Tips Bisnis Muhammadiyah Berkembang

Menurut Muhammad Ridwan, jika bisnis Muhammadiyah mau berkembang, Muhammadiyah harus bisa membedakan antara bisnis, dakwah, dan sosial.

“Institusi bisnis Muhammadiyah tidak kunjung berkembang karena masih diselipkan dakwah dan rasa sosial yang tinggi. Padahal, dalam dunia bisnis tidak boleh dicampuradukkan dengan yang lain,” terangnya dalam pengajian Ramadhan 1436 H Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY yang berlangsung di auditorium Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Jum’at, (26/06/2015).

Ia yang menjabat sebagai Ketua MEK PWM di Yogyakarta ini melanjutkan,  amal usaha Muhammadiyah harus terbuka untuk siapa pun dan harus diaudit agar lebih berkembang dan tertata. Jika neraca penghasilannya bisa diketahui, maka juga akan lebih mudah untuk mengurus hal-hal yang dibutuhkan termasuk perizinan.

“Untuk menuju kesuksesan, kuncinya fokus, komitmen, punya kader sumber daya manusia (SDM) yang benar, pintar, dan berkarakter. Program sosial terpisah dengan bisnis. Bedakan kepentingan Muhammadiyah dan kepentingan pribadi.” Terang Muhammad Ridwan.

Acara yang mengangkat tema “Dakwah Pencerahan Menuju Masyarakat Berkemajuan” ini juga menghadirkan Bachtiar Dwi Kurniawan, wirausahawan muda yang saat ini mengembangkan ekonomi rakyat melalui jalur lambat.

Pelepasan 4 KKN UAD di Masjid Islamic Center

Sabtu (20/6/2015), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melepas ratusan mahasiswa untuk melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Pelepasan tersebut diadakan di Masjid Islamic Center jalan Ring Road, Kemutug, Banguntapan, Bantul, sejak pukul 15.30-17.00 WIB.

Kepala Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) UAD, Drs. Jabrohim, M. Hum. dalam sambutannya menjelaskan bahwa terdapat 4 KKN yang secara simbolis dilepas. Di antaranya, PPM yang terdiri atas 212 mahasiswa, Muhammadiyah untuk Negeri sebanyak 14 mahasiswa, 16 mahasiswa pada KKN internasional, juga KKN pasca Ramadhan yang terdiri atas beberapa mahasiswa.

Sementara itu, Dr. Fadlil, M.T. membuka sekaligus melakukan simbolisasi pelepasan KKN dengan memasangkan almamater UAD kepada beberapa mahasiswa. Dalam sambutannya, ia berujar agar seluruh mahasiswa dapat menjalankan KKN dengan baik dan disiplin.

Lokasi dari ke-4 KKN tersebut berbeda-beda. KKN PPM ditempatkan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya yang mulai diterjunkan pada Senin (22/6/2015). Sedangkan Muhammadiyah untuk Negeri merupakan KKN gabungan dari 14 Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) di seluruh Indonesia dan menjadikan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) sebagai tuan rumah. Waktu penerjunannya adalah pada Minggu (9/8/2015) di Kota Bojonegoro, Jawa Timur.

Sementara untuk KKN internasional, akan ditempatkan di Filipina dan Thailand. Untuk KKN pasca Ramadhan akan di tempatkan di wilayah DIY.

Di akhir sambutannya, Fadlil berkata, “Saya berharap mahasiswa mampu bersosialisasi dengan semua pihak yang berada di lokasi. Siapkan segala halnya secara dini, baik material maupun nonmaterial.” (AKN)

Muhammadiyah dan Masyarakat Berkemajuan

“Muhammadiyah sudah tepat dalam memperjuangkan dan menggerakkan ilmu pendidikan untuk lebih maju,” kata Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Dr. Kasiyarno, M.Hum. saat memberikan sambutan dalam Pengajian Ramadhan 1436 H Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY di auditorium kampus I UAD, Kamis (25/6/2015).

Menurutnya, tema “Masyarakat yang Berkemajuan” yang diusung Muhammadiyah dalam beberapa acara terakhir menunjukkan cara Muhammadiyah yang ingin selalu maju dengan mengembangkan ilmu di dunia pendidikan.

“Ilmu adalah bagian dari keyakinan kita. Ilmu pengetahuan adalah kuncinya untuk berkembang dan lebih maju,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ketua APTISI wilayah V Yogyakarta ini berharap, Muhammadiyah tidak hanya menciptakan ilmu tetapi cara ilmu itu dilaksanakan dan direalisasikan kepada masyarakat.

“Dengan adanya pengajian yang diadakan rutin setiap tahun ini, diharapkan bisa menjadi tempat berbagi ilmu dengan saling bertatap dan berbuka bersama di UAD.”

Mufti Hakim ketua panitia pelaksana pengajian yang berlangsung selama tiga hari, yakni (25-27/6/2015) ini menginginkan agar serangkaian acara bisa bermanfaat. Selain itu, dengan adanya ceramah dan diskusi, kita dapat menemukan formulasi yang bisa diaplikasikan di ranting, juga wilayah.

Sementara itu, Ketua PW Muhammadiyah DIY, dr. Agus Taufiqurrahman, M.Kes., Sps. yang menjadi narasumber sekaligus membuka acara mengatakan, “Islam berkemajuan, bukan Islamnya yang tidak maju, tetapi orang-orangnya yang tidak maju dan perlu dimajukan. Islam yang maju, unggul yang nyah-nyoh (sering memberi) atau yang tidak meminta, tetapi memberi.”

Lebih lanjut, Agus mengatakan ada beberapa kekuatan untuk berkemajuan, seperti yang disampaikan oleh Prof. Dr. M. Din Syamsuddin tempo hari, yaitu kekuatan akidah, kekuatan ibadah, kekuatan akhlak, jamaah, ilmu, harta, dan siasat.

Acara ini mengangkat tema “Dakwah Pencerahan Menuju Masyarakat Berkemajuan”. “Setiap tahun, pengajian dan buka puasa selalu diselenggarakan di UAD. Hal ini tidak luput dari semangat Rektor yang tak kenal pamrih untuk kemajuan Muhammadiyah,” tutup Agus.

 

Diskusi Angkringan, Langkah Awal Sang Presiden BEM

Salah satu program yang akan diusung oleh Presiden  BEM periode 2015, Ella Yussy Dwi Astuti, adalah ingin mengadakan oral presentasi nasional dan internasional yang diselenggarakan oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

“Kami juga akan aktif dalam peristiwa-peristiwa nasional dan internasional, seperti peristiwa Rohingya beberapa lalu,” ujar matan Sekretaris DPM dan Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi (FSBK) ini.

Menurutnya, salah satu kesuksesan dalam organisasi adalah menjaga silaturahmi dan komunikasi. Untuk mempererat komunikasi, Ella yang pernah menjadi salah satu perwakilan UAD menjadi duta besar di Hungaria tersebut akan intens berkomunikasi dengan mahasiswa ataupun degan mahasiswa Perguruan Tinggi di luar UAD.

Rencananya, ia akan mengadakan program bulanan “Diskusi Angkringan”. Dalam acara tersebut, diharapkan terjalin komunikasi yang baik antar Organisasi Mahasiswa (Ormawa) UAD.

“Di Diskusi Angkringan itu juga akan memperkenalkan jajaran kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa kepada Ormawa. Di situ, kami akan tahu beberapa hal yang dibutuhkan mahasiswa. Harapannya, kami akan lebih mudah dan leluasa mengadakan kegiatan untuk mereka.”

Seperti visi yang diusungnya, yakni mewujudkan KBM UAD bersatu yang menjunjung nilai-nilai religius, berjiwa sosial, dan berkemajuan prestasi. Pada diskusi tersebut, akan diadakan kajian keagamaan.

“Dalam menjalani tugas, kami akan mengutamakan nilai-nilai religius dalam bersikap dan menentukan kebijakan,” ucap perempuan yang bercita-cita menjadi dosen, saat di temui, Kamis (25/06/2015) di sela-sela kesibukannya.

Mahasiswa Sastra Inggris semester 6 ini akan melakukan apa pun yang sudah menjadi misinya, yaitu melaksanakan program kerja kemahasiswaan yang mengacu kepada Tri Dharma Perguruan Tinggi, menjalin hubungan harmonis antarlembaga kemahasiswaan di dalam maupun di luar kampus, mengusung aspirasi mahasiswa dalam proses kreatif dan berekspresi mewujudkan prestasi, serta mendukung dan memfasilitasi mahasiswa dalam memenuhi hak dan kewajibannya sebagai warga UAD.

Dua Asesor Visitasi Perpustakaan UAD

Selasa (23/06/2015), berlangsung Visitasi Akreditasi Perpustakaan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di ruang sidang rektorat. Pada kesempatan tersebut, terdapat dua asesor yang memvisitasi, yakni Drs. Sudirwan Hamid, M.H. dan Agung Sujatmiko, S.H., M.Si.

Kepala Pusat Sumber Belajar (PSB), Drs. Tedy Setiadi, M.T. mengatakan bahwa sudah siap menerima tamu dan pertanyaan yang dilayangkan. “Kami sudah mempersiapkan borang akreditasi dan dokumen pendorong. Seperti koleksi data, data program aktivitas, dan beberapa data lainnya.”

Meskipun ini pertama kali dan tidak wajib mengakreditasi perpustakaan, bagi Tedy, akreditasi sangat penting untuk menunjang instansi. Selain itu, juga untuk melihat kualitas perpustakaan UAD yang teruji. “Kami berharap dapat maksimal dan mendapat nilai A,” harap Tedy saat ditemui sebelum visitasi.

Setidaknya, terdapat 4 perpustakaan yang ada di UAD. Selain perpustakaan, UAD juga mempunyai ruang literasi. Saat ini, hanya di kampus III yang sudah berjalan. Rencananya, semua kampus akan dibuatkan ruang literasi.

Tedy yang merupakan dosen Imformatika mengatakan, “Di raung literasi ini, mahasiswa bisa mengakses informasi, khususnya jurnal atau karya ilmiah dan jurnal dari dalam maupun luar UAD.”

Ruang literasi yang bisa menampung 36 mahasiswa tersebut diharapkan dapat menambah informasi kepada mahasiswa.

Semangat Pembaruan Menuju IMM Berkemajuan

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan (IMM FAI UAD) mengadakan Musyawarah Komisariat (Musykom) ke XIII di vila Bukit Turgo Indah, Kaliurang, Sleman. Musykom merupakan musyawarah tertinggi di tingkat komisariat.

Acara yang diadakan Sabtu-Minggu, (13-14/06/2015) tersebut dihadiri oleh pengurus IMM FAI periode 2014-2015, mahasiswa FTDI, tamu undangan dari fakultas lain, juga perwakilan dari Pimpinan Cabang Djasman al-Kindi, Yogyakarta.

Dalam Musyom, diselenggarakan tiga sidang pleno. Di antaranya, pembacaan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) pengurus lama dan sidang komisi yang terdiri atas 3 bagian, yakni komisi A tentang rancangan kebijakan, komisi B membahas rancangan rekomendasi, dan komisi C membahas tentang masalah-masalah umum yang bersifat mendesak bagi IMM komisariat. Selain itu juga diadakan sidang formatur, yakni pemilihan tim formatur pimpinan komisariat FAI UAD untuk menentukan pengurus periode 2015-2016.

Setelah pembacaan dan pengesahan LPJ, pengurus IMM periode 2014-2015 dinyatakan demisioner, sementara pengurus baru dibentuk setelah sidang formatur. Ahmad Showab, ketua umum periode 2014-2015 mengharapkan pengurus baru dapat bekerja lebih baik daripada pengurus di masanya.

Akhirnya, Ahsanul Fikri Al-Anshory terpilih menjadi ketua umum. Mahasiswa semester 4 program studi Tafsir Hadits tersebut mengharapkan kerja sama dari pimpinan komisariat agar dapat menjalankan amanah dengan baik.

“Mari kita satukan tekad, kuatkan pegangan, serta teruskan perjuangan untuk IMM FAI yang berkemajuan,” ucapnya. (AKN)

Perbaiki Diri di Bulan Ramadhan

 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Ketika Ramadhan datang, maka dibukalah pintu surga, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan dirantailah setan-setan.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

 

Tabligh akbar yang diadakan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Senin (15/06/2015) di auditorium kampus 1 Jalan Kapas 09 Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta, menghadirkan Budi Jaya Putra, S.Th.I. sebagai pembicara. Acara tersebut merupakan kegiatan perdana dari serangkaian acara “Kampus Ramadhan”. Tabligh akbar kali ini mengambil tema “Marhaban ya Ramadhan”.

“Sudahkah kita merasakan gembira saat Ramadhan datang? Sudahkah kita merasakan hasil dari puasa yang dijalankan?”

Begitulah pertanyaan yang dilontarkan Budi kepada peserta tabligh akbar. Menurutnya, terkadang seseorang tidak menyadari bahwa Ramadhan-nya tidak seru dan tidak bermakna. Hal itu bukan tanpa alasan. Banyak penyebab yang membuat Ramadhan mereka tidak bermakna.

Di antara alasan tersebut adalah tidur. Pernyataan bahwa tidur ketika berpuasa adalah ibadah merupakan hadits yang bersifat dhoif (tidak terbukti keberadaannya). Hal ini membuat orang tidak dapat berbuat banyak untuk hal yang positif karena waktu mereka tersita untuk tidur. Padahal, banyak kegiatan yang dapat dilakukan agar Ramadhan menjadi bermakna.

Selanjutnya adalah karena yang berpuasa hanya mulut, tidak indra lainnya, serta amarah. Padahal, pengertian puasa adalah menahan nafsu. Maka, haruslah seluruh nafsu ditahan agar puasa lebih bermakna.

“Rasul pernah berkata bahwa setan dapat masuk lewat aliran darah manusia. Namun, keadaan itu dapat manusia hindari dengan berpuasa yang sebenar-benarnya, yakni menahan nafsu dan amarah. Sebenarnya, setan adalah makhluk imajiner, tidak ada wujud nyatanya,” terang Budi.

Agar seseorang terhindar dari godaan setan dalam menahan nafsu ketika berpuasa, terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan. Pertama adalah niat. “Mantapkan niat, maka tujuan akan mudah tercapai seperti dalam hadits yang menyatakan bahwa setiap urusan, hasilnya berdasarkan niat.”

Kedua, yaitu ilmu. Ini didasarkan pada QS. al-Israa’ ayat 36 yang artinya, “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.”

Ketiga, kenali diri. Setiap orang harus dapat mengenali dirinya sendiri. “Jika gampang emosi, tinggalkan sesuatu yang dapat menimbulkan amarah. Jika bisa, tutup dunia tentang segala hal yang tidak sesuai dengan dirimu,” ungkap Budi.

Keempat, tentukan target yang ingin dicapai. Seseorang yang dalam hidupnya tidak memiliki target, maka hidupnya akan hampa dan terus dalam penyesalan. Hendaknya, kita jadikan Ramadhan ini sebagai tempat menuju target dalam mencapai keinginan.

Di akhir taushiyahnya, Budi berujar, “Dekatlah dengan Allah, maka segala sesuatu akan dimudahkan. Namun, jangan lupakan ikhtiar. Mari hapuskan noda dan bersihkan jiwa di bulan penuh ampunan. Semoga ibadah di tahun ini lebih baik dari sebelumnya. Mari sambut Ramadhan dengan sabar dan ikhlas.” (AKN)

Antusiasme Mahasiswa Beribadah di Masjid Islamic Center UAD

Penetapan jadwal shalat tarawih bagi mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Masjid Islamic Center jalan Ring Road Selatan, Kemutug, Banguntapan, Bantul, disambut baik oleh seluruh civitas akademika. Banyak mahasiswa berbondong-bondong memenuhi pusat kegiatan keagamaan yang pembangunannya baru diselesaikan bulan lalu tersebut.

Mereka sangat antusias untuk menjalankan tarawih perdana pada Rabu (17/06/2015). Ditambah pengisi ceramah adalah tokoh-tokoh besar Muhammadiyah, seperti Amin Rais, Yunahar Ilyas, Syamsul Anwar, dan lainnya. Selain itu, imam shalat merupakan para hafidz dan qori internasional.

Habib Ahmad, mahasiswa semester 4 program studi Bahasa dan Sastra Arab menyatakan, ia dan mahasiswa lain sangat bersemangat untuk beribadah di Masid Islamic Center.

“Saya bersemangat menjalankan ibadah di sini karena ini merupakan hari pertama Ramadhan dan pengisi taushiyah adalah Pak Yunahar. Meskipun di pertengahan tarawih, ada kabar beliau tidak dapat hadir. Bacaan imam shalat sangat bagus dan masjidnya nyaman untuk menjalankan ibadah shalat,” ujar Habib.

Mematuhi jadwal yang telah ditetapkan memang perlu, tetapi satu hal yang harus selalu diingat, niatkan semua perbuatan karena Allah. Harapannya, ibadah yang ikhlas karena Allah akan didapat.

“Semoga Ramadhan di Masjid Islamic Center semakin ramai, bukan hanya mahasiswa yang meramaikan, tetapi masyarakat sekitar dapat berpartisipasi,” tutup Habib. (AKN)

Masjid Islamic Center UAD sebagai Pusat Dakwah

UAD menjadi sebuah kampus yang berkembang pesat. Perkembangan itu menuntut fasilitas yang lebih. Bukan hanya untuk kepentingan akademik, tetapi  juga untuk membangun moralitas seluruh civitas. Hal ini dibuktikan dengan pembangunan Masjid Islamic Center  yang berada di Jalan Lingkar Selatan dekat Terminal Giwangan. Masjid ini berdiri megah dengan daya tampung tiga ribu jamaah.

Setelah Masjid Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kampus 4 diresmikan pada Jum’at (19/6/2015) oleh ketua umum PPM Muhammadiyah, Prof. DR. M. Din Syamsuddin, MA. Masjid yang berdaya tampung 5000an jemaah pengajian ini, juga akan mengadakan kegiatan di bulan Ramadhan.

            Mulai Ramadhan tahun ini, masjid mulai difungsikan untuk kegiatan ibadah shalat lima waktu, tarawih, shalat Jum’at, pengajian, dan kajian. Seperti disampaikan oleh Ketua Panitia Ramadhan di kampus UAD, H. Nur Kholis, M.Ag., masjid ini bukan hanya untuk civitas akademika UAD, tetapi juga dibuka untuk umum. Khusus untuk Ramadhan, panitia menyiapkan  makan takjil bagi jamaah, imam shalat tarawih dan subuh oleh para hafidz yang sudah diseleksi, serta menghadirkan para penceramah yang sudah terkenal. Di antaranya Prof. Dr. H.M. Amin Rais, M.A., Prof. Dr. Mahfudz M.D., Prof. Dr. Yunahar Ilyas, dan pembicara kondang lainnya.

            Selain dihadiri para tokoh nasional, selama 20 hari akan diadakan buka bersama untuk 200−300 orang di masjid tersebut. Pada 10 hari terakhir, akan diadakan tahsin al-Qur’an bersama.

Selama ini, panitia mengundang masyarakat umum untuk mengikuti i’tikaf dengan cara mendaftar langsung ke sekretariat Islamic Center UAD. “Kami berniat menjadikan Masjid Islamic Center sebagai pusat dakwah dan tujuan kaum muslimin yang berkunjung ke Yogyakarta,”  tandas Nur Kholis.

UAD Resmikan Masjid Ramah Lingkungan

“Konsep go green yang diterapkan sesuai dengan tujuan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang ingin menciptakan kampus ramah lingkungan,” terang Kepala Biro Finansial dan Aset (BIFAS), Afan Kurniawan, S.T., M.T. dalam acara peresmian masjid.

Masjid yang dikerjakan selama 16 bulan ini menggunakan bahan marmer dan granet dari Italia, India, Tiongkok, serta Portugal. Selain itu, lampu yang digunakan adalah LED, sesuai dengan konsep go green. Untuk kenyamanan, AC disetting dengan sirkulasi udara agar lebih sejuk. Air yang digunakan diolah terlebih dulu agar jernih. Masjid ini juga dilengkapi dengan CCTV yang terpasang di tiga lantai.

Menurut Afan, CCTV digunakan untuk keamanan karena masjid ini tidak hanya berfungsi untuk shalat. Pembagian menjadi tiga lantai tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.  Lantai dasar untuk Islamic Center dan ruang konsultasi pusat tarjih Muhammadiyah.

Di tempat terpisah, H. Tantowi, S.Ag. selaku Kepala Lembaga Pengembangan dan Studi Islam (LPSI) memaparkan, “Masjid Islamic Center ini nantinya akan menjadi pusat layanan untuk masyarakat yang ingin konsultasi perihal agama, keluarga, dan kajian fatwa tarjih.”

Masjid ini juga dapat menampung sekitar lima ribu jamaah untuk acara pengajian. “Nanti, di sini akan diadakan pusat kajian al-Islam dan kemuhammadiyahan untuk masyarakat pada umumnya, khususnya mahasiswa UAD,” lanjut Tantowi.

Peresmian masjid yang memiliki luas kurang lebih satu hektar dengan tinggi gedung 40 meter tersebut diresmikan pada Jum’at (19/6/2015).