Mahasiswa Farmasi UAD Memenangkan Seleksi i-STEP 2012

Mary Fitriyah, mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memenangkan kompetisi nasional inovative-Student Technopreneurship (i-STEP) 2012 yang diadakan oleh Intitut Pertanian Bogor (IPB). Hal ini berdasarkan surat pemberitahuan pemenang mengikuti i-STEP 2012 No. 293/RAMP/SP/2012. Kegiatan i-STEP ini tepatnya diadakan oleh Recognition and Mentoring Program- Institut Pertanian Bogor (RAMP-IPB). RAMP ini bersifat multinasional, seperti RAMP India, RAMP Brasil. RAMP-IPB dimaksudkan untuk memfasilitasi pengembangan invensi dan inovasi yang berorientasi kepada hasil (impact oriented) di Indonesia. Invensi dan inovasi yang dihasilkan diharapkan dapat diakses oleh rakyat miskin dan dapat memberikan manfaat bagi mereka untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dengan mengusung slogan “Teknologi Untuk Kerakyatan”.

Berdasarkan seleksi terhadap 251 proposal yang masuk ke Sekretariat RAMP-IPB, 25 proposal dinyatakan lolos, satu di antaranya adalah dari UAD yang dimenangkan oleh Mary Fitriyah (Mahasiswa Farmasi angkatan 2009). Tema yang diusung oleh Mary adalah Green Repellent: Pemanfaatan Limbah Kulit Jeruk yang dikombinasikan dengan Minyak Cengkeh dan Minyak Kayu Putih sebagai Repelan dan Aromaterapi. Proposal yang disusun oleh Mary ini dbimbing oleh Bapak Dr.rer.nat. Endang Darmawan, Apoteker (dosen Farmasi UAD).

Dasar pemikiran yang diangkat Mary yaitu, bahwa penyakit yang disebabkan oleh vektor nyamuk seperti malaria, demam berdarah masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di Indonesia. Untuk mengatasi masalah nyamuk, sementara ini digunakan obat nyamuk sintetik. Menariknya, Mary mengusulkan pemanfaatan kandungan limonen dari limbah kulit jeruk untuk mengatasi masalah nyamuk yang dikombinasikan dengan minyak atsiri yang lain. Idenya adalah membuat green repellent yang ramah lingkungan dan sekaligus bisa digunakan sebagai aromaterapi.

Selamat buat Mary dan team, dan kepada pimpinan dan seluruh civitas Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan. Semoga bermanfaat bagi kemajuan UAD dan menjadi inspirasi yang inovatif bagi seluruh mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. (Pak-E).

 

Read more

Pekerja Seni UAD Pentas di Pendopo Plaza Ambarukmo

KOLABORASI DENGAN SULING BAMBU NUSANTARA

Minggu, 1 Juli 2012 – Burhan “Pantura”, salah satu Pekerja Seni Universitas Ahmad Dahlan (UAD), bersama dengan Komunitas Suling Bambu Nusantara mengggelar pertunjukan Kolaborasi Musik Bambu Nusantara di Pendopo Ambarukmo, Timur Ambarukmo Plaza Yogyakarta. Pertunjukan yang bertujuan untuk melestarikan dan mengenalkan alat musik nusantara ini dihadiri ratusan penonton.

“Saya sangat beryukur bisa ikut andil dalam mengenalkan kebudayaan suling dan angklung. Bagi saya, berkesenian tidak harus terjebak dan terjerembab dalam konsentrasi berfikir yang sempit. Belakangan, banyak sekali pekerja seni atau kelompok seni (pertunjukan, sastra, musik, dll) di kampus maupun masyarakat luas – yang terjebak dalam konsep berkesenian yang keliru. Mereka sibuk dengan romantisme dirinya ataupun kelompoknya sendiri. Kalau sudah semacam itu, bagi saya, perkembangan kesenian akan lambat. Usaha untuk memasyarakatkan kesenianpun tidak akan tumbuh secara baik.” tegas Burhan dari Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) UAD yang juga aktif menjadi pendamping proses di beberapa pos kesenian kampus dan sekolah di Yogyakarta.

Pertunjukan yang didukung oleh Royal Ambarukmo, Aras Asri, Radio Anak Jogja, Ramai, dan Pocari Sweat ini berjalan khidmat.

“Ini adalah usaha nyata kami dalam menumbuhkembangkan kebudayaan dan tradisi musik Indonesia. Kami tidak ingin berhenti pada kalimat “Melestarikan”. Sebab, bagi kami melestarikan kurang efisien (sama dengan memuseumkan). Bagi kami lebih tepat dengan mengajarkannya kepada semua kalangan (di antaranya: ibu rumah tangga, tukang becak, pekerja laundry, PNS, mahasiswa dan pelajar), Alhamdulillah, sejak berdirinya pada 20 Mei 2004 silam, berawal dari 5 orang, sekarang komunitas ini memiliki 1.873 anggota yang tersebar di seluruh pelosok nusantara. Kami berharap, usaha ini mampu meberikan energi yang positif bagi tumbuh kembangnya budaya kita,” papar Agus Pathub, pendiri dan Pembina Komunitas Suling Bambu Nusantara dan Komunitas Angklung Yogyakarta.

“Ini adalah pertunjukan tunggal pertama kami. Harapannya, dengan digelarnya pertunjukan ini, masyarakat dapat lebih mengenal alat musik bambu dan angklung. Tidak hanya sekedar tahu. Kami menunggu partisipasi masyarakat luas yang ingin ikut serta dalam komunitas kami. Mereka bisa bergabung dalam latihan rutin kami, tiap Sabtu di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), dan Senin di pendopo ini. Jam 4 sampai jam 6 sore,” ujar Wiwir Endri, salah satu panitia kegiatan tersebut. (IHS)

Read more

Teater 42: Pentaskan Lakon Drama Tanda Tanya

Sabtu, 30 Juni 2012 – Komunitas Teater 42, Fakultas Sastra, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menggelar pertunjukan lakon drama yang berjudul Tanda Tanya. Naskah karya Iwan Jamal ini digelar di basement Kampus II UAD di Jl. Pramuka, No. 42, Umbulharjo Yogyakarta.

“Ini adalah studi pentas Teater 42. Pertunjukan ini memang dikhususkan untuk para generasi baru Teater 42. Kami berharap, terlaksananya pertunjukan ini dapat menjadi langkah awal untuk menyemai benih-benih jiwa seni berteater dan bersastra bagi regenerasi Teater 42. Semoga rasa kreativitas di luar akademis (kuliah yang lengkap dengan teori-teori), dapat tumbuh dan berkembang,” papar Angga Palsewa Putra, selaku sutradara pertunjukan tersebut.

Pertunjukan kali ini diperankan oleh Juni Hermawan, Ilhamudin, Putik Arumsari, Ummahalul Azies, Oktaria Mulya Anisa. Selain itu, pertunjukan yang memakan waktu satu jam itu dihadiri oleh bermacam kalangan, di antaranya mahasiswa UAD, UTY, Akprind, para penggiat sastra (Hari Leo AER, Dinar Saka), teaterawan (Masroom Bara), pelukis (Sri Harjanto Sahid), dan para penikmat sastra di Yogyakarta.

“Alhamdulillah. Kami tidak menyangka akan dihadiri oleh banyak sekali pengunjung. Kami juga bersyukur para sesepuh menghadiri pertunjukan ini. Secara psikologi, ini sangat membantu perkembangan rasa kreativitas kami nantinya. Kami juga berharap, agar tradisi semacam ini akan terus berlangsung,” ujar Mega Ayuningrum, Pimpinan Produksi pertunjukan tersebut.

Dia menambahkan, keberhasilan pertunjukan tidak lepas dari kerja sama tim. “Terimakasih kepada Dian Adi, Iqbal “Kriting”, Rifki, Nurida S.M, dan Andhika T., yang berekspolari di musik. Selain itu, Mas Ari dan tim yang mengurusi setting dan artistic, Ipeh di kostum, mas Agus (Drama Tjarita) dan Bagus (JAB) yang bertugas sebagai penata cahaya. Juga kepada para civitas Universitas Ahmad Dahlan, teater JAB, teater PeBeI, dan teater Drama Tjarita yang telah membantu berjalannya pertunjukan ini. (IHS)

Read more