Suntikan Menuju PIMNAS Melalui Workshop PKM Bagi Prodi PGSD

 

Sebanyak 350 mahasiswa antusias mengikuti sosialisasi dan workshop Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Prodi PGSD) di kampus V Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Para mahasiswa yang hadir tidak hanya dari mahasiswa PGSD, tetapi beberapa berasal dari prodi berbeda, seperti Prodi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Bimbingan Konseling (BK), Pendidikan Biologi (P.Bio), dan Pendidikan Matematika (P.Mat). Workshop yang berlangsung pada hari Sabtu (12/9/14) ini bertema “PGSD FKIP UAD Menuju PIMNAS 2015”.

Acara yang bertujuan untuk mengembangkan kreativitas mahasiswa ini menghadirkan tiga pemateri. Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Dr. Suparman, M.Si., DEA. menyampaikan bahwa target tahun ini lolos menuju Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) minimal 5 kelompok. Harapannya yang ter-upload  ke Dikti 100 kelompok.

Workshop ini juga memberikan tips dapat lolos menuju PIMNAS. “PKM bukan hanya sekadar kompetisi, tetapi suatu bentuk amal bakti mahasiswa terhadap negeri sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Hendro Setyono, S.E., M.Si. Kepala Bidang Kemahasiswaan dan Alumni (BIMAWA).

Pembicara yang hadir dalam workshop ini telah memiliki pengalaman yang luar biasa. Salah satunya Wahyu Widyaningsih, M.Si., Apt. Tahun lalu, ia mengantarkan mahasiswanya menuju PIMNAS 2013/2014 di Universitas Diponegoro. Tak tanggung-tanggung, tiga kelompok dari Fakultas Farmasi menjadi nominator PIMNAS. Dalam workshop, ia menjelaskan bahwa untuk mencari sebuah ide, mahasiswa dituntut untuk rajin membaca. “Bacalah, maka akan banyak pengetahuan yang didapat dan termasuk mendapatkan ide. Pemberian judul juga harus menarik dan sesuai dengan aturan dari Dikti,” terangnya.

Ketua panitia workshop, Ragil Kurniawan, M.Pd., berharap sembilan kelompok mahasiswa PGSD yang mengikuti pelatihan ini dapat lolos, didanai, dan menjadi salah satu nominator PIMNAS.

“Acara ini sangat bermanfaat karena menambah informasi tentang PKM dan memberikan stimulus untuk mengembangkan kreativitas. Selain itu juga memotivasi dalam membuat proposal,” kata Vika Juniati, peserta workshop yang memiliki harapan lolos PIMNAS. (er)

Mahasiswa FTI Meraup Omzet 30 Juta

Kiprah Bayu Endriadhy, salah satu anggota Technopreneurship Community Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan (FTI UAD), patut diacungi jempol. Dia bersama tiga rekannya, Mukhlis Syaifudin, Wahyu Husein, dan Yoga Eka Oktavianta, bertekad tidak akan melalaikan studi meskipun sibuk di technopreneur.

Pada 19−22 Juni 2014 lalu, mereka turut memeriahkan Jogja Clothing Festival 2014 yang digelar di Jogja Expo Center (JEC). Diakui oleh Endriadhy, mereka mengusung label PRVS STAR dan alhamdulillah meraup omzet lebih dari 30 juta rupiah.

Omzet pada pameran di JEC ini masih lebih rendah jika dibanding dengan pameran di Jakarta Clothing Expo yang diikutinya pada 28 Mei−1 Juni 2014 lalu. Event yang diselenggarakan di parkir timur Senayan, Jakarta, tersebut diikuti sekitar 300 brand dari berbagai penjuru kota di Indonesia. “Beberapa bulan yang lalu, PRVS STAR juga di Solo, Semarang, Surabaya, Salatiga, dan Bali,” terang Endriadhy.

Mahasiswa FTI angkatan 2011 ini mengungkapkan bahwa kerja keras dan komitmen yang tinggi adalah kunci keberhasilannya memadukan studi dan berwirausaha. Hal ini diakui oleh Yana Hendriyana, S.T., M.Eng., salah satu pembina Technopreneurship Community. “Endriadhy dan kawan-kawan adalah sosok yang memiliki kemauan kuat, pantang menyerah, dan disiplin. Nilai-nilai technopreneurship inilah yang insya Allah mampu mengantarkan kesuksesan,” kata Yana.

PRVS STAR dirintis Endriadhy dengan rekan-rekan satu angkatannya sejak setahun lalu. Hanya dalam waktu singkat, brand-nya telah membuahkan hasil yang memuaskan. Agar tetap up to date, mereka mengadakan workshop di daerah Taman Siswa sekaligus sebagai lokasi untuk produksi. Mereka rajin mengeluarkan produk dengan desain dan inovasi baru. Misal produk yang merambah konsumen anak karena belum banyak label yang memasukinya.

“Endriadhy dan timnya mengembangkan diri menjadi wirausahawan tangguh. Sejalan dengan visi FTI UAD untuk mencetak lulusan yang unggul dalam technopreneurship, lulusan yang tidak hanya mampu berkompetisi dalam pasar dunia kerja nasional dan internasional, tetapi juga memiliki mindset untuk berwirausaha mandiri,” terang Dekan FTI UAD, Kartika Firdausy.

Saat ditemui di stand PRVS STAR di JEC, Kartika menjelaskan bahwa Technopreneurship Community dibentuk sebagai salah satu sarana untuk mewujudkan visi FTI.  Dia sangat bersyukur dengan keberhasilan mahasiswa yang dilakukan dengan tekad dan kesungguhan. (Doc/Sbwh)

Yudha Rizky Nuari Peraih Juara I Mawapres Tingkat Kopertis Wilayah V

“Motivasi saya adalah untuk mengharumkan nama Fakultas Farmasi dan Universitas Ahmad Dahlan.”

Begitulah ucap Yudha Rizky Nuari, mahasiswa UAD yang berhasil meraih juara 1 dalam Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Jejang Program S1 Tingkat Kopertis Wilayah V Tahun 2014.

“Secara pribadi, motivasi saya adalah setidaknya selama menempuh S1, saya punya sesuatu dan ada sesuatu yang dapat serta pernah saya berikan kepada fakultas dan universitas dalam wujud prestasi,” imbuhnya.

Untuk mencapai itu, ada empat kemampuan khusus yang harus Yoga kuasai. Yaitu bahasa, aktivitas, rekam jejak prestasi, dan karya tulis. Dalam hal ini, melatih kemampuan berbahasa Inggris sangat diperlukan. Mahasiswa yang pernah mengikuti Konfrensi Internasional di Thailand dan bertindak sebagai salah satu pembicara ini mengaku banyak dibantu oleh dosen pembimbing, beberapa dosen, dan Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BIMAWA).

“Untuk teknik presentasi karya tulis, saya dilatih secara khusus beberapa kali pertemuan sebelum seleksi dilakukan di tingkat kopertis,” terang mahasiswa kelahiran Samarinda ini.

Meskipun waktu persiapan terbilang singkat, khususnya ketika seleksi ditingkat nasional, tetapi Yoga berhasil meraih juara 1 dengan judul “Potensi Energi Panas Bumi Bersumber Gunung Berapi di Indonesia sebagai Energi Alternatir Pembangkit Tenaga Listrik”.

Pemilihan Mawapres yang diselenggarakan oleh Kopertis Wilayah V  pada 14 Mei 2014 di ruang sidang utama Kopertis Wilayah V Yogyakarta ini diikuti oleh sebelas mahasiswa berprestasi dari berbagai perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Dari empat finalis, perwakilan UAD berhasil meraih juara satu dengan nilai 93,67. (Sbwh)

No

Nama

NIM

Perguruan Tinggi

Nilai

Juara/Peringkat

1

Yudha Rizky Nuari

10023028

Universitas Ahmad Dahlan

93,67

Juara I

2

Irene Anindyaputri

114214035

Universitas Sanata Dharma

92,58

Juara II

3

Nafiatul Munawaroh

11410373

Universitas Islam Indonesia

77,81

Juara III

4

Muh. Fariz Qomarul Hadi

121021020

IST “Akprind” Yogyakarta

77,29

Juara Harapan

 

Pilar-Pilar Mutu Pendidikan Farmasi

 

Dr. Nurkhasanah, M.Si. Apt

Dosen Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan

 

Pendidikan farmasi sebagai salah satu bagian pendidikan tenaga kesehatan tidak luput dari berbagai perkembangan yang terjadi di tingkat nasional maupun global, diantaranya meningkatnya kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang bermutu, arus globalisasi, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Hal ini menuntut  pendidikan tinggi farmasi Indonesia untuk selalu melakukan evaluasi dan beradaptasi dengan perkembangan tersebut. 

Mutu pendidikan farmasi dapat dinilai dari berbagai aspek. Salah satu aspek penting dalam penilaian mutu pendidikan farmasi adalah penerimaan stakeholders sebagai pengguna lulusan. Stakeholders dalam pendidikan farmasi meliputi pengelola layanan kesehatan (rumah sakit, apotik, Puskesmas, klinik dan layanan kesehatan lain), pemerintah, asosiasi profesi, profesi kesehatan lain dan masyarakat secara umum. Outcome pendidikan Farmasi harus selalu dapat mengikuti tuntutan kebutuhan stakeholders, salanjutnya menjadi perhatian pengelola pendidikan tinggi farmasi agar melakukan improvement terhadap konten serta proses pendidikannya.

Seperti halnya sebuah rumah, mutu pendidikan farmasi ditentukan oleh pilar-pilar penyokongnya. Setidaknya ada 5 pilar penyokong untuk mewujudkan pendidikan farmasi yang berkualitas yaitu: konteks, struktur kurikulum, proses, luaran  dan  impak. Faktor-faktor ini harus selalu dievaluasi agar sesuai dengan outcome yang diharapkan oleh stakeholders dan perkembangan ilmu kefarmasian.

Pilar konteks menuntut bahwa kurikulum harus selalu mampu mengadaptasi setiap tuntutan perubahan yang terjadi dalam kehidupan profesional maupun perkembangan ilmu pengetahuan. Suatu lembaga pendidikan farmasi yang telah dikenal bermutu oleh masyarakat tidak bisa berhenti di menara gading kesempurnaan, melainkan harus selalu adaptable. Sebaliknya, pendidikan tinggi yang memiliki  kemampuan dan kemauan yang tinggi untuk beradapatasi dengan perkembangan akan bisa menjadi leader dalam percaturan nasional dan internasional.

Proses penyelenggaraan pendidikan tinggi merupakan bagian yang sangat menentukan kompetensi lulusan. Proses yang baik akan membekali dan meningkatkan kemampuan peserta didik secara optimal dalam berbagai aspek, tidak hanya dalam aspek kognitif dan skill tetapi juga attitude. Proses meliputi kegiatan akademik, administratif, sumber daya pendukung, serta sarana prasarana. Proses yang baik akan mendukung pencapaian outcome sesuai dengan kompetensi yang diharapkan, sehingga akan memberikan impak yang berarti bagi peningkatan layanan kesehatan. Impak dari suatu pendidikan tinggi hanya bisa dinilai dalam waktu yang lama, melalui alumni-alumni yang telah berperan di masyarakat serta produk-produk ilmiah lainnya yang dapat memberikan kemanfaatan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan tinggi harus selalu berusaha untuk melakukan evaluasi  untuk mengetahui posisinya di masyarakat.

Bangunan pendidikan tinggi yang bermutu ini harus didirikan atas landasan etika, moral dan akhlak yang baik. Oleh karena itu, muatan etika, moral dan akhlak ini harus ada dan include dalam pendidikan profesional farmasi, tidak harus berdiri sendiri sebagai program atau mata kuliah tersendiri, bahkan sebaliknya integrated dengan semua proses yang dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung.

Workshop Penyusunan Proposal PKM Tahun 2014-2015

Workshop Penyusunan Proposal PKM Tahun 2014-2015

"PGSD FKIP UAD Menunju Pimnas 2015"

Prof. Dr. Ing. Mitra Djamal: Menuju Masyarakat Muslim yang Paripurna

Jika kita menjadikan al-Quran sebagai pegangan hidup, maka seharusnya kita dapat memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Al-Qur’an adalah kendaraan yang super canggih. Kita dapat memiliki dan menggunakannya. Sayang sekali jika kita memiliki kendaraan super canggih, tetapi tidak bisa menggunakannya sehingga menjadi tidak bermanfaat. Sama halnya sebagai umat Islam, sayang jika tidak memahami al-Quran. Sebab, agama Islam diturunkan ke bumi oleh Allah agar menjadi rahmatan lil ‘aalamiin, rahmat bagi seluruh alam semesta.

Kondisi masyarakat dunia sebelum Rasulullah Saw., setelah Nabi Isa, adalah masa kegelapan. Masyarakat menyembah berhala dan dalam kondisi primitif. Ketika Muhammad Saw. menjadi rasul dan memerintahkan untuk menyembah Allah, banyak orang yang tidak percaya. Bahkan beliau ditentang oleh keluarganya sendiri. Namun, kegigihan beliau dilandasi oleh keyakinan kuat bahwa akan ada pertolongan dari Allah Swt. Maka dalam masa 23 tahun, Rasulullah Swt. mampu mengubah bangsa Arab dari bangsa yang tidak beradab menjadi masyarakat yang beragama, mengubah dari bangsa yang paling jelek menjadi bangsa yang baik. Beliau dapat menaklukkan Makkah dan menanamkan akidah bagi bangsa Makkah. Ia pun mendapat gelar al-Amin bukan hanya dari sahabat, tetapi juga dari lawan.

Ketika masa kejatuhan masyarakat Islam, bangsa Barat mengambil ilmu-ilmu dari ilmuwan-ilmuwan Islam. Namun, mereka meninggalkan akidah Islam. Melihat dunia saat ini, orang-orang di negara maju seperti Korea, Jepang, ataupun Amerika, sangat bebas melakukan hal-hal yang sangat dilarang oleh agama. Misalnya perzinaan, perjudian, dan minuman keras. Banyak orang di negara maju yang tidak tahu arah hidupnya. Agama hanya menjadi simbol ketika lahir, menikah, dan mati. Bahkan di bangsa-bangsa maju, pernikahan sesama jenis dilindungi dengan undang-undang. Di negara-negara Islam pada masa sekarang pun tak kalah mengerikan, perilakunya jauh dari tuntunan Islam, jauh dari ajaran al-Quran. Perang saudara dan perebutan kekuasaan terjadi di banyak tempat. Di samping itu, setiap hari televisi hanya dihiasi oleh berita-berita tentang perang, pertumpahan darah, penderitaan, dan kematian akibat perang.

Kenapa masyarakat Islam mengalami kemunduran?

Apakah orang Islam menjadikan al-Quran sebagai pegangan hidupnya? Kita menghabiskan waktu yang panjang untuk bisa mendapatkan gelar sarjana, magister, doktor, dll. Bandingkan dengan berapa lama kita menggunakan waktu untuk mendapatkan tiket ke surga? Per hari kita menuntut ilmu dunia menghabiskan waktu 7 jam, seangkan untuk menjalankan agama hanya 1 jam. Jika di logika, apakah benar untuk menjadi sarjana membutuhkan waktu 7 jam, sementara untuk menjadi ahli surga hanya butuh waktu 1 jam?

Kita sebagai ilmuwan, apakah sudah benar menggunakan waktu untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat? Apakah kita sudah menyediakan waktu yang cukup untuk mempelajari al-Quran dan  Hadits? Apakah kita sudah memahami yang diperintahkan al-Quran?

Pertanyaan-pertanyaan itu yang harus kita jawab. Jika jawabannya belum, maka itulah penyebab umat Islam mengalami kemunduran. Sikap, perilaku, dan tindakan kita belum sesuai dengan nila-nilai qurani. Menuju muslim yang paripurna itu kaffah (menyeluruh), menjadi muslim yang terbaik sampai kita meninggal. Kalau hari ini kualitas kita sama dengan hari kemarin, artinya kita mengalami kemunduran.

Itulah poin-poin penting materi yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ing. Mitra Djamal, Dosen ITB dalam Studium Generale Program Pascasarjana UAD yang diikuti oleh 150 lebih mahasiswa baru dan 100 mahasiswa semester dua Pascasarjana UAD pada Jumat (5/9) di Auditorium Kampus II Jln. Pramuka 42 Yogyakarta. (Dans)

Mahasiswa University of Malaya Belajar di UAD

                Experience is the best teacher (pengalaman adalah sebaik-baiknya guru) merupakan kalimat yang tepat untuk menyebut program yang dilaksanakan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) saat ini. Program Studi (Prodi) Bahasa dan Sastra Arab UAD kembali bersyukur atas kedatangan enam mahasiswa dan mahasiswi University of Malaya (Malaysia). Mereka merupakan peraih beasiswa Program Student Exchange ASEAN International Mobility Students (AIMS) angkatan keempat yang akan belajar di Prodi Bahasa dan Sastra Arab selama satu semester.

                Para mahasiswa University of Malaya ini mengaku sangat gembira karena dapat menuntut ilmu di Indonesia, khususnya di Yogyakarta. Mereka terdiri atas Muhammad Fikri bin Johan, Muhammad Hafizuddin bin Hussin, Farah As-Sofia binti Harolizam, Wardah Hanim binti Muhammad Nabil, Zafirah Afifah binti Ahmad Luthfi, dan Nabilah binti Halim. Selain kuliah di kampus, mereka juga belajar dan tinggal di Pesantren Mahasiswa K.H. Ahmad Dahlan (kampus IV).

                Selain kedatangan para mahasiswa University of Malaya, empat mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Arab yang mendapatkan beasiswa Program Student Exchange AIMS angkatan tiga juga berangkat ke University of Malaya. Mereka diberangkatkan dengan beasiswa dari Dikti pada 2 September 2014, setelah berpamitan dengan Rektor UAD. Sebelumnya, berbagai prosedur ujian dan mufakat sudah dilakukan antara Ketua Prodi Bahasa dan Sasta Arab, Abdul Mukhlis, S.Ag., M.Ag. dengan pejabat akademik Fakultas Agama Islam (FAI).

                Empat mahasiswa FAI UAD yang diberangkatkan ke University of Malaya, yaitu Ahmad Luqman Hakim, Muhammad Wahid Hasyim, Muhammad Husni Imaduddin, dan Muhammad Khairul Anam. Ahmad Luqman Hakim sebelumnya sudah pernah menjadi utusan FAI UAD ke Suez Canal University, Mesir, pada Undergraduate Sandwich Program selama satu semester.

“Saya sangat bersyukur kepada Allah karena saya kuliah di FAI UAD lalu mendapatkan kesempatan menimba ilmu di luar negeri. Pertama di Mesir, lalu sekarang Malaysia. Jangan sia-siakan kesempatan-kesempatan yang ada di FAI UAD,” pinta Mukhlis. (Doc)

UAD Adakan Pelatihan Program Kreativitas Mahasiswa

Jum’at (05/09/2014) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan Pelatihan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di Ballroom Hotel Satya Graha Jln. Veteran (sebelah timur XT Square) Yogyakarta.

Acara yang diprakarsai oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD ini dihadiri oleh Drs. Hendro Setyono, S.E., M.Si. selaku Kepala Bimawa sekaligus pemateri.

“Tujuan diadakannya pelatihan ini adalah untuk mempersiapkan para mahasiswa UAD dalam rangka mengikuti PIMNAS yang akan segera dilaksanakan dan diharapkan para peserta yang hadir ini dapat lolos seleksi tingkat nasional,” kata Hendro.

Pelatihan tersebut dilakukan dalam dua sesi. Sesi pertama berlangsung dari pukul 13.00−15.00 WIB, kemudian sesi kedua dilanjutkan dari pukul 15.30−17.30 WIB.

Peserta yang hadir merupakan perwakilan dari mahasiswa seluruh program studi yang ada di UAD dan mempunyai minat untuk mengadakan sebuah penelitian.

“Setelah diadakannya pelatihan ini, semoga para mahasiswa UAD mampu membuat proposal penelitian dengan baik dan benar,” tutup Hendro. (CH)

KKN UAD Adakan Pelatihan Penggunaan Pupuk Organik di Bantul

 

Tim KKN PPM UAD mengadakan acara serah terima perangkat pembuatan pupuk yang meliputi alat pencacah sisa panen, komposter, dan sealer kepada masyarakat desa Sidomulyo yang diterima oleh Kepala Desa Sidomulyo, Edi Murjita, S.Pd. pada Selasa, (26/8/2014).

Acara dengan tema “Pembuatan Pupuk Organik Guna Menyiasati Kerusakan Tanah di Desa Sidomulyo Bantul” ini dihadiri oleh warga masyarakat, pemuda, anak-anak, dan para perangkat desa Sidomulyo. Acara tersebut diawali dengan pengajian akbar bersama ustadz Hidayat Nur Pamungkas, M. Pd. dari LPSI UAD dan diakhiri dengan pentas musik yang dimeriahkan oleh Nasyid UAD.

Tim pengusung KKN PPM, Dra. Listiatie Budi Utami, M. Sc., Trianik Widyaningrum, M. Si., dan Shantiana Tri Erawati, M. Si. menyampaikan bahwa KKN PPM yang berlokasi di dusun Pinggir, Ponggok, dan Selo tersebut telah mengadakan serangkaian kegiatan tematik yang meliputi penyuluhan dan pelatihan pembuatan pupuk organik berbahan dasar sisa panen, pelatihan pengemasan pupuk, serta pemasaran pupuk dengan pemateri Dosen Ekonomi UAD, Utik Bidayati, S. E., M. M.

Masyarakat Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul sebagian besar penduduknya adalah petani. Pola pertanian adalah satu kali tanam padi dan dua kali palawija dalam setahun. Untuk memperoleh hasil panen yang baik, petani masih mengandalkan penggunaan pupuk dan obat-obatan kimiawi karena mudah diperoleh dari berbagai toko pertanian yang ada di wilayah tersebut.

Penggunaan pupuk dan obat-obat kimia telah menimbulkan dampak berupa berkurangnya kesuburan tanah. Tanah menjadi keras, tingkat keasaman tanah meningkat, dan populasi hewan yang mendiami tanah tersebut (cacing dan berbagai serangga tanah) juga berkurang. Masalah ini merupakan dilema bagi petani. Agar hasil panen meningkat, maka harus menggunakan pupuk dan obat. Sementara di sisi lain, penggunaan pupuk dan obat-obat kimia yang berlebihan justru semakin mengurangi kesuburan tanah dan membahayakan jika residu pupuk dan obat-obatan tertinggal pada hasil panen dikonsumsi oleh manusia.

Oleh karena itu, diadakan penyegaran kembali pelatihan pembuatan pupuk organik dengan memanfaatkan sisa panen. Harapannya, hal ini dapat mengembalikan kesadaran warga desa Sidomulyo untuk menggunakan pupuk organik sehingga tanah kembali menjadi subur.(Doc)

UAD Adakan Pelatihan Robotika ke Sekolah Muhammadiyah Brebes

 

Ketua Pimpinan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Brebes Jawa Tengah, Timbul Atmawidjaja, S.Pd., melakukan kunjungan ke Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Senin, (1/9/2014). Kedatangan di Fakultas Teknologi Industri (FTI) ini diterima langsung oleh Wakil Rektor I Dr. Muchlas, M.T., Dekan FTI Kartika Firdausy, S.T., M.T., Wakil Dekan FTI Endah Sulistiawati M.T., dan ketua program studi di lingkungan FTI.

Dalam kunjungannya ke UAD, Timbul Atmawidjaya didampingi kepala sekolah, guru, dan siswa SD/MI, SMP/MTS, SMU, serta SMK Kabupaten Brebes yang terdiri atas SD Muhammadiyah Slawi, MI Muhammadiyah Larangan, SD Muhammadiyah Ketanggungan, SMP Muhammadiyah Slawi, SMP Muhammadiyah Kluwut, SMP Muhammadiyah Larangan, MTS Muhammadiyah Wanasari, SMK Muhammadiyah Bumiayu, SMK Muhammadiyah Wanasari, SMK Muhammadiyah Bulakamba, SMK Muhammadiyah Paguyangan, dan SMK Muhammadiyah Larangan.

Dalam sambutannya, Dekan FTI menerima kedatangan rombongan tersebut dengan tangan terbuka. Sesuai dengan visi dan misi serta pengabdian kepada masyarakat, FTI siap untuk memfasilitasi pelatihan robot bagi guru dan siswa Muhammadiyah Kabupaten Brebes yang pelaksanaannya berlangsung selama tiga hari (1−3/9). Agenda pelatihan robotika tersebut meliputi pembuatan action figure robot, pengenalan dan perakitan robot Ollo Bug, Roboplus, Ollo Action Kit A sampai Ollo Action Kit D, perakitan robot LF Analog, perakitan LF Microcontroller, dan pengetahuan lebih lanjut tentang dunia robotika.

Dalam sambutannya, Muchlas mewakili universitas sangat berterima kasih atas kepercayaan dalam memilih kampus UAD, khususnya FTI, untuk menyelenggarakan pelatihan robot bagi guru dan siswa Muhammadiyah Kabupaten Brebes. “Kerja sama dan pelatihan robot ini diharapkan dapat berlanjut untuk masa yang akan datang sehingga kerja sama ini bisa menumbuhkan tunas baru yang tumbuh berkembang pesat untuk kemajuan dunia pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan di lingkungan Muhammadiyah,” ucapnya.

Timbul Atmawidjaja menambahkan, maksud dan tujuan berkunjung ke UAD adalah untuk penandatanganan naskah kerja sama (MoU) antara FTI dengan Pimpinan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Brebes. Tujuan utamanya adalah ingin memperoleh ilmu di bidang robotika bagi guru dan siswa SD/MI, SMP/MTS, SMU, serta SMK Muhammadiyah Kabupaten Brebes, sekaligus sebagai bentuk bersilaturahmi.

Kerja sama ini terjalin selama tiga tahun dan dibagi menjadi tiga tahapan. “Untuk tahap pertama, pelaksanaan sudah berjalan dan diikuti dengan jumlah peserta yang cukup banyak. Untuk tahap kedua, peserta pelatihan robotika dari guru dan siswa sudah antre untuk mendaftar,” ungkap Timbul Atmawidjaja. Ia berharap, para guru dan siswa setelah mendapat ilmu pelatihan robot dari UAD tersebut dapat menerapkan dan mengimplementasikan kepada siswa di sekolahnya masing-masing.(Doc)