Pendaftaran Mahasiswa Baru Resmi Dibuka

Rabu (4/01/2017), pendaftaran mahasiswa baru Universitas Ahmad Dahlan (PMB-UAD) resmi dibuka. PMB dibuka langsung oleh Wakil Rektor (WR) 1 yakni Dr. H. Muchlas, M.T. di hall kampus 1. Acara ini juga dihadiri oleh Drs. Safar Nasir, M.Si. selaku WR 2, Dr. Abdul Fadlil, M.T. selaku WR 3, Prof. Dr. Sarbiran selaku WR 4, Kepala Biro Akademik dan Admisi (BAA), sejumlah karyawan, serta student employment (SE).

Seperti tahun-tahun sebelumnya, UAD menggunakan jasa SE atau mahasiswa semeter atas yang sedang skripsi untuk menangani PMB. Hal itu dilakukan agar tidak mengganggu studi mahasiswa, jika mengambail semester bawah atau semester tanggung.

“Tahun ini, terdapat 30 SE yang akan melayani para pendaftar. Mereka adalah mahasiswa UAD yang sudah terseleksi dari beberapa fakultas. Kami juga memberikan pelatihan dan bimbingan,” kata Kepala BAA, Drs. Dedi Pramono, M.Hum. saat memberikan sambutan.

Pada kesempatan tersebut, Muchlas berpesan kepada para SE untuk memberikan pelayanan dengan baik kepada para calon mahasiswa atau orang yang akan mendaftar. Di antaranya dengan mempersiapkan fisik, penampilan, dan mental.

Muchlas yang konsen di bidang Konsolidasi dan Peningkatan Kualitas Akademik itu meminta kepada SE agar menunjukkan sikap yang baik, ceria, serta berikan pelayanan prima.

Di hadapan SE, ia juga menginformasikan bahwa tahun 2018, lulusan UAD akan dilengkapi dengan surat dan dokumen resmi dari UAD kepada mahasiswa yang berprestasi dan mempunyai karya.

“UAD juga akan mencatat mahasiswa yang mempunya aktif di organisasi, termasuk pengalaman kerja saat menjadi SE di UAD,” terangnya kemudian.

Acara tersebut diakhiri dengan doa bersama, yang dipimpin oleh Abdul Mukhlis S.Ag., M.Ag selaku ketua Program Studi Tafsir Hadits.

Program Studi Teknik Industri Perkenalakan Dunia Kerja Melalui Alumni

Dunia kerja kerap sekali menjadi momok menakutkan bagi mahasiswa yang hampir menyelesaikan studi jenjang S1. Tidak terkecuali Program Studi Teknik Industri Universitas Ahmad Dahlan (TI-UAD). Keresahan tersebut akhirnya direspons oleh Prodi FTI dengan mengadakan studium general untuk mahasiswanya.

Kegiatan yang dilaksanakan di auditorium D kampus 3 UAD  tersebut mengangkat tema “Membuka Wawasan Mahasiswa Teknik Industri”. Endah Utami selaku penanggung jawab stadium general mengatakan, tujuan diadakan acara ini untuk memberi gambaran mengenai dunia kerja kepada mahasiswa. Selain itu, pemateri berasal dari alumni yang berhasil dalam bidangnya. Tujuannya agar mahasiswa merasa dekat.

“Pada kesempatan ini, kami mengundang Juniriko Putra S.T., lulusan Prodi TI tahun 2005 dan sekarang bekerja di PT Pertamina Persero. Dengan kehadiran Riko, membuktikan bahwa lulusan TI UAD tidak hanya identik dengan pabrik, tetapi bisa masuk ke pekerjaan di bidang apa saja,” terang Endah pada Sabtu, (07/01/2017).

Sementara itu, Riko mengungkapkan bahwa lulusan dari universitas swasta bukan menjadi alasan untuk tidak bisa bekerja di PT Pertamina Persero.

“Di kantor saya, rata-rata mereka lulusan dari universitas yang terkenal. Tetapi karena saya sering membaca literatur bahasa Inggris, saya dengan mereka setara. Tentunya dengan gaji yang sama juga,” ucapnya.

Ia menambahkan, sebenarnya lulusan TI yang bekerja di Pertamina termasuk linier, karena di semester awal juga mempelajari kimia dasar.

“Saya belajar bahasa Inggris setelah lulus S1 sehingga itu menjadi terlambat. Untuk teman-teman yang sekarang sedang menempuh S1, usahakan agar perbanyak membaca literatur Inggris karena itu sangat bermanfaat,” terang Riko yang ditemui selepas mengisi materi.

 

IMM TDI Rutin Belajar Tahsin

Yogyakarta— Melakukan segala sesuatu harus dengan ilmu, tak terkecuali dalam membaca al-Qur’an. Inilah yang dilakukan oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Sebagai organisasi otonom Muhammadiyah, IMM memiliki peran penting dalam memberantas buta huruf al-Qur’an di kalangan mahasiswa. Dengan demikian, sebelum mengajarkan al-Qur’an, IMM harus memperdalam ilmu tahsin (cara untuk memperbagus bacaan al-Qur’an) lebih dulu.

Selama ini, IMM Tarbiyah dan Dirasat Islamiyah Universitas Ahmad Dahlan (TDI-UAD) telah istiqamah belajar tahsin al-Qur’an. Irfan selaku ketua umum menyampaikan pentinganya belajar al-Qur’an.

“Salah membaca, bisa salah arti dan maksud,” ungkapnya.

Sementara itu, Ilham yang merupakan ketua Bidang Organisasi menuturkan, “Selain menumbuhkan semangat belajar cara baca al-Qur’an yang baik, kami juga membiasakan puasa sunnah Senin-Kamis. Setelah kegiatan selesai, kami lanjutkan dengan berbuka puasa bersama. Alhamdulillah setiap pertemuan, hadir sekitar 20β€’30 orang.”

Masjid Islamic Center UAD dipilih sebagai tempat belajar mereka. “Selain untuk memakmurkan masjid, tempatnya juga sangat mendukung untuk kegiatan pembelajaran,” tambah Diyan selaku sekretaris umum, pada Senin (02/1/2017). (Mas DF)

Drama Panca Darma sebagai Tugas Tutup Kelas

Drama Panca Darma dilakonkan oleh mahasiswa semester satu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan (PBSI-UAD). Acara yang berlangsung pada Rabu, 28/12/2016 di aula kampus 2 UAD tersebut menampilkan lima naskah. Di antaranya adalah “Kisah Kasih di Hutan”, “Siapa Nama Aslimu”, “Cerita Anak Sekolah Dasar”, “Sahabat Baru”, dan “Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi”.

“Selain untuk pengambilan nilai akhir semester, pementasan drama seperti ini juga harapannya dapat memperlihatkan bakat-bakat yang dimiliki mahasiswa semester satu. Apalagi di semester tiga nanti mereka diminta untuk mengambil mata kuliah penjurusan, yakni perfilman, jurnalistik, atau broadcasting. Jika sejak semester satu mereka sudah menyadari bakat dan minat dalam drama, akan memudahkan nantinya untuk memutuskan untuk mengambil penjurusan perfilman,” jelas Fitri Merawati.

Pementasan ini terlaksana dalam rangka Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Sastra yang diampu oleh Fitri Merawati, M.A., dan Dr. Rina Ratih, M.Hum.

Julivan Rahmat Sidiq atau yang biasa disapa Julivan mengaku senang dengan sistem pengambilan nilai akhir dengan praktik seperti pentas drama ini.

“Mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Sastra ini lebih banyak tentang ekspresi jiwa dan tubuh. Jadi kalau pengambilan nilai menggunakan sistem praktik atau pentas drama seperti ini menurut saya cocok. Respons teman-teman di kelas juga bagus, banyak yang senang walaupun ada pula yang bingung karena belum pernah berakting sebelumnya,” jelas pemuda berkacamata sekaligus ketua kelas B tersebut.

Setelah Drama Panca Darma tersebut digelar, selanjutnya giliran kelas A mementaskan UAS-nya di aula kampus 2, yakni pada 31/12/2016. (dev)

 

Belajar Orasi dan Ceramah di PERSADA

Untuk meningkatkan keterampilan berdakwah para santri, Pesantren KH. Ahmad Dahlan (PERSADA) Bidang Bahasa menyelenggarakan kegiatan rutin yang dinamakan Muhadarah. Melalui kegiatan ini, para santri dilatih untuk menyampaikan orasi maupun ceramah.

“Kami berharap setelah keluar dari PERSADA, para santri mampu menguasai teknik public speaking dengan benar, memiliki mental yang baik juga mampu menyampaikan ilmu yang telah dipelajari kepada orang lain,” ungkap Ferawati, Kepala Bidang Perkuliahan dan Akademik PERSADA.

Setiap bulan Ramadhan, sambung ibu yang juga menjadi dosen Fakultas Tarbiyah dan Dirasat Islamiyah UAD ini, PERSADA menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Dalam kegiatan tersebut, banyak santri yang diminta memberikan ceramah, mengajar TPA, dan menjadi imam shalat tarawih.

Fiqih Maisaroh menambahkan, Muhadarah dilaksanakan secara rutin setiap Kamis usai shalat Isya, dengan tata ruang seperti kegiatan perkuliahan. Harapannya, santri lebih siap ketika diminta ceramah sewaktu-waktu. (Mas DF)

Tabligh Akbar Memperingati Milad UAD ke-56

“Sebagai salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) harus semakin berprestasi di bidang sains, teknologi, dan akademik. Sebab, untuk menghadapi masa yang akan datang, umat Islam harus bangkit dengan kekuatan intelektual, dan UAD memiliki tanggung jawab itu,” pesan Dien ketika menyampaikan ceramah di Masjid Islamic Center.

Tabligh akbar yang diselenggarakan Senin (26/12/2016) dari pukul 19.00β€’21.00 WIB tersebut dihadiri oleh lebih dari 1.000 jamaah dari kalangan dosen dan karyawan UAD, mahasiswa, PCM dan PRM Muhammadiyah, serta masyarakat umum.

Dalam rangkaian acara memperingati Milad UAD ke-56, Fakultas Tarbiyah dan Dirasat Islamiyah (FTDI) selaku penyelenggara dan penanggung jawab mengundang tokoh nasional Prof. Dr. H. Dien Syamsuddin, M.A. sebagai pembicara.

Menurut Ferawati selaku penanggung jawab pelaksana kegiatan, tujuan diadakannya acara ini dengan mengundang Dien Syamsuddin adalah untuk memberikan informasi penting terkait isu-isu kekinian di Indonesia, khususnya ditujukan kepada masyarakat Muhammadiyah.

“Pak Dien sangat kompeten dan memahami isu-isu kekinian, ini penting bagi kita, khususnya mahasiswa UAD. Dosen, karyawan, dan mahasiswa harus meng-update informasi agar bisa berpikir secara kritis dan memberikan respons terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi,” ungkap Fera. (ard)

Milad UAD ke-56: Dongeng Ceria Bersama Kak Bimo

“Dongeng Ceria” merupakan salah satu acara dari rangkaian kegiatan Milad Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ke-56 yang bertujuan untuk mengenalkan dan menanamkan ilmu agama Islam kepada anak-anak.

“Sejak dini, anak-anak sudah harus dikenalkan dengan ilmu agama. Menggunakan dongeng sebagai media merupakan alternatif agar anak tidak jenuh mendengarkan,” ungkap Ferawati selaku penanggung jawab pelaksana kegiatan tersebut.

Acara yang diselenggarakan di Masjid Islamic Center pada Senin, 26/12/2016 itu dihadiri lebih dari 700 peserta dari putra-putri dosen serta anak-anak TPA di lingkup UAD. Dongeng ceria mendapat sambutan antusias dan  mengundang gelak tawa.

Bambang Bimo Suryono atau biasa disapa Kak Bimo selaku pendongeng telah berhasil memberikan hiburan dan pendidikan dalam waktu yang bersamaan. Dalam acara ini, panitia juga menyediakan snack bagi semua peserta dan doorprize untuk anak-anak yang aktif berpartisipasi saat acara berlangsung.

“Selain untuk mengenalkan ilmu agama, acara ini juga bertujuan mengenalkan dan mendekatkan UAD kepada masyarakat,” pungkas Ferawati ketika ditemui di Islamic Center UAD. (ard)

Diyah Puspitarini Ketua Nasyiatul Aisyiyah: UAD ADALAH UNIVERSITAS KEHIDUPAN

“Saya sangat terkesan dengan UAD, meski hanya studi Magister selama dua tahun, akan tetapi sangat banyak ilmu yang didapatkan. UAD telah menjadi university life (universitas kehidupan).” kata Diyah Puspitarini, S.Pd., M.Pd. alumni Magister Manajemen Pendidikan (S2 MP) sekaligus Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiah 2016-2020.

Salah satu dosen yang membuat dia terkesan adalah Dr. Dwi Sulisworo, M.T. Diyah mengaku, Pak Dwi pangilan akrabnya adalah inspiring leader. Sebagai pimpinan rombongan, ia banyak memberikan pelajaran berharga, bagaimana memanage 36 peserta kunjungan dengan baik, menjaga suasana selalu cair meski ada masalah tertentu tetapi mampu diselesaikan dan dikomunikasikan dengan baik.

"Kemampuan berkomunikasi dan cara memandu Beliau dalam mendampingi para mahasiswa disetiap kunjungan, sharing ilmu dalam berbagai kesempatan, adalah ilmu yang sangat berharga.” Kata Diyah saat ditemui tim Kabar UAD, Sabtu (10/9/2016) di Kampus 1 UAD.

Hal tersebut dirasakan saat Program Pascasarjana UAD mengadakan kunjungan ke Luar Negeri Mei 2013 melalui program academic excursion. Ia mengaku itu adalah kunjungan pertama ke Luar Negeri. “Pengalaman pertama itu sangat berkesan, dan mampu membuka wawasan baru, serta membuatnya lebih berani dan percaya diri.“ Ujarnya.

Berbekal pengalaman dan bekal keilmuan tersebut, tahun berikutnya (2014) Diyah berani menyelenggarakan student exchange bersama kepala sekolah serta 10 siswa-siswinya berkunjung ke Malaysia. Saat ini, kerja sama sudah dilakukan dengan beberapa sekolah di Malaysia, dan telah menerima kunjungan balasan. “Belum lama ini kami juga menerima kunjungan untuk program pembelajaran dari dosen dan mahasiswa University Saint Anthony  (USANT, Filipina). Ini juga berkat bantuan dan kerja sama dengan UAD,” ungkapnya.

Lebih lanjut Perempuan berkacamata minus tersebut mengatakan, selain Dwi Sulisworo dosen yang sangat berkesan adalah Prof. Dr. Aliyah Rasyid Baswedan. Ia mengaku banyak mendapatkan inspirasi dosen tersebut. Salah satu kata-kata yang masih melekat adalah. “Menghadapi hal yang baru itu, seperti naik mobil di jembatan layang Lempuyangan (tanjakan kemudian menurun). Kita belum tahu tentang apa yang ada di depan. Yang perlu kita lakukan adalah terus maju, tetap tenang, optimis bisa, dan selalu berhati-hati.”

“Kata-kata Itu sangat inspiratif, dan benar-benar mampu mendorong semangat saya untuk berani mencoba. Tesis saya tentang pengembangan, dan itu baru pertama kalinya di S2 MP UAD. Awalnya saya sempat ragu, tetapi ingat dengan pesan Bu Aliyah tersebut, maka saya berani mencoba, dan akhirnya bisa,” kenang Diyah.

Kita jangan takut, bahkan anti dengan hal baru, justru harus dicoba, pelajari dengan baik, semangat untuk perubahan, dan selalu optimis bahwa kita bisa dan akan menjadi lebih baik.”

Perempuan yang juga menjadi Kepala Sekolah di SMP Muhammadiyah 2 Depok, Sleman ini mengaku, berani menerima amanah tersebut dengan berbekal ilmu dan pengalaman selama kuliah di UAD.

Selain menjadi kepala sekolah SMP termuda se-Kabupaten Sleman, Diyah juga menggagas membangun sekolah berbasis lingkungan (sekolah adiwiyata). Hal tidak luput dari dukungan staf pengajar UAD Program tersebut sangat berhasil mengubah SMP Muhammadiyah 2 Depok yang  sebelumnya belum apa-apa menjadi sekolah yang diminati oleh para siswa serta orang tua, begitu juga kepercayaan lingkungan sekitar juga semakin meningkat. Kunjungan dari berbagai pihak juga semakin banyak termasuk dari Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kerjasama untuk mewujudkan gagasan tersebut kami lakukan dengan program studi Pendidikan Biologi UAD sampai sekarang.

“Alhamdulillah, sekolah kami sekarang berubah total, menjadi sekolah yang sangat diminati, menjadi salah satu kebanggaan Muhammadiyah. Guru-guru juga makin bersemangat, pola pikirnya berubah dengan mau menelaah, mau berubah untuk menuju kemajuan. Dan saat ini, sedang menuju Sekolah Adiwiyata Nasional,” kata Diyah yang telah dilantik menjadi ketua umum Nasyiatul Aisyiyah (NA) tersebut.

Hubungannya sebagai alumnus S2 MP dengan para dosen serta pengelola masih terus terjalin dengan baik. Jika ada hal-hal yang terkait dengan ide atau bahkan masalah tertentu, Diyah masih berkonsultasi dengan para dosen. “Alhamdulillah selalu diberikan saran dan masukan, beberapa laternatif  yang solutif,” sambungnya. Sehingga proses belajar meski sudah lulus terus berlangsung. Berbagai masukan, saran, serta bimbingan dari dosen UAD berimbas pada pola pikir para guru di SMP Muhammadiyah 2 Depok yang dipimpinnya. “Kami lebih berani untuk menyampaikan ide-ide besar untuk kemajuan sekolah. Pola pikir kami berkembang sangat pesat, dan itu berimbas pada berbagai prestasi siswa yang terus meningkat,”kata Diyah.

“Kami berharap UAD secara terus-menerus memberikan pendampingan dan bimbingan kepada kami, melanjutkan berbagai kerjasama untuk kemajuan sekolah sehingga dapat menjadi sekolah unggulan yang menjadi kebanggaan Persyarikatan Muhammadiyah,” demikian harapan Diyah Puspitarini mengakhiri wawancara dengan Kabar UAD (DN/Sbwh).