UAD and 4 PTMs Appointed for School Establishment and Development in Australia

Ahmad Dahlan University (UAD) along with 4 other Muhammadiyah Universities (PTM) was appointed by PP Muhammadiyah to be directly involved in establishing and developing a school in Australia.

The 10-hectare land located in Narre Warren East is a very strategic area in the southeast of Melbourne. UAD Vice Rector III, Dr. Muchlas M.T., who participated to see the location, said that the land was prepared by PP Muhammadiyah as the location of Muhammadiyah Australian College school whose grand design is currently being prepared.

"When we visited the location, there had been a building temporarily used as the office of Muhammadiyah Special Branch (PCIM) Australia, as well as the Muhammadiyah charity office in Australia," he said later.

This building had existed when the land was purchased. Because it was still considered to have solid construction, it was decided to be temporarily used as an office after the feasibility test was done by the local government.

"During the visit, we were invited to see around the land and was guided by Mas Khamim (Chairman of PCIM Australia) and Mas Edward (one of the PCIM officials), to see firsthand the sections of lands and landscapes that had been acquired by Muhammadiyah. After completing the tour, we were invited to discuss the aspects of Muhammadiyah Australian College's development, starting from its visions, missions, to the implementation of the education and teaching in the PCIM secretarial room. On this occasion, Dr. Haedar Nashir, M.Si., provided inputs for the improvement of the Muhammadiyah school plan."

Haedar Nasir, as the Chairman of PP Muhammadiyah, requests that the school to be built in Australia can be one Muhammadiyah excellence in the field of education as the realization of developed Islam vision implementation. This school will not only be reserved for Indonesian children living in Australia, but also for children in Indonesia who want a superior education abroad with a basis of Islamic values.

Rector of UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum, hopes that in the future development, this school can become a pride educational institution, not only for Muhammadiyah, but also for the nation. He also hopes that the school is able to educate Indonesian children to be global insightful people with Islamic values ​​deeply embedded in them. (doc)

 

Link http://muchlas.ee.uad.ac.id/v2/seri-kunjungan-ke-australia-2018-2-uad-bergabung-membangun-muhammadiyah-australian-college/

Press Release: Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) dan Manajemen Kesehatan Reproduksi dalam Kebencanaan

 

Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memiliki potensi tinggi terhadap terjadinya bencana, seperti banjir, angin puting beliung, gempa bumi, kekeringan, dan tanah longsor. Situasi krisis ini membuka peluang untuk tidak terpenuhinya hak reproduksi pada pengungsi. Sehingga banyak dijumpai kasus kekerasan seksual, kesakitan, dan kematian, akibat tidak terpenuhinya kebutuhan pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta kurangnya layanan Keluarga Berencana yang berhubungan dengan kehamilan tidak diinginkan.

Masyarakat awam juga memiliki peran penting dalam penanggulangan bencana sektor kesehatan dalam kondisi tanggap darurat. Kemampuan mereka dalam memberikan pertolongan sangatlah penting, minimal kepada keluarga serta melindungi hak-hak kesehatan reproduksi para pengungsi.

Berdasarkan kondisi tersebut, Oktomi Wijaya, S.KM., M.Sc. dan Ratu Matahari, S.KM., M.A., M.Kes. yang merupakan dosen muda di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berinisiatif melakukan pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) dan Manajemen Kesehatan Reproduksi dalam Kebencanaan yang bekerja sama dengan PRM Potorono Barat, Potorono Utara, dan PRM Nglaren (PCM Banguntapan Selatan). Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada Sabtu-Ahad (17-18/3/2018) di Balai Dakwah PRM Nglaren, Kabupaten Bantul. Acara ini melibatkan 30 peserta dari masing-masing perwakilan ketiga PRM tersebut.

Harapannya dengan mendapatkan pelatihan ini, para kader Muhammadiyah dapat memberikan pertolongan gawat darurat dasar, membantu tim medis dan paramedik dalam melakukan evakuasi dan transportasi saat bencana terjadi, serta pemahaman tentang pentingnya pemenuhan hak-hak reproduksi pada saat krisis.

Mawapres UAD Ikuti Konferensi Internasional di Thailand

“Mayoritas presenter dari konferensi ini adalah para profesor, lulusan S3, dan dosen. Kebanyakan dari Amerika dan Thailand. Selain itu ada dari Pakistan, Malaysia, Vietnam Filipina, Tiongkok, dan Jepang. Saya bangga mewakili UAD dan menjadi presenter termuda,” terang Ika Suciwati beberapa hari setelah mengikuti 9th International Conference on Language, Innovation, Culture, and Education di Thailand.

Ika mengaku banyak belajar dari berbagai pembicara internasional yang merupakan akademisi dan praktisi dari berbagai belahan dunia. Tidak hanya materi paper yang ia pelajari, tetapi juga kepribadian orang-orang tersebut. Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) UAD ini merasa sangat dihargai dan mendapat sanjungan dari peserta lain karena menjadi presenter termuda pada konferensi tersebut.

“Setelah menjadi mahasiswa berprestasi (Mawapres) 1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), saya termotivasi untuk lebih berprestasi. Salah satunya dengan mengikuti kegiatan 9th International Conference on Language, Innovation, Culture, and Education. Di ajang ini, saya mengajukan abstrak, setelah dinyatakan lolos kemudian mengirimkan full paper kepada pihak terkait,” tandasnya.

Kendala yang dirasakan perempuan asal Bima ini saat di Thailand ialah harus meninggalkan kuliah perdana karena konferensi berlangsung 23-25 Februari 2018. Untuk akomodasi pembiayaan selama mengikuti konferensi, semunya ditanggung penuh oleh UAD.

Baginya, yang paling penting dari konferensi ini adalah mendapat banyak relasi. Ika menerangkan banyak mendapat pengetahuan baru mengenai paper dan beasiswa. Ke depannya, ia akan mengikuti seleksi Mawapres tingkat Kopertis V dan di bulan April ke tingkat nasional.

Memiliki latar belakang seorang debater, mahasiswi semester 6 ini juga sedang mempersiapkan diri untuk bertarung di kompetisi National Universities Debating Championship (NUDC). NUDC merupakan lomba debat paling bergengsi di Indonesia yang diselenggarakan oleh Kemenristek Dikti. Terkait pendidikan, Ika memiliki rencana untuk melanjutkan studi S2 di Monash University Australia dengan jalur beasiswa, baik LPDP maupun Australia Award.

Prestasi yang pernah ia raih antara lain Best Paper Asean Youth Cultural Exposure 2017 (Bangkok-Thailand), Best Idea Asean International Summit 2017 (Malaysia), Juri Lomba Debat Ilmu Pemerintahan yang diselenggarakan UGM, Grand Finalist of the 2018 Asian English Olympics (Jakarta), TOP 3 Best Novice Speaker of The 2018 Asian English Olympics (Jakarta), Juri Kompetisi Antar Bangsa (SMAN 8 Yogyakarta), Juri International Competition (SMAN 7 Yogyakarta), Best Team of Asean Intetnational Summit 2017 (Malaysia), The Youngest Presenter of 9th International Conference on Language, Innovation, Culture, and Education 2018 (Thailand). (ard)

 

Student Study Service (KKN) of UAD Anak Bangsa

On Thursday (1/3/2018), the group of Student Study Service (KKN) of Anak Bangsa 3 from Ahmad Dahlan University (UAD) arrived at Adisucipto Airport Yogyakarta after finishing their duties in doing social service in Sambas district, West Kalimantan. Sambas is an area that belongs to the most remote, desolate, and disadvantaged areas (3T) categories. For the third time, Sambas became a target area for learning, empowerment, and community enlightenment.

KKN Anak Bangsa is a special KKN program organized by UAD for students who are active in Autonomous Organization (Ortom), either Muhammadiyah Student Association (IMM), HW, or Tapak Suci. A total of 26 students were involved in KKN Anak Bangsa 3. Most of them are IMM cadres. Meanwhile, some are already commissioned at the commissariat level and are still active in the branch leadership.

Some of them are the Student President, Chairman of Student Representative Council (DPM), several Corps Instructors of Djazman Al Kindi, and Chairman of HW UAD. According to Immawan Anshori, the Chairman of DPM UAD, KKN Anak Bangsa 3 is an IMAD milad gift from UAD. This activity is in line with the theme of the 54th IMM Milad, "IMM's Role in Creating a Cultured Society for a Sovereign Indonesian Community".

"IMM will launch IMM Social Service Movement, but UAD did it first by giving social service to the community through empowerment of IMM cadres," he concluded.

Meanwhile, Ihsan, the Chairman of KKN AB3 said that this KKN program is a real manifestation from IMM in serving the country. (ard / doc)

Alumni Gathering of PBSI UAD

"Every PBSI alumnus has different ways of spreading their knowledge, either through government agencies, teachers, or even by working in the police. This shows that the graduates of PBSI UAD have skills in various fields. From this meeting, we want to strengthen our relationship and synergy," explained Dra. Sudarmini, M.Pd., the Chairman of the alumni committee of Indonesian Language Education (PBSI) of Ahmad Dahlan University (UAD).

According to her, the good relationship between alumni and the study program must be maintained, because the alumni are an important asset of the study program.

This exciting event was held in the auditorium of Ahmad Dahlan Mosque Complex of Islamic Center in Campus 4, UAD on Jln. Lingkar Selatan, Tamanan, Bantul, Yogyakarta on Sunday (4/3/2018). Three speakers were presented at the event. They are from different generations of PBSI UAD alumni who have different working backgrounds.

The first speaker, Dr. Asyraf Suryadin, is the Head of Bangka Belitung Provincial Welfare Bureau and is currently trusted to be temporary Mayor of Pangkalpinang. Meanwhile, the second speaker, Esti Suryani, M.Pd., is one of the outstanding teachers in Yogyakarta and Central Java. She is teaching at SMK Negeri 1 Surakarta. Finally, the youngest one is Mahfud Suwono Jati, S.Pd., who is currently working as an investigator at Polda DIY.

Dra. Triwati Rahayu, M.Hum., who is currently serving as the Head of PBSI Study Program, expressed her wish for continuous connection and communication, especially for alumni outside Java.

"Sometimes it is difficult to connect with alumni outside Java, but we are working on it. The point is the communication between alumni and study programs must be maintained."

Please note that the oldest alumnus who attended the event was from class of 1982 and the youngest one was from class of 2013. In addition to holding a panel discussion, the follow-up of the event which was entitled "Establish Connection with Alumni" was to decide on the PBSI Alumni Board, as well as annual book publication. (ard)

UAD Considering Cooperation with KPK RI

Ahmad Dahlan University (UAD) is one of three universities in Yogyakarta that is trusted by the Corruption Eradication Commission (KPK) of the Republic of Indonesia to establish cooperation with. In order to realize the cooperation, the Forum Group Discussion (FGD) entitled "Implementation of Anticorruption Education at Ahmad Dahlan University" was held on Monday (27/2/2018) by Civics (PPKn) Study Program.

The event took place in the hall of Masjid Islamic Center UAD on Jln. Ringroad Selatan, Tamanan, Bantul, Yogyakarta, and was attended by the Ambassadors of KPK RI, Masagung Dewanto, S.E., M.M., and Irawati, S.E., M.M. Meanwhile, from UAD presented Dr. Kasiyarno, M.Hum. as the Rector, along with the Vice Rectors I, III, and IV. Also presented in the event were the heads of LPSI, BPA, and LPM, the Dean of FKIP and the Faculty of Law, representatives of the Student Executive Board, as well as some lecturers of institutional subjects and lecturers of PPKn.

From the explanation Masagung, this FGD was in order to share the formulation of anticorruption education implementation in UAD. KPK wants to be partners with UAD and implements university anticorruption pilot project in UAD. According to him, anti-corruption socialization is important in universities.

"UAD is very open with the KPK. UAD was a university that actively participated through its students and lecturers in several KPK events. Therefore, KPK is trying to further explore cooperation with UAD, we hope that there will be an MoU and we can insert anti-corruption values ​​in Tridharma Perguruan Tinggi," said Masagung.

In response, Kasiyarno also wanted UAD to be directly involved in assisting KPK in preventing criminal acts of corruption. He conveyed that the socialization of anti-corruption education was still rare to find.

"Essentially, we have been implementing preventive actions since a long time ago, especially in UAD environment. This action will continue as a cultural movement, not political or structural one," he explained.

Kasiyarno also considered that the socialization delivered by KPK which targeted students and university students was important. Not only Operasi Tangkap Tangan (OTT), which is a long-planned operation to catch a criminal red-handed, is put forward. Anticorruption education should be given as early as possible. Anti-corruption values ​​should be instilled to students, either through learning, field activities, or practicum. (ard)

Rektor UAD Imbau Fakultas Rancang Kerja Sama dengan Universitas Monash Australia

Bersama dengan delegasi Majelis Dikti Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM) Dr. Haedar Nashir, M.Si. dan lebih dari 20 rektor PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah), Dr. Kasiyarno, M.Hum. selaku Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menghadiri Signing Ceremony antara Majelis DIKTI PPM dengan Monash University di Melbourne, Australia,

Setelah melakukan kunjungan itu, Rektor UAD mengimbau para dekan Fakultas UAD dapat mulai merancang kegiatan kerja sama dengan Universitas Monash dalam berbagai kegiatan, dan berharap direalisasikan tahun 2018 ini.

“Rancangan-rancangan kerja sama tersebut semoga dapat segera diimplementasikan,” pinta Kasiyarno.

Ketua Majelis Dikti PPM juga berpesan kepada seluruh rektor PTM agar segera menindaklanjuti MoU dengan mengimplementasikan semua butir kerja sama. Adapun butir bentuk kegiatan-kegiatan yang telah disepakati bersama antara lain join conference, student exchange, visiting professor, dan join research.

Prof. Lincolin Arsyad mengingatkan bahwa MoU tidak ada maknanya sama sekali apabila tidak segera diikuti oleh implementasi. Oleh sebab itu PTM harus menjaga marwah Muhammadiyah sebagai organisasi modern yang konsisten dengan janji yang telah disepakati dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan realisasi dari MoU.

Pada pertemuan yang berlangsung (15/2/2018) tersebut, semua rektor PTM juga diberi kesempatan sendiri-sendiri menandatangani MoU dengan pihak Universitas Monash. Kemudian, acara dilanjutkan dengan meninjau lokasi “calon” sekolah Muhammadiyah di pinggiran kota Melbourne.

UAD-Muhammadiyah Jajaki Kerja Sama dengan Universitas Canberra

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta dan Muhammadiyah melakukan pembicaraan penjajakan kerja sama dengan Universitas Canberra Australia, Senin (19/2/2018). Pembicaraan dan diskusi kedua belah pihak sangat konstruktif. Gagasan-gagasan kerja sama dari Rektor UAD maupun Direktur Program Internasional yang ditawarkan memperoleh tanggapan positif.

Melalui pembicaraan bilateral ini, kedua belah pihak menyepakati adanya kemungkinan kerja sama dalam bidang student exchange, join conference, visiting professor, maupun join research. Dalam bincang-bincang informal tersebut, secara pribadi Prof. Roland Goecke bersedia diundang ke UAD sebagai pembicara dalam join seminar atau join research dengan tajuk yang berkaitan dengan digital forensic.

Sebelum dialog kerja sama, rombongan yang terdiri atas Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr. Haedar Nashir, Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum., Wakil Rektor I UAD Dr. Muchlas, M.T., Direktur Program Internasional UAD Dwi Santoso, Ph.D., dan Atdikbud Canberra Imran Hanafi, sempat berkeliling ke laboratorium Fakultas Sains dan Teknologi.

Di laboratorium, rombongan diperkenalkan dengan Dr. Reena Ghildyal, seorang profesor dalam bidang mikrobiologi. Dari pertemuan ini Reena banyak menjelaskan tentang berbagai riset terkait bidang keilmuannya. Selain itu, rombongan juga diperlihatkan beberapa maneken yang menjadi media pembelajaran anatomi manusia.

Menimbang dari hasil pembicaraan penjajakan kerja sama serta resources yang tersedia di UAD, dalam waktu dekat sangat memungkinkan untuk diimplementasikan. Kerja sama antara UAD dengan Universitas Canberra bisa dalam bentuk join research untuk bidang biologi, farmasi, dan kesehatan. Sementara itu, untuk bidang pendidikan dapat dilaksanakan kegiatan join conference dan student exchange. Sedangkan visiting professor untuk bidang fisika.

Perlu diketahui, hampir sama dengan UAD, Universitas Camberra Australia pada awal berdirinya berbentuk institut keguruan sehingga sangat kuat dalam bidang pendidikan. Kesamaan inilah yang memungkinkan kerja sama antarkedua pihak dapat segera terealisasikan dalam bentuk kegiatan. (ard/doc)

UAD Tidak Melarang Cadar

“UAD tidak pernah mengeluarkan larangan mengenakan cadar. Kami hanya membuat aturan untuk memverifikasi foto perorangan saat ujian. Kalau pakai cadar kan tidak bisa verifikasi, jadi harus dibuka. Ini untuk menghindari terjadinya joki. Dan yang membuka itu dosen perempuan serta dilakukan di ruang khusus seperti ruang transit. Itu saja. Jadi tidak ada larangan,” tandas Rektor UAD saat diwawancarai di ruang kerjanya, Rabu (7/3/2018).

Dilansir dari laman detik.com yang memuat tulisan mengenai mahasiswi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dilarang mengenakan cadar saat ujian itu merupakan berita yang tidak benar. Dari keterangan Dr. Kasiyarno, M.Hum., UAD tidak pernah melarang, hanya diperlukan untuk kepentingan verifikasi saja. Setelah proses verifikasi, cadar boleh digunakan lagi saat ujian.

Lebih lanjut Kasiyarno mengungkapkan, UAD tidak pernah menyinggung atau mengaitkan cadar dengan radikalisme. Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) ini hanya menawarkan pemahaman Islam dari sudut pandang Muhammadiyah.

Ia menekankan, sebagai lembaga pendidikan, UAD berkewajiban mendidik mahasiswa. Siapa pun yang masuk ke UAD akan dilayani. Perlu diketahui, aturan berpakaian di kampus ini juga Islami. Muslim perempuan berhijab dan tidak berpakaian ketat serta transparan. Tidak ada juga anjuran untuk memakai maupun larangan mengenakan cadar.

“UAD merupakan perguruan tinggi yang inklusif, bukan eksklusif. Siapa saja boleh kuliah di sini. Bahkan banyak mahasiswa dari berbagai lintas agama. Meskipun demikian, UAD tetap melakukan pembinaan mahasiswa sesuai dengan al-Islam dan Kemuhammadiyahan,” terangnya.

Sementara itu, HN (inisial) dan Efi, dua mahasiswi UAD yang mengenakan cadar mengaku nyaman-nyaman saja bercadar di UAD. Bahkan dari keterangannya, dosen dan teman-temannya cukup banyak yang mendukung, meskipun beberapa ada yang terkesan menjauh karena belum terbiasa dengan orang yang mengenakan cadar.

“Kami merasa nyaman-nyaman saja mengenakan cadar di UAD. Hanya saja akhir-akhir ini merasa sedikit tertekan karena banyaknya isu-isu yang memojokkan dan sindiran dari beberapa pihak yang memahami sesuatu hanya berdasar pemikirannya sendiri,” terang Efi ketika diwawancarai, Kamis (08/3/2018).

Sementara untuk keperluan verifikasi, kedua mahasiswi tersebut menerangkan tidak ada masalah jika melepas cadar.

“Tidak apa-apa jika untuk keperluan verifikasi, misalnya saat ujian. Seperti pas foto yang digunakan untuk kelengkapan berkas juga tidak masalah. Bercadar kan bukan untuk menutup diri, tapi menjaga diri, ” jelas mahasiswi Program Studi Manajemen asal Cilacap ini. (ard)

KKN UAD Anak Bangsa

Kamis (1/3/2018), rombongan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Anak Bangsa 3, tiba di Bandara Adisucipto Yogyakarta setelah melaksanakan tugas pengabdian di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Sambas merupakan daerah yang masuk dalam kategori terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Untuk ketiga kalinya, Sambas menjadi sasaran pembelajaran, pemberdayaan, dan pencerahan masyarakat.

KKN Anak Bangsa merupakan program KKN khusus yang diselenggarakan UAD untuk mahasiswa yang aktif di Ortom, baik Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), HW, maupun Tapak Suci. Sebanyak 26 mahasiswa yang mengikuti KKN Anak Bangsa 3 mayoritas merupakan kader IMM. Ada yang sudah demisioner di tingkat komisariat dan masih aktif di pimpinan cabang.

Beberapa di antaranya yang mengikuti antara lain, Presiden Mahasiswa, Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), beberapa Corps Instruktur Djazman Al Kindi, dan Ketua HW UAD. Menurut Immawan Anshori, Ketua DPM UAD, KKN Anak Bangsa 3 merupakan kado milad IMM dari UAD. Kegiatan ini sesuai dengan tema Milad IMM ke-54, “Peran IMM Mewujudkan Masyarakat Berbudaya untuk Masyarakat Indonesia Berdaulat”.

“IMM akan meluncurkan Gerakan IMM mengabdi, tetapi UAD lebih dahulu mengawali pengabdian kepada masyarakat melalui pemberdayaan kader IMM,” tadasnya.

Sementara, Ihsan Ketua Divisi KKN AB3 menyatakan, program KKN ini adalah wujud nyata peran IMM dalam mengabdi untuk Negeri. (ard/doc)