Amien Rais: UAD Sudah Go International dan Merebut Hati Masyarakat

Selasa (30/12/2014), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan pengajian Muhasabah Refleksi Akhir Tahun Menyongsong Tahun Baru Miladiyah. Acara yang berlangsung di auditorium kampus I ini menghadirkan Prof. Dr. H. M. Amien Rais, M.A. sebagai pembicara.

Amien Rais dalam pidatonya menyampaikan perkembangan UAD. Menurutnya, universitas ini sudah mengalami globalisasi. Hal itu terlihat dari meningkatnya kerja sama dengan luar negeri dan semakin banyaknya mahasiswa asing yang kuliah di UAD.

“Mari kita syukuri, UAD yang perlahan maju dan dapat merebut hati masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya,” katanya.

Acara tahunan tersebut juga dihari oleh para dosen, karyawan, serta para petinggi lainnya. Dr. H. Kasiyarno, M. Hum. selaku  Rektor UAD dalam sambutannya berharap kepada civitas akademika agar menyambut tahun baru dengan refleksi diri sebagai bentuk koreksi. “Sudahkah Anda memberikan yang terbaik untuk UAD?”

Lebih lanjut, Kasiyarno mengimbau kepada dosen dan karyawan untuk kerja keras jangan malas, kerja tuntas jangan culas, kerja cerdas sampai muntas.

“Kita sudah go international, mari kita tingkatkan kualitas, agar semakin meningkat dan meningkat,” pintanya.

Refleksi Akhir Tahun untuk Tahun Baru yang Lebih Baik

Kedatangan Prof. Dr. H.M. Amien Rais, M.A. disambut meriah oleh peserta pengajian muhasabah di auditorium kampus I Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jalan Kapas 09 Semaki, Yogyakarta, Selasa (30/12/14).

Pengajian yang bertajuk “Refleksi Akhir Tahun Menyongsong Tahun Baru Miladiyah” ini digelar untuk menyongsong tahun 2015. Sesuai yang diharapkan penyelenggara, Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI), acara tersebut bertujuan untuk mengevaluasi perjalanan kehidupan tahun 2014 dan memotivasi untuk lebih baik pada 2015, juga tahun-tahun selanjutnya.

Riuh tepuk tangan peserta yang terdiri atas para dosen, karyawan, staf, dan mahasiswa UAD mengiringi Amien Rais menuju podium ceramah. “Diam-diam UAD sudah mengalami globalisasi, banyak melakukan perubahan dalam berbagai bidang,” ujar mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini. Ia menghimbau agar UAD menjadi lebih baik, tentunya dengan Muhammadiyah yang disandangnya.

“Perkembangan umat manusia yang semakin banyak telah memunculkan meningkatnya ateisme sehingga agama semakin tipis pengaruhnya dalam menuntun kebaikan. Apalagi jika kita lihat perilaku mengerikan orang-orang modern yang jauh dari agama.”

Selanjutnya, ia menyebutkan beberapa contoh. Di antaranya moral kemanusiaan yang hancur dan sulit untuk memperbaikinya, genosida (nyawa manusia sudah dianggap tidak penting), ecologycal extraction yaitu daratan perlahan telah ditenggelamkan lautan, dan bongkahan es di kutub perlahan mencair.

“Ketika manusia memusuhi alam, maka alam akan membalasnya dengan bencana-bencana seperti gempa, gunung meletus, banjir, dan lain-lain. Banyak manusia yang tidak dapat membedakan adil dan zhalim. Allah juga telah berfirman, ‘Allah menciptakan dunia dan isinya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia, tetapi mustahil cukup untuk melayani keserakahan manusia’,” ujar Amien Rais.

“Saya harap, universitas Muhammadiyah seperti UAD mampu merekonstruksi hal-hal yang baku menjadi sewajarnya dengan selalu bermuhasabah. Muhammadiyah merupakan sarana dan wahana yang mampu membentengi umat dari gempuran akidah serta menjadi sayap bagi gerakan dakwah agar dapat terbang bersama.”

Lebih lanjut disampaikan, saat ini internet memiliki pengaruh luar biasa dari kaum-kaum ateis dan yang antipati terhadap Islam. Internet juga bersifat multidimensional yang bertujuan menenggelamkan agama. Sejalan dengan moral manusia yang tidak keruan, agama perlahan dirobohkan.

“Sebagai bangsa yang baik, kita senantiasa berhati-hati, berpikir cermat, dan piawai dalam melihat bangsa ini agar tidak mudah dipengaruhi bangsa lain. Sebagai pilar Islam, Muhammadiyah harus peka terhadap pemuda-pemudi, serta dapat merefleksikan agama Allah berkaitan dengan kehidupan yang semakin carut-marut.”

Di akhir acara, Amien Rais mengungkapkan, “Mari kita syukuri, UAD yang perlahan maju sehingga dapat merebut hati masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.” (AKN)

UAS UAD tanggal 5 s/d 17 Januari 2015

UAS UAD tanggal 5 s/d 17 Januari 2015

UAD Bagun Peran Global, Tebarkan Manfaat Lokal

“UAD terus berupaya berperan global sebagai universitas yang diakui secara  internasional. Namun di sisi lain, tetap memberikan komitmen yang tinggi pada potensi lokal dalam bidang pendidikan,” kata Dr. Kasiyarno. M.Hum. dalam upacara Milad ke-54, saat menyampaikan laporan tahunan Rektor 2014 Sabtu (27/12/2014) di auditorium kampus I.

Pada kesempatan tersebut, Kasiyarno juga melaporkan tentang Penjaminan Mutu, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia, Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Kerja Sama, Kerja Sama Internasional, Pengabdian Masyarakat, Mahasiswa Baru, Kegiatan dan Prestasi Mahasiswa, Keberlanjutan, serta Diversifikasi Sumber Dana dan Kesejahteraan.

            “Implementasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di UAD sudah mendapatkan pengakuan stakeholder eksternal, baik dalam maupun luar negeri. Secara berturut-turut sejak tahun 2011, Dewan TIK Nasional (DetikNas) menganugerahkan penghargaan khusus kepada PTN dan PTS yang berhasil menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada tahun 2014 ini, UAD masuk dalam 21 terbaik tingkat nasional,” ujarnya.

Upaya peningkatan proses pembelajaran juga dilakukan dengan melakukan berbagai inovasi, dalam proses pengembangan maupun pengelolaan kurikulum. Salah satunya adalah membentuk Badan Pengembangan Akademik (BPA) pada tahun 2014, dan telah melakukan sosialisasi penerapan kurikulum.

Di bidang penelitian, UAD mengalami peningkatan yang signifikan, dari perolehan dana maupun kualitas penelitiannya. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah dana yang diperoleh dari luar UAD sekitar 3 kali lipat dibandingkan tahun 2012. Selain itu, dukungan dana dari internal universitas sekitar 4 kali lipat dibandingkan tahun 2012. Peningkatan kualitas penelitian ditandai dengan banyaknya jumlah publikasi di prosiding internasional, jurnal nasional, jurnal internasional, dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

            Kerja sama internasional UAD saat ini telah merambah 12 negara dengan menggandeng setidaknya 46 perguruan tinggi dari kawasan Asia, Australia, Timur Tengah, dan Eropa Timur. KKN internasional sudah mencapai negara Filipina, Kamboja, Mesir, dan Thailand. UAD juga secara rutin mengirimkan dosen-dosen untuk mengajar di luar negeri, khususnya di Tiongkok, Malaysia, dan Thailand.  Khusus di Thailand, setiap tahun secara rutin UAD mendapat permintaan untuk mengirimkan alumni guna mengajar di sekolah-sekolah dasar dan menengah di 11 sekolah di negara tersebut. Mata pelajaran yang dibina mencakup Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, serta Matematika.

Hampir seluruh kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan aktualisasi spirit menebarkan manfaat lokal. Pada tahun 2014 ini, UAD telah melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk: (1) membangun desa-desa binaan, antara lain di kecamatan Pleret, Bantul, yang merupakan sentra produksi tahu dengan mendorong dan mendampingi masyarakat melakukan pengolahan limbah tahu menjadi minuman nata de soya; (2) melakukan konservasi penyu di Pantai Parangtritis; (3) Pendampingan pembudidayaan jahe emprit dan emping mlinjo rendah purin di Kasihan; (4) Pendampingan pengolahan limbah bonggol pisang menjadi makanan camilan di kecamatan Mergangsan; (5) Pendampingan pengolahan singkong menjadi tepung mokaf dan ganyong menjadi tepung bahan pembuatan roti di Gunungkidul; (6)Pendampingan masyarakat dalam pengolahan teh herbal dari tanaman pegagan dan daun srikaya di kecamatan Samigaluh; serta (7) Pendampingan pengolahan makanan pendamping ASI dari tempe di Sleman.

Kembangkan Industri Jamu Menuju Kemandirian Bangsa

“Peran teknologi untuk meningkatkan daya saing produk dan industri jamu perlu diperhatikan untuk mengembangkan jamu di Indonesia,” kata Dr. Ir. Unggul Priyanto, M.Sc., Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Dalam pidato Milad ke-54 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Sabtu (27/12/2014), Unggul Priyanto menyampaikan bahwa jamu merupakan aset bangsa yang harus dilestarikan, dimanfaatkan, dan dikembangkan. Dari hasil riset tumbuhan obat dan jamu yang dilakukan oleh Badan Litbang Kementerian Kesehatan tahun 2012−2013 pada 246 etnis (sekitar 20% dari seluruh etnis yang ada) di 182 kabupaten dalam 26 provinsi di luar Pulau Jawa, telah ditemukan 24.927 tumbuhan lokal berkhasiat obat dan 13.665 jenis ramuan tradisional (Balitbang Kesehatan, 2013).  Suatu kekayaan budaya dan pengetahuan tradisional yang luar biasa.

Beberapa kondisi strategis yang menjadi tantangan dan peluang dalam pengembangan industri jamu tersebut di antaranya karena kecenderungan masyarakat global untuk menggunakan produk berbasis bahan alam (jamu) terus meningkat. Hal ini dapat diukur dengan semakin meningkatnya pasar dunia untuk produk herbal yang diperkirakan mencapai 5 triliun dolar pada 2050 mendatang. Pertumbuhan pasar dalam negeri pun terus meningkat.

Pada 2010 saja, nilai pasar dalam negeri mencapai sebesar 10 triliun rupiah. Nilai ini meningkat secara signifikan menjadi 13 triliun rupiah pada 2012, sekitar 21% dari total pasar farmasi nasional. Selain itu, telah diterapkannya integrasi pelayanan kesehatan tradisional ke dalam pelayanan kesehatan konvensional di beberapa negara, seperti Tiongkok dan India yang diikuti oleh beberapa negara lain, menjadikan peluang lebih tinggi.

Pemerintah sudah merespons untuk perkembangan jamu. Terakhir pada 2012−2014, telah dimunculkan wacana dan diskusi intensif tentang ikonisasi jamu, yaitu komunikasi pengembangan jamu dalam perspektif sosial ekonomi untuk mendorong pemahaman dan promosi jamu. Hal ini diikuti dengan upaya penguatan payung hukum, yaitu penyusunan naskah akademik RUU Jamu dan deklarasi pembentukan Dewan Jamu Indonesia.  Selanjutnya, dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional (PP Yankestrad) pada 3 Desember 2014 menjadi acuan bagi para praktisi pelayanan kesehatan tradisional.

UAD dalam Milad ke-54 ini ikut mengembangkan jamu sebagai cara memajukan aset bangsa. Dengan mengusung tema “Pengembangan Industri Jamu Menuju Kemandirian Bangsa”, pada Minggu (19/10/2014) di Titik Nol Kilometer, digelar acara minum jamu gendong bersama dosen, karyawan, dan masyarakat sekitar. Sebelumnya, Fakultas Farmasi pada tahun 2011 juga telah meraih Rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) secara resmi dinobatkan sebagai Pemrakarsa dan Penyelenggara Kampanye Obat Herbal Jamu Milik Indonesia dengan peserta terbanyak, yaitu 1003 volunteer melebihi dari yang ditargetkan.

“Komitmen dan sinergi menjadi kata kunci penting untuk membangun bangsa ini, termasuk pengembangan jamu. Pengembangan produk jamu dengan konsep demand pull (tarikan pasar) akan lebih tepat dan cepat untuk bisa direalisasikan ke pasar daripada konsep technology push. Untuk itu, skema sinergi ABG (Academician, Business, Government) merupakan skema sinergi yang tepat untuk diterapkan dalam pengembangan produk dan industri jamu. Sinergi ABG dan komunitas harus dibangun dengan semangat keindonesiaan yang tinggi dalam rangka menggali, memanfaatkan, dan mengembangkan jamu berbasis inovasi teknologi,” ucap Unggul.

“Mari kita jadikan jamu sebagai tuan rumah yang baik di negeri sendiri dan menjadi tamu agung di negeri orang,” harapnya.

 

PPKn UAD Adakan Kajian Eksplorasi Hukum Humaniter Bersama International Committee of The Red Cross

Untuk menambah kemampuan tim Palang Merah Remaja (PMR) dalam bidang kemanusiaan, Program Studi PPKn UAD bersama International Committee of The Red Cross (ICRC) mengadakan kajian tentang Eksplorasi Hukum Humaniter (EHH). Tujuannya adalah agar tim PMR PPKn dapat mengetahui metode-metode dalam menyampaikan nilai-nilai kemanusiaan.

Acara ini dihadiri pula oleh perwakilan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat, PMI Kota Yogyakarta, KSR PMR Unit X UAD, Kantor Urusan Internasional (KUI) UAD, serta dosen Prodi PPKn.

Sebagai pembicara dari ICRC adalah Freedy Nggadas. Laki-laki asal Timor Leste ini dikenal sebagai trainner dalam bidang EHH. Ia memberi materi selama dua hari, yakni Sabtu−Minggu (20−21/12/2014). Materi yang diberikan sangat mengesankan karena dilakukan dengan berbagai bentuk media pembelajaran. Salah satunya dengan bermain peran yang berjudul “Sejarah Hendy Dunant dalam membentuk ICRC di seluruh dunia” dan “Perbedaan antara ras kulit putih dan ras kulit hitam”.

Pentingnya dilakukan kajian tersebut adalah, agar pembelajaran EHH yang include dalam ekstrakurikuler PMR lebih menarik, kreatif, dan tidak membosankan. Selain itu, peserta didik dapat dengan mudah memberikan pertolongan kepada korban bencana alam maupun korban konflik. Manfaat selanjutnya, nilai-nilai kemanusiaan dengan mudah terinternalisasi dalam tim PMR PPKn.  

Kegiatan ini diakhiri dengan sambutan Wakil Rektor III, Dr. Abdul Fadlil, M.T.  Ia berkata, “Sangat apresiatif terhadap kegiatan training of facilitator ini karena dapat mendorong mahasiswa untuk aktif dalam berbagai kegiatan mahasiswa. Selain itu juga dapat meningkatkan softskill mahasiswa, sebagai antisipasi terhadap adanya kebijakan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI).”

Dalam acara tersebut, Abdul Fadlil sekaligus melaksanakan pengukuhan dengan memakaikan rompi secara simbolis kepada tim PMR PPKn dengan didampingi oleh Freedy Nggadas (ICRC) serta dosen PPKn UAD lainnya.

Intip Rangkaian Acara Semarak PBSI FKIP UAD

 

                Rangkaian acara Semarak PBSI FKIP UAD 2014 tidak hanya berhenti pada acara presentasi hasil penelitian dosen dan peluncuran buku karya mahasiswa serta dosen PBSI yang berlangsung pada 23 Desember 2014 lalu. Pada 6 dan 7 Januari 2015 mendatang, akan diadakan Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu, ada pula pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk guru SMP dan SMA/SMK se-Kabupaten Bantul, yakni pada 9−23 Januari 2015.

Selanjutnya pada 16−30 Januari 2015, diadakan Pelatihan Penulisan Puisi dan Cerpen untuk siswa dan guru SMA/SMK Muhammadiyah se-Kabupaten Bantul. Dilanjutkan dengan Pelatihan Pekan Kreativtas Mahasiswa (PKM) pada 14 Februari 2015. Dua hari kemudian, diadakan Pelatihan Public Speaking dan prsentasi efektif. Acara ditutup dengan Workshop Lesson Studies Prodi PBSI FKIP UAD.

                Harapannya, rangkaian acara yang berakhir pada Februari 2015 ini dapat berjalan lancar dan sukses. (Rh)

 

Kreativitas Tanpa Batas

 

            Selasa (23/12/14), Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mengadakan Semarak PBSI FKIP UAD 2014. Acara ini terdiri atas presentasi hasil penelitian dosen PBSI, dan peluncuran buku karya dosen serta mahasiswa. Hermanto, S.Pd.,  M.Pd. selaku ketua panitia mengatakan, “Acara presentasi hasil penelitian dosen memang setiap tahunnya diadakan, tetapi baru sekarang acara dibuat sebesar ini.”

Sementara itu dalam sambutannya, Dra. Triwati Rahayu, M.Hum. selaku Kepala Prodi PBSI mengatakan, acara tersebut diharapkan dapat menjadi acuan untuk mahasiswa dan dosen agar terus berkarya. “Kegiatan ini terkait dengan Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.”

Semarak PBSI FKIP UAD 2014 yang diselenggarakan di auditorium kampus II ini turut dihadiri oleh 6 dosen yang mempresentasikan hasil penelitiannya. Mereka adalah:

  • Dedi Wijayanti, S.Pd., M.Pd. dengan judul “Penerapan Lagu Anak-Anak Karya Sigit Baskara: Sebuah Alternatif Model Pembelajaran Tematik Terpadu dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas Rendah”,
  • Iis Suwartini, S.Pd., M.Pd. dengan judul “Analisis Teks Eksplanasi Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah”,
  • Siti Salamah, S.S., M.Hum.  dengan judul “Studi Kasus Pemerolehan Bahasa Pada Nabila (Anak usia 1:4−1:8 bulan)”,
  • Roni Sulistiyono S.Pd., M.Pd. dengan judul “Membaca Hening Berkesinambungan Melalui Jurnal Permainan Ulat Bulu, Gerbong Cerita, dan Buah Cerita untuk Meningkatkan Minat Baca”,
  • Wachid Eko Purwanto, M.A. dengan judul “Sindiran dalam Puisi Anggota Partai Gerindra dan PDIP: Dialektika Politik Menjelang Pemilihan Presiden Indonesia Tahun 2014”, dan
  • M. Ardi Kurniawan, S.S., M.A. dengan judul “Indonesia dalam Kartun Malaysia: Studi Kasus Serial Kartun Upin Ipin”.

            Kemudian, acara dilanjutkan dengan peluncuran buku-buku karya dosen dan mahasiswa. Kurang lebih ada 7 buku yang diluncurkan. Di antaranya kumpulan wacana dan pragmatik, serta dokumentasi puisi karya mahasiswa PBSI. Selain itu, Yosi Wulandari S.Pd., M.Hum. yang merupakan dosen baru di PBSI, juga meluncurkan buku karyanya yang dapat digunakan dalam matakuliah Sastra Perbandingan.

            Mahasiswa PBSI baik semester 1,3, 5, dan 7 ikut meramaikan acara ini. Sebagai pengisi acara adalah Teater Jaringan Anak Bahasa (JAB), serta grup vokal dari mahasiswa semester 3 kelas A,B, C, dan D. Selanjutnya, pemberian penghargaan untuk mahasiswa berprestasi PBSI juga menjadi acara yang sangat ditunggu-tunggu. Rencananya pada Januari dan Februari 2015 mendatang, akan kembali diadakan serangkaian acara yang tak kalah meriah.

 

Menjaga Silaturahmi dengan Pengajian Dosen dan Karyawan Purna Tugas

 

“Muhasabah di Usia Senja” begitulah tema yang diangkat dalam acara silaturahmi dan pengajian dosen/karyawan purna tugas Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Sabtu, (20/12/2014). Acara yang berlangsung di ruang 206 kampus III ini dihadiri 60 purna tugas.

Turut hadir dalam acara tersebut, dr. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., M.Kes., yakni ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM-DIY) sekaligus pemberi ceramah. Ia menyampaikan tentang cara tetap sadar dengan nikmat Allah dan selalu bersyukur. Sebab, saat ini sangat sedikit orang yang bersyukur.

“Ada banyak orang kaya, tapi tidak bisa menikmati hidup. Jangan sampai nikmat itu disadari setelah rasa kehilangan datang. Bukan kebahagiaan yang membuat kita bersyukur, tapi bersyukur yang membuat kita bahagia. Rumus bahagia adalah sabar dan bersyukur,” ujarnya.

Imaniar Noor Faridah, M.Sc., Apt. salah satu panitia menyampaikan, para purwa tugas tidak hanya diberikan pencerahan. Mereka juga diberi paket sembako dan uang pesangon sebagai tanda mata dari UAD.

Secara simbolis, sembako diserahkan oleh Dr. Kasiyarno. M.Hum. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa acara tersebut adalah salah satu upaya UAD untuk menjalin silaturahmi dengan para pejuang UAD yang telah pensiun.

Sumaryono (63) salah satu purna tugas yang dulu pernah menjadi pegawai di kampus I mengatakan, “Acara seperti ini sangat membatu kami yang sudah lama berpisah dengan teman-teman kerja dulu. Konsep acaranya sangat komunikatif, membuat kami merasa selalu memiliki UAD karena ikut membesarkan. UAD sudah berkembang dengan pesat dan sangat menonjol sekarang. Apalagi jika gedung kampus IV sudah berdiri.”

“Tetap menjaga moral dan intelektual. Jangan puas diri,” pesan laki-laki yang bekerja sejak 1978 dan pensiun 2010 ini.

 

Galang Dana untuk Banjarnegara di Konser Ebiet G. Ade dan Adera

“Segala bantuan akan sangat berarti bagi orang yang tertimpa bencana,” kata Ebiet G. Ade pada acara malam tasyakuran puncak peringatan Milad UAD ke-54 tahun ini.

Setelah mendengar mahasiswa UAD ingin menggelar dana untuk musibah di Banjarnegara, ia mengimbau kepada penonton untuk membantu. Diselingi lagu “Berita Kepada Kawan”, kotak dana bergulir kepada penonton. Acara meriah tersebut digelar di kampus III UAD, Janturan, Yogyakarta, Sabtu (20/12/2014) malam.

Menurut Adit, ketua panitia (bagian mahasiswa), hasil dana yang terkumpul malam itu kurang lebih tiga juta. “Selain menggalang dana saat konser, kami juga melakukannya di berbagai acara yang diselenggarakan oleh Badan Badan Eksklusif Mahasiswa Universitas (BEM-U). Selain di kampus, mahasiswa UAD menggalang dana di luar.”

Recananya, dana akan diantar langsung ke Banjarnegara saat libur. Total dana yang terkumpul sekitar lima juta. Selain uang, juga terdapat bantuan berupa baju. “Kami masih ingin menggalang dana. Jika ada yang ingin membantu, bisa langsung diserahkan di BEM,” jelasnya.

Tak ketinggalan, dukungan pun datang dari Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum. Dalam sambutannya, ia mengimbau untuk saling membantu dan merespons berbagai peristiwa di sekitar.

Azis Ikhsanudin, koordinator acara malam tasyakuran Milad UAD mengatakan, kegiatan tersebut merupakan hasil kolaborasi civitas akademika UAD. “Pada Milad kali ini, banyak kegiatan yang sudah digelar. Antara lain lomba-lomba antarkaryawan, mahasiswa dan umum, serta kegiatan akademik lain.”

Setelah doa bersama, puncak Milad ini dimeriahkan pula dengan penampilan Adera, putra Ebiet. Mereka masing-masing menyanyikan 10 lagu. Tak ketinggalan, tampilan memukau juga ditunjukkan beberapa grup musik dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Musik UAD. “Harapannya, malam ini menjadi momen yang lebih baik untuk dosen, karyawan, maupun mahasiswa,” tutup Azis.