Menciptakan Peradaban yang Berkemajuan

 

Tipologi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yaitu religiositas, intelektualitas, dan humanitas. Religiositas yakni menjadikan Islam sebagai identitas sekaligus jiwa sebagai penggerak, intelektualitas berarti menjadikan mahasiswa sebagai pusat-pusat unggulan terutama dalam hal intelek, serta humanitas bertujuan untuk mewujudkan pembaruan peradaban kehidupan yang berkemajuan.

Acara Latihan Dasar Ikatan (LDI) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang bertempat di villa Abmarina Kaliurang, Sleman, DIY, menghadirkan Ahmad Saifudin Rauf, S.S. sebagai pemateri kedua yang membahas tentang ke-IMM-an pada Sabtu (4/4/2015) pukul 20.30β€’21.30 WIB.

IMM merupakan organisasi otonom mahasiswa Muhammadiyah yang memiliki kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Tujuannya untuk mewujudkan akademisi Islam yang berakhlak mulia sehingga harapan Muhammadiyah dapat terwujud, yakni membentuk masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Ahmad berujar, “Materi tentang ke-IMM-an ini sangat penting jika melihat tema yang diangkat, yakni ‘Pemahaman Paham Ideologis untuk Menumbuhkan Kader IMM yang Militan’. Setelah tahu tentang IMM, barulah kader IMM yang baik dapat tercetak.”

Dalam pembahasan materi tersebut, Ahmad juga memaparkan tentang pengertian dan tujuan IMM, faktor-faktor dan sejarah terbentuknya, dan struktur organisasi dari daerah hingga pusat. Lebih lanjut dijelaskan mengenai organisasi-organisasi akademik, di antaranya HMI (Himpunan Mahasiswa  Muhammadiyah), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), dan KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia).

“Torehkan aktivitas dengan hal-hal positif, jadikan IMM sebagai wadahnya. Hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Teruslah berdakwah di jalan Allah,” kata Ahmad di akhir pemaparannya. (AKN)

Anatomi Tauhid dalam Realita Islam

“Untuk apa hidup?”

Pertanyaan ini sering muncul pada pembahasan-pembahasan keagamaan, terutama ketika membicarakan tentang akidah. Akidah merupakan salah satu ajaran pokok dalam Islam yang membahas tentang keimanan. Sering juga dimaknai sebagai sesuatu yang mengikat dengan meyakininya dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan.

Pembahasan akidah ini merupakan salah satu materi yang diberikan pada acara Latihan Dasar Ikatan (LDI) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Minggu (5/4/2015) di Kaliurang, Sleman, DIY, dengan pemateri Fajar Mahmudi, mahasiswa semester IV Tafsir Hadits Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

“Semua makhluk yang diciptakan di muka bumi ini tidak lain untuk beribadah, baik manusia, hewan, tumbuhan, serta makhluk gaib seperti malaikat dan jin. Mereka diciptakan di dunia hanya untuk menjalankan semua perintah Allah. Kewajiban kita sebagai muslim adalah memiliki keyakinan yang kuat akan adanya Allah,” ungkap Fajar.

Akan tetapi, manusia kadang terlena dengan indahnya dunia. Tipisnya iman, lingkungan yang buruk, serta kurangnya pengetahuan agama membuat manusia lupa akan siapa dirinya, dari mana berasal, dan siapa sesungguhnya yang harus disembah. Di sinilah masalah akidah mulai dipertanyakan. Solusinya tak lain adalah meningkatkan tauhid.

Lebih lanjut dipaparkan, dewasa ini perbuatan syirik merajalela. Di antaranya penyembahan berhala, matahari, bahkan umat Islam melakukan syirik tanpa disadari. Budaya yang kental dengan masa belum masuknya Islam di Indonesia, tanpa disadari telah membawa efek buruk. Sebagai contoh, budaya masyarakat yang mengagungkan Nyai Roro Kidul. Tentu perbuatan ini syirik karena menyembah selain Allah.

QS. an-Nisaa’ ayat 48 telah menjelaskan tentang perbuatan syirik, yang sebagian artinya, “Allah tidak akan mengampuni dosa syirik”. “Kita hidup untuk beribadah kepada Allah, dan orang yang syirik akan mendapatkan kutukan dan celakalah hidupnya,” tutupnya. (AKN)

Mengaktifkan Pikiran Melalui Organisasi

 

Mengubah cara berpikir, tentu membutuhkan latihan. Namun, banyak manfaat yang akan diperoleh. Mengaktifkan pikiran dengan ide-ide menarik akan bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Selain itu juga dapat menambah motivasi untuk selalu berpikir positif dalam menjalani hidup.

Kajian keputrian FRESS diadakan pada Jum’at (27/3/2015), pukul 11.30-12.30 WIB di ruang 301 B Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Acara ini merupakan program rutin Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Psikologi. Pada kesempatan tersebut, tema yang dibahas adalah “Aktivis Yes, Kuliah Oke!”.

“Kalian mengaku anak muda, maka inner beauty-nya harus muncul dengan menghidupkan wajah yang selalu tersenyum agar membawa kesan baik bagi diri sendiri dan orang lain,” terang Rudi Yuniawati S.Psi. selaku pembicara yang juga merupakan dosen UAD.

Menurutnya, untuk tampil prima di hadapan orang lain maka harus ekspresif dengan menampakkan wajah berseri-seri. Sebab, itu akan menunjukkan suasana hati dan keadaan diri. Di samping itu, organisasi sangat bermanfaat, di antaranya menambah ilmu pengetahuan, menambah teman, dan yang paling utama adalah menambah pengalaman.

“Manusia memang tidak lepas dari masalah. Namun, jangan selalu berburuk sangka padanya karena  pasti terdapat hikmah di balik semua itu. Yang dibutuhkan adalah mencari sebab dari setiap permasalahan. Terlepas dari mudahnya mahasiswa di doktrin dan memiliki sifat idealis yang tinggi, organisasi sangat dibutuhkan dalam menuangkan ide-ide, menjalin komunikasi, serta berdiskusi dengan orang lain. Hal semacam ini dapat memunculkan konsep diri,” lanjutnya.

Organisasi merupakan bagian dari skala prioritas manusia. Dengan organisasi, seseorang dapat meninggalkan kemalasan dan berbuat sesuai aturan karena setiap perbuatan akan dipertanggungjawabkan kelak. (AKN)

Sejuta Manfaat Menjadi Aktivis

Organisasi dapat memberikan spirit mahasiswa untuk menjadi aktivis.”

Mahasiswa merupakan usia produktif untuk berkarya. Menjadi aktivis adalah salah satu wadah untuk menuangkan gagasan menjadi sebuah karya. Memang, tidak semua mahasiswa mau dan berminat untuk terjun dalam sebuah organisasi. Selain banyak peraturan, kedisiplinan juga sangat dituntut. Namun jika dicermati, manfaat menjadi aktivis sangat banyak.

“Sebagai kaum muda, harus melakukan sesuatu yang lebih karena banyak mimpi yang harus diwujudkan. Yang belum berorganisasi, bergabunglah di dalamnya. Yang sudah berorganisasi, lakukanlah hal baru yang lebih dari itu. Wujudkan skill-mu, banyaklah membaca karena buku merupakan jendela dunia,” kata Rudi Yuniawati S.Psi. selaku pembicara dalam acara kajian keputrian FRESS yang rutin diadakan hari Jum’at di kampus I UAD.

Seorang aktivis akan sangat mudah memperoleh inspirasi dan komunikasi dari variasi orang. Di sisi lain, juga dapat mempererat tali silaturahmi yang perlu diketahui dapat menambah usia, ilmu pengetahuan, pengalaman.

Selain itu, berorganisasi juga dapat menambah kepuasan hidup. Keadaan tersebut dapat mengonsep diri sehingga seseorang dapat menerima dirinya dan kemudian dapat mensyukuri. Menjadi aktivis merupakan ajang untuk meng-upgrade diri, berkomunikasi, dan beradaptasi sehingga mampu menjadi pribadi yang lebih fleksibel dengan bervariasi orang. Selain itu, dapat lebih mudah dalam mengaktifkan pikiran, menenangkan hati, dan meningkatkan motivasi hidup.

Di akhir acara Rudi berkata, “Mahasiswa dianjurkan untuk menjalin komunikasi dengan dosen, teman, atau siapa pun dengan cara berdiskusi agar semangat hidup menjadi tinggi. Marilah mencoba memahami orang lain.” (AKN)

Kebangkitan IMM dalam Membangun Bangsa

 

Terhitung sejak awal Maret, 15 rangkaian acara guna memperingati Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) telah diselenggarakan. Acara tersebut meliputi seminar farmasi, festival film pendek, dai IMM yang diterjunkan ke masjid-masjid di DIY, dan lain-lain.

Talk show pada Minggu (29/3/2015) merupakan acara terakhir dari serangkaian kegiatan tersebut. Kegiatan ini diadakan di auditorium kampus I Universitas Ahmad Dahlan (UAD) jalan Kapas 09 Semaki, Yogyakarta, dari pukul 09.00-12.00 WIB. Peserta yang hadir berjumlah sekitar 150 dari berbagai fakultas.

Hadir sebagai pembicara, di antaranya Farid Suryanto, S.Pd., Purnomo, S.T., dan Imam Mahdi, S.IP., M.A., dengan Juwanti, S.Pd. sebagai moderator. Tema yang diangkat adalah “Kiprah ke-51 Menuju Era Keemasan Kita Bangkitkan Peran IMM dalam Membangun Bangsa.’

“Pembicara yang dihadirkan merupakan alumni IMM yang masih berkontribusi di masyarakat, yang mampu memberi contoh baik kepada adik-adiknya untuk berjuang dalam Muhammadiyah,” kata M. Amirul selaku ketua panitia dalam sambutannya.

Sebagai putra bangsa yang berkewajiban membangun bangsa ini agar lebih baik, diperlukan adanya usaha untuk melakukan perubahan. IMM harus mampu berkarya dan membawa perubahan dengan melakukan dinamisasi, revitalisasi, dan fungsialisasi di bidangnya. Harapannya, kualitas negeri ini semakin meningkat.

Dalam talk show, diangkat beberapa pembahasan, seperti pendidikan yang dibutuhkan di Indonesia, gambaran tentang kondisi umum IMM selama 51 tahun ini, dan berbagai realita yang terjadi di masyarakat mengenai pendidikan, politik, maupun keadaan sosial lainnya. (AKN)

Filipina Membuat Pendidikan Dasar 12 Tahun

Orasi Ilmiah Atty Santiago D. Ortega, Jr.;

“Filipina telah mengubah sistem pendidikan dengan menambah 2 tahun di pendidikan dasar, yakni dari 10 tahun menjadi 12 tahun. Undang-Undang Peningkatan Pendidikan Dasar 2013 mengamanatkan bahwa TK dibuat wajib pada usia 5, ditambah 12 tahun pendidikan dasar. Angkatan pertama dari kelas 11 pada tahun 2016, menjadi tantangan tersendiri bagi institusi pendidikan tinggi karena kekosongan dua tahun di pendidikan tinggi. Program pendidikan dasar 12 tahun Filipina akan membuat lulusan sebanding dengan lulusan lain di negara-negara ASEAN, dan dunia pada umumnya.”

Itulah yang dikatakan Atty Santiago D. Ortega, Jr., President Of University of Saint Anthony, Filipina, dalam orasi ilmiah wisuda Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Sabtu (28/3/2015), di JEC.

Menurutnya, pada 2015, ASEAN Community telah dimulai. Situasi ini akan menghilangkan batas-batas bagi orang, produk, jasa dan barang, serta menghilangkan hambatan sehingga meningkatkan persaingan.

Bagaimana kita akan menyiapkan diri dalam tahun-tahun mendatang? Apakah bergerak maju, atau mundur? Apakah kita siap untuk menghadapi dunia di tengah-tengah menyusutnya batas?

Berkaitan dengan hal itu, Atty menghubungkan dengan mahasiswa yang sedang diwisuda. “Setelah lulus, persaingan akan dimulai. Anda akan menemui banyak tantangan. Beberapa orang mungkin memutuskan untuk bekerja di institusi pemerintah, sedangkan yang lain memutuskan untuk menjelajah ke dunia bisnis, mengelola atau usaha sendiri, dan menjadi bos. Di sini, saya ingin menekankan tentang kewirausahaan, menjadi seorang pengusaha-pengacara di Filipina.”

“Saya memuji Komisi Pendidikan Tinggi (CHED), lembaga yang mengelola lembaga pendidikan tinggi di Filipina. Pada tahun 2005, CHED berdasarkan Resolusi Nomor 184-2005 telah menyetujui Kebijakan, Standar, dan Pedoman Bachelor of Science dalam Kewirausahaan efektif S/Y 2006−2007. Tujuannya untuk mengembangkan wirausaha Filipina. CHED percaya bahwa semangat kewirausahaan adalah tulang punggung ekonomi apa pun, semakin kuat semangat wirausaha, maka semakin bergairah ekonomi. Di Filipina, jumlah terbesar pendaftar dan lulusan di perguruan tinggi adalah jurusan bisnis dan manajemen pendidikan,” tambahnya.

Di USANT, lulusan terbanyak pada 2015 berasal dari departemen pendidikan bisnis sekitar 40%. Populasi terbesar di sana adalah jurusan akuntansi. Sebanyak 34% dari seluruh perguruan tinggi adalah departemen pendidikan bisnis.

Mengapa program pendidikan bisnis menjadi pilihan siswa Filipina? Di USANT, biaya program tersebut lebih rendah dibandingkan program medis dan sains, serta sedikit praktik laboratorium. Selain itu, siswa percaya bahwa mereka memiliki pilihan yang lebih luas setelah lulus. Mereka bisa menjadi bos bagi dirinya sendiri atau mendapatkan pekerjaan di sektor swasta maupun publik. Persiapan akademis formal di perguruan tinggi akan membantu lulusan memulai bisnis mereka sendiri, untuk menjadi mandiri dan memperoleh gelar tanpa tergantung kepada pemerintah.

Memang ada urgensi untuk menceburkan diri dalam kegiatan kewirausahaan. Statistik Nasional Kantor Filipina melaporkan bahwa tingkat pengangguran di Filipina rata-rata 8,9% pada 1994−2014. Namun, data tersebut menurun menjadi 6,0% pada Oktober 2014. Di antara para pengangguran, 21,6% adalah lulusan perguruan tinggi.

Pada laporan yang sama, tingkat pengangguran di Indonesia adalah 5,94%, jauh sedikit lebih rendah dari Filipina. Ini merupakan bukti yang meyakinkan bahwa kewirausahaan, baik skala kecil atau skala besar, usaha kecil atau makro, bisa mengurangi pengangguran di kedua negara.

“Saya percaya UAD telah membekali Anda dengan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan untuk menghadapi dunia kerja yang nyata. UAD, salah satu perguruan tinggi terkemuka di Yogyakarta, membekali Anda dengan soft skills dan hard skills untuk menjadi warga negara yang produktif dan pengusaha Indonesia yang sukses,” kata Atty.

Soft skill mengacu pada keterampilan interpersonal, sikap dan semangat terhadap pekerjaan. Sementara menurut Andrew Dubrin, penulis buku Essentials of Management, hard skill mengacu pada keterampilan teknis, konseptual, diagnostik, dan politik. Keterampilan ini akan membuat pengusaha meraih hasil maksimal dalam bisnis. Bill Gates, salah satu yang terkaya dunia adalah programmer komputer. Ia memiliki keterampilan teknis yang tidak dapat diragukan. Ia merupakan salah satu pengusaha paling terkenal, yang memiliki Microsoft.

“Di USANT, kami menganjurkan dan membangun kualitas mahasiswa dan karyawan atau CDCD atau yang disingkat dengan care (perhatian), dedication (dedikasi), commitment (komitmen),  dan discipline (disiplin). Jika Anda memiliki kualitas ini, Anda tidak akan pernah gagal. Sukses akan berada di ujung jari Anda.”

Buktinya, formula ini membawa USANT ke tempat yang sekarang, pemimpin dalam inovasi pendidikan dan keunggulan. USANT terus menyentuh dan meningkatkan kehidupan para pemangku kepentingan dan akan terus melakukan bahkan lebih berani, lebih baik, dan lebih bersinar. Seandainya bukan karena CDCD, USANT tidak akan seperti sekarang.

“Sebagai Presiden dan Ketua Dewan USANT, universitas mitra Anda, saya mendesak masing-masing dari Anda untuk membuat perbedaan. Selalu bawa cita-cita almamater. Hidup yang bermanfaat adalah saat Anda merangkul motto moral and intellectual integrity,” terangnya.

Lebih lanjut ia menuturkan, “Rahasia sukses saya adalah kerja keras, tekun berdoa, dan berbagi dengan sesama. Ukir masa depan Anda dengan integritas moral dan intelektual, disiplin, perhatian, dan dedikasi,” tutupnya.

 

Melihat Kerja Sama UAD dengan Filipina

“Saya merasa senang bahwa 5 mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Ahmad Dahlan menyelesaikan tesis mereka di Graduate School USANT telah lulus,” kata Atty Santiago D. Ortega, Jr. President of University of Saint Anthony, Filipina, dalam orasi ilmiah wisuda Universitas UAD, Sabtu (28/3/2015), di JEC.

“Mereka tinggal bersama kami selama 4 bulan, yakni pada September hingga Desember 2014. Selamat untuk Awaludin Arifin, Balqis Husain, Ratih Kesuma Dewi, Aditya Dwi Saputri, dan Desi Hidayanti yang telah di wisuda periode ini,” tambahnya.

Atty merasa sangat tersanjung karena dapat berperan sebagai ayah kedua, menjadi presiden, Ketua Dewan Pembina Universitas Saint Anthony pada wisuda Maret 2015, serta berada di hadapan 796 wisudawan.

Sejak Oktober 2013, kerja sama UAD dengan Fakultas Seni Liberal sudah terjalin. Hal ini selanjutnya diangkat ke tingkat universitas setelah penandatanganan resmi Nota Kesepahaman antara Universitas Saint Anthony (USANT) dan UAD pada Desember 2014.

Tercatat, sudah banyak kerja sama yang dilakukan oleh kedua universitas ini. Di antaranya pada 25 Oktober 2013, Fakultas Psikologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Sastra, Budaya dan Komunikasi, menandatangani MoU dengan College of Liberal Arts USANT.

Bulan September 2014, UAD mengirimkan 5 mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Inggris dalam program Credit Transfer System untuk menulis dan melakukan penelitian tesis di USANT. Satu bulan selanjutnya, Pascasarjana UAD menandatangani MoU dengan Graduate School USANT sekaligus menyelenggarakan seminar on Educational Exchange.

Selain itu, Fakultas Kesehatan Masyarakat UAD menandatangani MoU dengan Health Care Education Department USANT dan menyelenggarakan Seminar on Health Care Policy, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UAD bekerja sama dengan College of Education USANT menyelenggarakan seminar dengan tema Code of Ethics For Teachers: A Comparison Between Indonesia-Philippines, serta Fakultas Ekonomi UAD menandatangani MoU dengan Business School USANT dan menyelenggarakan Seminar on ASEAN Economic Community.

Pada 15 Desember 2014, Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum., dan Presiden USANT, Atty Santiago D. Ortega, Jr. juga menandatangani MoU tingkat universitas.