UAD sudah mempunyai standar. Mahasiswa tidak hanya dinilai secara akademik, tetapi juga keaktifan dalam bidang keorganisasian, penalaran, maupun bidang minat bakat. 

“Baiq terpilih menjadi wisudawan peraih terbaik pertama karena mempunyai poin keaktifan. Selain terlibat di beberapa organisasi, dia juga tercatat aktif dalam bidang penalaran dan minat bakat. Peraih cum luade kedua dan ketiga juga sama-sama aktif, tetapi Baiq sedikit lebih unggul,” terang Fadlil.

Lebih lanjut Fadlil menambahkan bahwa UAD telah memberlakukan sistem kredit kegiatan mahasiswa untuk menumbuhkan spirit mahasiswa agar berpartisipasi dalam unit-unit kegiatan kemahasiswaan. “Semacam sistem entri Sistem Kredit Semester (SKS) yang akan diambil oleh mahasiswa. SKS tersebut bukan dalam bentuk mata kuliah, tetapi berupa kegiatan mahasiswa. Sistem ini diaplikasikan, walaupun selama ini hanya untuk menentukan seleksi penerimaan beasiswa. Ke depan, sistem ini akan dikembangkan menjadi bahan penerbitan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI).”

Sementara dalam kategori wisudawan S2, IPK tertinggi  diraih oleh Angga Kesuma Wijaya, mahasiswi Magister Pendidikan Bahasa Inggris dengan IPK 3.97 dan dari kategori wisudawan dengan masa studi tercepat diraih Isa Amilia Hamida dari Prodi Farmasi  yang menempuh masa studi selama 3 tahun, 10 bulan, dan 14 hari dengan IPK 3.53.

Tips dan Trik Melamar Kerja

How to be a great candidate?”

Pertanyaan inilah yang pertama kali disampaikan oleh Wina, pemateri dari PT Garuda Nusantara Kencana, Jakarta. Seminar yang dilaksanakan Senin, (15/12) di auditorium kampus I UAD Jalan Kapas 09 Semaki, Yogyakarta ini dihadiri oleh alumni dari UAD maupun universitas lain di Yogyakarta. Dalam seminar, diterangkan tentang tata cara, tips, dan trik untuk melamar pekerjaan serta tahap-tahap dalam menulis resume (CV) dan cara wawancara (interview) yang baik dan benar.

Wina mengungkapkan bahwa terdapat 2 faktor utama yang dicari dari seorang pekerja, yakni hard skills yang mencakup kemampuan dan pengetahuan, serta soft skills yang memuat tentang karakter dan kepribadian. Faktor tersebut sangat penting dan pasti dibutuhkan bagi karyawan untuk dapat menjalin kerja sama yang baik dengan perusahaan.

“Satu hal yang harus disadari bahwa bekerja adalah dunia nyata yang notabenya manusia akan menjadi seorang individu yang dapat menentukan siapa dirinya,” terang Wina yang merupakan HRD PT Garuda Nusantara Kencana.

“Ada beberapa kunci untuk menjadi kandidat yang tepat. Pertama, harus memiliki perspektif utama yaitu employers. Kedua, ketahui kepribadian dan karakter pada diri sendiri. Ketiga, melakukan pencarian mengenai informasi pekerjaan dengan melakukan metode-metode yang tepat, seperti mencari informasi dari media cetak, referensi, bursa kerja, dan lain-lain. Keempat, harus dapat menyajikan resume terbaik agar perusahaan dapat tertarik sehingga dapat segera dipanggil untuk kemudian ke tahap berikutnya yakni interview. Kelima, berikanlah show terbaik saat interview karena hal itu penting untuk menarik apresiasi pihak perusahaan,” lanjutnya.

Selain itu, Wina juga mengungkapkan hal-hal yang harus dilakukan ketika menjadi karyawan. Di antaranya fokus, yakni fokus dalam bekerja, dan dapat bertanggung jawab. Tanggung jawab karyawan sangat diperlukan dalam mengatur pekerjaan yang diserahkan sepenuhnya oleh perusahaan. Selain itu, karyawan juga harus menyiapkan mental yang baik dalam menjalin kerja sama dengan atasan maupun rekan kerja yang lain.

Di akhir acara, Wina menambahkan, “Jangan takut untuk mengembangkan diri Anda karena mungkin ada sesuatu yang lebih baik tertanam di dalamnya. Sedangkan yang membuat segala sesuatu menjadi indah dan mudah adalah semangat serta kegigihan Anda sendiri.” (AKN)

Revitalisasi Budaya Melalui Orange Festival

Berbagai cara dilakukan untuk memeriahkan Milad UAD ke-54. Salah satunya dengan mengadakan Orange Festival pada (1-20/12). Kali ini, terdapat empat stand perlombaan, di antaranya keagamaan, IPTEK, kesenian, dan festival kuliner yang akan diadakan pada puncak perayaan Sabtu (20/12) mendatang.

Orange Festival tahun ini lebih menekankan pada revitalisasi budaya dan pengembangan jati diri mahasiswa. “Penekanan terhadap revitalisasi budaya dilakukan karena sejauh ini bangsa Indonesia belum memahami secara dalam tentang budaya negerinya sendiri,” kata Adhitya Rechandy Christian Santoso selaku ketua panitia Orange Festival.

“Semua fakultas di UAD akan diaktifkan untuk mengikuti perlombaan-perlombaan dalam Orange Festival yang akan dilaksanakan di kampus II dan III.” Lanjutnya.

Dengan diadakannya Orange Festival ini, diharapkan seluruh mahasiswa dapat memiliki jati diri yang sesungguhnya, juga dapat memiliki nilai moral dan budaya yang tinggi, sesuai dengan motto UAD, Moral and Intelectual Integrity.

“Semoga perayaan ini dapat menjadi wadah untuk menjalin kebersamaan antarmahasiswa dan seluruh warga UAD,” tutup Adhitya yang juga bergelut di bidang Tata Usaha Fakultas Ekonomi ini.(AF)

 

Berkarya dalam Rumah Penyair 2

 

            Forum Apresiasi Sastra (FAS) ke-41 yang rutin diadakan setiap Rabu pada minggu kedua menghadirkan Iman Budhi Satosa dan Latief S. Nugraha sebagai pembicara. Acara yang terselenggara berkat kerja sama dengan LSBO PP Muhammadiyah ini mengadakan peluncuran Antologi Puisi Rumah Penyair 2 karya mahasiswa semester 5 kelas C dan D PBSI.

            “Kita harus terus membaca untuk dapat menciptakan suatu karya,” kata Latief yang merupakan salah satu penggerak Studio Pertunjukan Sastra (SPS) Yogyakarta. Menurutnya, di dalam Rumah Penyair 2 sudah ada beberapa puisi cukup baik, tetapi ada pula yang belum dapat disebut puisi.

            Sementara menurut Iman Budhi Santosa, “Menulis puisi berbeda dengan menulis makalah atau karya ilmiah lainnya. Tidak ada hubungannya menulis puisi dan intelektualitas. Dalam menulis puisi, dibutuhkan momentum puitik, yakni hasil perenungan seorang pencipta,” ujar pendiri Persada Studi Klub (PSK) tersebut.

            Iman juga menyinggung tentang penulisan judul puisi, “Judul merupakan mahkota sajak. Di dalam Puisi Rumah Penyair 2, banyak yang menggunakan satu kata dalam memberi judul. Hal ini sedikit membingungkan karena satu kata dapat menunjukkan dimensi yang luas.”

            FAS yang bertempat di hall kampus II UAD itu ditutup dengan pembagian dua buku Rumah Penyair 2 kepada dua mahasiswa yang bersedia membacakan puisi di yang ada di dalam antologi tersebut. (Rh)

Kepatuhan Pasien: Faktor Penting dalam Keberhasilan Terapi

Oleh: Risa Umari Yuli Aliviyanti

Mahasiswa Farmasi Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

 

Menurut laporan WHO, pada tahun 2003, kepatuhan rata-rata pasien pada terapi jangka panjang terhadap penyakit kronis di negara maju hanya sebesar 50%, sedangkan di negara berkembang jumlah tersebut bahkan lebih rendah. Kepatuhan pasien sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi, terutama pada terapi penyakit tidak menular. Seperti diabetes, hipertensi, asma, kanker, gangguan mental, penyakit infeksi HIV/AIDS, dan tuberculosis.

Dari laporan tersebut, dapat diketahui bahwa diagnosa yang tepat, pemilihan serta pemberian obat yang benar dari tenaga kesehatan, ternyata belum cukup untuk menjamin keberhasilan suatu terapi jika tidak diikuti dengan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat.

Ketidakpatuhan pasien pada terapi penyakit nyatanya dapat memberikan efek negatif yang sangat besar. Sebab, persentase kasus penyakit-penyakit tersebut di seluruh dunia mencapai 54% dari seluruh penyakit pada tahun 2001. Angka ini bahkan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 65% pada tahun 2020 mendatang.

Di samping itu, ada beberapa hal penting yang mempengaruhi kepatuhan. Di antaranya pasien, faktor terapi, faktor sistem kesehatan, faktor lingkungan, dan faktor sosial ekonomi. Maka tidak hanya pasien, pembenahan dalam sistem kesehatan dan petugas pelayanan kesehatan pun turut mempengaruhi. Selain itu, diperlukan strategi khusus terhadap pasien dengan penyakit tertentu untuk mengembangkan meningkatkan kepatuhan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Selain faktor sistem kesehatan dan petugas pelayanan kesehatan, faktor lingkungan dan keluarga pasien juga berpengaruh dalam menumbuhkan kepatuhan pasien.

Di atas semua faktor itu, diperlukan komitmen yang kuat dan koordinasi yang erat dari seluruh pihak, yakni profesional kesehatan, peneliti, tenaga perencanaan, dan para pembuat keputusan. Secara umum, hal-hal yang perlu dipahami dalam meningkatkan kepatuhan adalah bahwa:

1. pasien memerlukan dukungan, bukan disalahkan,

2. konsekuensi dari ketidakpatuhan terhadap terapi jangka panjang adalah tidak tercapainya tujuan terapi dan meningkatnya biaya pelayanan kesehatan,

3. peningkatan kepatuhan pasien dapat meningkatkan keamanan penggunaan obat,

4. kepatuhan merupakan faktor penentu yang cukup penting dalam mencapai efektivitas suatu sistem kesehatan,

5. memperbaiki kepatuhan dapat merupakan intervensi terbaik dalam penanganan

secara efektif suatu penyakit kronis (jangka panjang),

6. sistem kesehatan harus terus berkembang agar selalu dapat menghadapi berbagai tantangan baru, serta

7. diperlukan pendekatan secara multidisiplin dalam menyelesaikan masalah ketidakpatuhan.

Banyak faktor berhubungan dengan kepatuhan terhadap terapi penyakit kronik (jangka panjang) yang dijalani pasien, yaitu:

  • Faktor pasien

Umur, jenis kelamin, dan suku atau ras berhubungan dengan kepatuhan pasien di beberapa tempat. Pengetahuan mengenai penyakit tuberkulosis dan keyakinan terhadap efikasi obatnya akan mempengaruhi keputusan pasien untuk menyelesaikan terapinya atau tidak.

  • Kompleksitas regimen

Banyaknya obat yang harus diminum, toksisitas, serta efek samping obat dapat menjadi faktor penghambat dalam penyelesaian terapi pasien.

  • Dukungan dari petugas pelayanan kesehatan

Empati dari petugas pelayanan kesehatan memberikan kepuasan yang signifikan pada pasien. Untuk itu, petugas harus memberikan waktu yang cukup untuk memberikan pelayanan kepada setiap pasien.

  • Cara pemberian pelayanan kesehatan

Sistem yang terpadu dari pelayanan kesehatan harus dapat memberikan sistem pelayanan yang mendukung kemauan pasien untuk mematuhi terapinya. Dalam sistem tersebut, harus tersedia petugas kesehatan yang berkompeten melibatkan berbagai multidisiplin, dengan waktu  pelayanan yang fleksibel. Pasien yang dilayani pada klinik dokter keluarga, lebih banyak mengunjungi dokternya dengan tujuan untuk mendapatkan konseling terapi daripada untuk memeriksakan diri karena terserang penyakit yang akut. Masalah biaya pelayanan juga merupakan hambatan yang besar bagi pasien yang mendapat pelayanan rawat jalan dari klinik umum. Hambatan terhadap akses pelayanan juga berhubungan dengan buruknya kontrol metabolik.

Sementara itu, tujuh faktor intra personal penting yang berhubungan dengan kepatuhan meliputi umur, jenis kelamin, penghargaan terhadap diri sendiri, disiplin diri, stres, depresi, dan penyalahgunaan alkohol.

Umur berpengaruh terhadap kepatuhan dalam menerapkan terapi non farmakologi berupa aktivitas fisik. Pada kasus diabetes misalnya, pasien dengan usia muda lebih banyak melakukan terapi fisik sehingga mengeluarkan kalori lebih banyak daripada pasien usia lanjut.

Untuk faktor inter personal, ada hal penting yang harus diperhatikan, yakni faktor kualitas hubungan antara pasien, petugas pelayanan kesehatan, dan dukungan keluarga. Komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan juga sangat memperbaiki kepatuhan pasien.

Sementara itu, faktor lingkungan terdiri atas sistem lingkungan dan situasi dengan risiko tinggi. Perilaku pengaturan pengobatan oleh diri sendiri terjadi dalam lingkungan yang berubah secara rutin. Misalnya dari lingkungan rumah, lingkungan kerja, dan lingkungan masyarakat yang berhubungan, dengan kebutuhan serta prioritas yang berbeda-beda. Setiap ada perubahan lingkaran kegiatan rutin, setiap orang perlu melakukan penyesuaian. Situasi yang menyebabkan terjadinya ketidakpatuhan disebut situasi dengan risiko tinggi. Sebagai contoh, situasi lingkungan yang cenderung membuat pasien diabetes melanggar aturan diet makanannya adalah pada saat liburan karena adanya kegiatan pesta.

Oleh karena itu diperlukan kerja sama yang saling menguatkan antara pasien, tenaga professional kesehatan, dan keluarga untuk membantu meningkatkan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat. Rendahnya kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat menjadi salah satu penyebab utama kegagalan pengobatan yang ada selama ini.

Mencicipi Makanan Khas 9 Negara di UAD

Para pengunjung yang hadir langsung bergerombol menuju stand makanan yang berjajar menggiurkan di halaman UAD kampus I, (6/12/2014). Sebelum mencicipi, pengunjung harus mengisi daftar hadir dan mengambil kupon yang disediakan panitia. Satu mahasiswa mendapat 3 kupon makan gratis. Kupon yang disediakan pun terbatas.

“Enak rasanya,” begitulah komentar Ayu, mahasiswi Akuntansi setelah mencicipi makanan khas Malaysia, India, dan Ukraina.

 Terhitung, ada sembilan negara−termasuk Indonesia−yang mengikuti acara Festival Kuliner yang diikuti sekitar 200 mahasiswa asing UAD.  Acara yang diadakan oleh Kantor Urusan Internasional (KUI) ini merupakan agenda tahunan. “Kami muter dari kampus ke kampus. Acara ini sudah masuk tahun kelima,” jelas Danang, panitia acara dari KUI.

Makanan yang disediakan bermacam-macam, sesuai khas negaranya. Seperti dari Thailand dengan Tomyam-nya, Vietnam dengan Bapxao, Cha Gio, dan Che Dau, serta Ukraina dengan salad-nya. Para peserta mengaku memasak sendiri makanan tersebut.

Stand makanan juga dihias dengan meriah. Mulai dari bendera, foto, sampai menghadirkan aksesori dari negara masing-masing. Beberapa mahasiswa asing pun menggunakan baju khas. Seperti mahasiswi asal India yang memakai sari, pakaian tradisional India. Selain itu, Anastashia menggunakan vishyvhanka, kemeja khas Ukraina.(mW)