UAD Beri Bantuan Mobil dan Uang 400 Juta

Melalui pengajian Ramadan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memberikan secara simbolis bantuan kepada guru SD, PAUD, dan Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM). UAD memberi bantuan 400 juta rupiah untuk guru SD dan PAUD DIY, serta memberikan bantuan mobil ke MIM Muhammadiyah Gunungkidul.

Dr. Kasiyarno., M.Hum. dalam sambutannya berharap bantuan tersebut digunakan dengan sebaik mungkin. “Hanya itu yang bisa kami bantu. Semoga bermanfaat,” ucapnya saat memberikan kunci mobil simbolis kepada perwakilan MIM Gunungkidul, Sabtu (10/6/2017).

Setiap tahun, UAD memberikan bantuan kepada guru SD dan guru PAUD di acara pengajian PWM. Tahun lalu, UAD memberikan bantuan 350 juta.

“Selain ada tambahan angka, tahun ini UAD juga memberikan bantuan mobil dan gaji kepada guru MIM Gunungkidul,” tambah Kasiyarno.

 Acara yang berlangsung di auditorium kampus 1 UAD tersebut dihadiri oleh perwakilan PWM se-DIY. Acara ini akan berlangsung selama tiga hari, yaitu Sabtu-Senin 10-12 Juni 2017.

Buka Puasa Bersama Keluarga Besar UAD

Dan di antara manusia ada yang mengorbankan jiwanya semata-mata untuk mencari ridha Allah, dan Allah sangat memahami hambanya. (Q.S. al-Baqarah: 207)

“Orang munafik masuk dari satu pintu kemudian keluar dari pintu lain. Ia mengaku Islam, tetapi di hatinya menyembunyikan keingkaran atas imannya. Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman.” Begitulah yang disampaikan H. Drs. Yusuf A Hasan, M.Ag. dalam ceramahnya.

Ia menyampaikan ceramah pada acara buka puasa bersama keluarga besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Kamis (8/6/2017). Acara ini diselenggarakan di kampus 3 UAD dan masih dalam rangkaian Ramadan di Kampus (RDK) UAD.

Turut hadir dalam acara tersebut Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum., beserta wakil rektor, serta dosen dan karyawan UAD.

Dalam ceramahnya, Yusuf menggunakan Q.S. al-Baqarah: 204-208 sebagai dasar untuk menjelaskan tentang orang-orang munafik.

“Mereka, orang munafik, berjalan menuju satu tujuan yang salah. Tetapi, mereka akan marah apabila diingatkan. Munafik itu ‘penyakit kesasar’. Orang semacam ini tidak sadar kalau kesasar,” jelasnya tegas.

Di akhir penjelasannya sebelum berbuka puasa, Yusuf menegaskan bahwa sekarang orang-orang sedang berada di persimpangan jalan. Setiap orang harus memantapkan diri, meyakinkan diri akan menuju persimpangan yang membawa pada kemunafikan atau pada jalan yang diridhai Allah Swt. (ard)

Studi Kewirausahaan Adakan Wirausaha Ramadan

Kelompok Studi Kewirausahaan (KS KWU) adalah sebuah kelompok belajar mahasiswa yang mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu kewirausahaan yang didapat di bangku kuliah. Kelompok tersebut diharapkan bisa dijadikan tempat untuk belajar bersama.

Salah satu tujuan dari KS KWU ini mengenal usaha melalui pengalam langsung dalam berjualan, seperti pada Slogan KS KWU “Yang penting memulai, bukan modal, apalagi takut gagal”.

KS KWU sudah lama berjalan. Namun, beberapa tahun belakangan ini sempat terhenti karena beberapa faktor, sehingga sekarang diadakan kembali atau me-restart, tepatnya pada April 2017 lalu. KS KWU dinaungi oleh Prodi Teknik Industri dengan dosen pembimbing Endah Utami, S.T., M.T. dan Jeffry Faizal Noer selaku ketua KS KWU, dibantu dengan 9 pengurus atau staf lainnya yang berada di posisi wakil ketua, sekretaris dan bendahara (sekben), serta divisi internal dan devisi eksternal.

 Wirausaha Ramadan ini merupakan bagian program kerja perdana yang dilaksanakan. KS KWU memulai dari tanggal 29 Mei 2017 sampai 17 Juni 2017, yang berlokasi di sebelah selatan Alfamart jalan Glagahsari, Warungboto, Umbulharjo. Wirausaha Ramadan berupa kegiatan berwirausaha atau berjualan untuk menu berbuka puasa, seperti berjualan makanan dan minuman. Jeffry berharap acara ini menjadi stimulan bagi anggota dan ketagihan dalam berwirausaha.

KS KWU memiliki anggota 14 kelompok, dalam 1 kelompok terdiri atas 2 sampai 5 orang dengan rincian 2 kelompok dari angkatan 2016, 2 kelompok gabungan dari angkatan 2015 dan 2014, serta 10 kelompok dari angkatan 2014. Pengurus memang tidak ikut andil dalam proses berjualan, tetapi ikut membantu dalam mengurus perizinan tempat dan membantu mengkoordinasikan setiap kelompok mulai dari persiapan hingga pada saat jualan berlangsung.

 Setiap kelompok diharapkan berjualan untuk setiap sorenya, yang dimulai dari pukul 15.30 sampai 17.30 WIB. Beberapa menu yang disediakan oleh anggota KS KWU adalah minuman es rumput laut naga, es buah, es sari kacang hijau, dan es naco. Sementara untuk makanan atau cemilan berupa banana krezz, seblak, bakso pedas, rujak mie, capcay tepung, gorengan gohan, mie pedas, dan puding susu.

Setelah Panglima TNI, Giliran Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Isi Ceramah di Islamic Center UAD

“Di dunia ini tidak ada peradaban yang kaya dan yang miskin, yang ada hanyalah peradaban yang diurus dan tidak diurus dengan baik,” terang Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Danhil Anzar Simanjutak, S.E.,M.E. saat memberikan ceramah di masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Selasa (6/6/2017).

Dalam ceramahnya, ia juga menjelaskan bahwa hakikat agama sebenarnya adalah akhlak yang baik. Maka dari itu, simbol dari modernisasi atau kemajuan bukan pada pembangunan, tetapi berada di akal dan nurani yang baik.

“Orang pintar banyak, tapi banyak juga yang tidak berakhlak dan beretika. Maka dari itu, poin pertama memaknai kemajuan adalah akhlak,” lanjutnya kepada jamaah yang hadir.

Edi, salah satu jamaah merespons dengan baik acara ini. Menurutnya, kegiatan ini sangat bermanfaat.

“Sudah empat kali ini saya datang, dan pematerinya bagus-bagus. Dua hari yang lalu ada Jenderal TNI Gatot, hari pertama ada Bapak Amin Rais. Alhamdulillah, sambil menyelam minum air, dapat ilmu di luar kuliah,” terang mahasiswa Program Studi Ekonomi tersebut saat dimintai komentar. (Stt)

Ekosiculin Candle: Beralih ke Insektisida Botani

“Ekosiculin Candle atau lilin pencegah (repellent) nyamuk Aedes aegypti yang kami buat menggunakan ekstrak daun kemangi. Daun kemangi ini merupakan salah satu insektisida botani,” ujar Zayyana, Ketua Tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-PE) dari Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.

Bersama dengan 4 rekan lainnya, Zayyana Septya Ramadani mendapat dana hibah dari Kemenristek Dikti untuk membuat lilin dengan memanfaatkan daun kemangi sebagai bahan dasar pembuatan obat anti nyamuk yang ramah lingkungan.

“Selama ini, banyak obat nyamuk yang menggunakan insektisida berbahaya. Penggunaan insektisida ini dapat mencemari lingkungan dan menimbulkan resistensi nyamuk terhadap insektisida,” lanjut Zayyana.

Dari penjelasannya ketika ditemui di kampus 3 UAD, prinsip dasar yang harus dipahami semua orang ketika menggunakan obat nyamuk adalah bahwa zat yang dipakai bersifat racun.

“Bisa dikatakan tidak ada racun yang benar-benar aman. Untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan, diperlukan pengendalian alternatif dengan cara mencari bahan aktif biologis dari tanaman atau sumber daya hayati lainnya yang dapat digunakan sebagai insektisida botani.”

Tumbuhan merupakan salah satu sumber yang kaya akan berbagai jenis senyawa kimia potensial yang bisa dikembangkan menjadi insektisida botani, misalnya sebagai repellent nyamuk. Repellent nyamuk dapat diambil dari tanaman yang memiliki kandungan minyak atsiri.

Minyak atsiri dihasilkan oleh kelenjar khusus dari tanaman yang memiliki bau khas dan khasiat tinggi sehingga dapat bersifat sebagai repellent nyamuk. Repellent adalah bahan kimia yang salah satu fungsinya menjauhkan serangga dari manusia, sehingga dapat meminimalisir kontak antar manusia dengan serangga. (ard/doc)

HMPS PBSI UAD Adakan Buka Bersama di Panti Asuhan

Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan (HMPS PBSI UAD), adakan buka bersama di Panti Asuhan Al-Furqon,  Gedongan, Moyudan, Sleman, Yogyakarta, Minggu (4/6/2017).

Selain buka bersama, kegiatan yang mengangkat tema “Merajut Mahabah dalam Syahdunya Ramadan”  juga diisi ceramah oleh Ustadz Agus Sutejo. Selain ceramah ada pula pentas seni anak-anak panti, dan penampilan Musikalisasi Puisi oleh Teater Jaringan Anak Bahasa (JAB).

Alhamdulillah, Anak-anak di sini sangat antusias dan ceria mengikuti acara,” terang Uky Eji Anggara selaku ketua HMPS PBSI UAD.

Uky, begitu panggilan akrabnya, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan program kerja Divisi Kerohanian HMPS PBSI. Dalam acara tersebut, turut hadir juga sekretaris Program Studi PBSI Roni Sulistiyono, S. Pd., M.Pd. dan Dosen Yosi Wulandari S.Pd., M.Pd.

“Semoga ke depan dapat mempererat tali silaturahmi antarsesama umat muslim,” lanjut Uky menyampaikan harapannya. (Stt)

Kader Muhammadiyah Harus Berintegritas dan Produktif

“Dakwah Muhammadiyah harus membawa pesan yang memajukan.” Begitulah yang disampaikan Dahnil Anzar Simanjuntak, S.E.,M.E., Ketua Pemuda Muhammadiyah. Ia menjadi penceramah pada pengajian yang diselenggarakan di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Selasa (6/6/2017), dalam rangkaian Ramadan di Kampus (RDK).

Dahnil menjelaskan, yang disebut berkemajuan letaknya pada individu yang memiliki akal sehat dan nurani bersih, atau bisa dikatakan berakhlak baik. Individu Muhammadiyah berkemajuan diperoleh dari jalan dakwah.

“K.H. Ahmad Dahlan memilik cara tersendiri untuk menciptakan individu berkemajuan. Ia mempersiapkan kader Muhammadiyah melalui mimbar pengajian dan pendidikan,” jelasnya.

Ada dua prinsip untuk mencapai individu berkemajuan, seperti yang telah disepakati dalam tanwir pemuda Muhammdiyah 2016 di Cipondoh, Kota Tangerang. Prinsip pertama merawat integritas dan yang kedua meninggikan produktivitas.

“Integritas itu akhlak yang baik. Kader Muhammadiyah harus memiliki itu, karena saat ini Indonesia minim orang-orang berintegritas,” tukas Dahnil.

Ketua Pemuda Muhammadiyah tersebut juga menjelaskan, dalam beragama, seseorang tidak boleh hanya paham perihal syariat saja. Sebab, akhlak juga sangat penting. Akhlak bagi kader Muhammadiyah adalah poin pertama dalam beragama, terutama ketika memaknai individu berkemajuan. Selain itu, kader Muhammadiyah juga harus produktif, artinya harus percaya dengan kemampuan sendiri.

Pada sesi akhir pengajian, hal yang harus digarisbawahi menurut Dahnil adalah standar moral Muhammadiyah harus terus ditinggikan.

“Akhlak yang baik adalah benteng yang kuat terhadap banyaknya gempuran. Akhlak yang baik dapat mewujudkan Islam yang berkemajuan.” (ard)

Rektor UAD Tandatangani MoU dengan OJK

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta resmi bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setelah kedua belah pihak menandatangani Nota Kesepahaman (MoU), Senin (5/6/2017). Penandatanganan itu berlangsung di ruang sidang utama kampus 1 UAD Jl. Kapas 9, Semaki, Yogyakarta.

Turut hadir dalam acara tersebut beberapa perwakilan mitra UAD yang bergerak di bidang keuangan serta Prof. Dr. Lincolyn Arsyad, M.Sc., Ketua Majelis Dikti Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sebagai saksi penandatanganan MoU UAD dan OJK.

Fokus kerja sama kedua belah pihak meliputi pengembangan sektor jasa keuangan, peningkatan literasi keuangan, dan perlindungan konsumen di sektor keuangan. Dr. Kasiyarno, M.Hum. selaku Rektor UAD menyampaikan, dengan adanya kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara UAD, OJK, dan mitra kerja lainnya.

“Khusus untuk usaha di perbankan, yang terkait jasa keuangan, nanti kami minta bimbingan dari OJK, baik pengembangan sektor jasa keuangan, peningkatan literasi keuangan, ataupun perlindungan konsumen di sektor keuangan. Saya kira banyak kepentingan yang nantinya bisa dikembangkan dan dimanfaatkan untuk membangun UAD,” jelas Kasiyarno.

Tidak hanya itu, Kasiyarno juga menyampaikan bahwa perguruan tinggi swasta (PTS) tidak boleh mengandalkan keuangan dari mahasiswa.

“UAD akhir-akhir ini berkeinginan untuk mengembangkan sektor-sektor yang mendukung keuangan. Beberapa sudah diupayakan dan cukup berhasil. UAD coba memenuhi 65% keuangan secara mandiri, dan tidak bergantung pada uang mahasiswa,” lanjutnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D. Hadad, dalam sambutannya menyampaikan bahwa saat ini yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia adalah melek keuangan.

“UAD sebagai salah satu kampus ternama harus turut andil mengembangkan lembaga keuangan mikro di daerah. Akan lebih bagus lagi jika dikembangkan di desa binaan UAD,” tegas Muliaman.

Menurutnya, salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk memberdayakan ekonomi di masyarakat adalah dengan memanfaatkan program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Mahasiswa terlebih dahulu dibekali pengetahuan tentang ilmu keuangan, kemudian mentransfer ilmunya ke masyarakat. Dari MoU ini, memungkinkan UAD untuk bekerja sama dengan OJK Yogyakarta terkait KKN dengan tema keuangan. (ard)

Sebulan Penuh Komunitas Gending Bahana Tampil di ADiTV

“Kami dalam satu bulan ini tergabung di acara Ramadan Di Jogja (RDJ) ADiTV  yang bersinergi dengan host Plat AB Jogja,” terang Alfad selaku Ketua Komunitas Karawitan Gending Bahana yang berdiri di bawah Fakultas Sastra Universitas Ahmad Dahlan (UAD)  saat ditemui, Jum’at (02/06/2017).

Acara RDJ tayang live setiap hari selama Ramadan dari pukul 16.00-17.30 WIB.  Dalam acara tersebut, Gending Bahana berperan sebagai pemusik yang  memainkan jingle dan mengiringi saat narasumber bercerita dengan iringan latar  menggunakan gender.

“Di setiap episode, biasanya kami lakukan rolling pemain. Di samping itu, para pemain juga selalu dituntut kreatif, karena di setiap episode harus memainkan lagu yang berbeda dari sebelumnya,” jelas pria yang  menempuh kuliah di Program Studi Sastra Inggris UAD tersebut. (Stt)     

 

Pengajian Kebangsaan: Lebih 3000 Jamaah Membanjiri Islamic Center

Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang terdiri atas tiga lantai dan dapat menampung kurang lebih 2000 jamaah, ternyata tidak cukup menampung antusias jamaah yang hadir di acara pengajian kebangsaan yang menghadirkan pembicara Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Minggu (04/06/2017). Untuk mengantisipasi antusias pengunjung, panitia menyiapkan dua  proyektor di teras atas dan bagian bawah masjid.

Pengajian tersebut mengambil tema “Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme dan Semangat Patriotik Generasi Muda dalam Menjaga NKRI”, dengan berdurasi kurang lebih satu setengah jam. Dalam ceramahnya, Gatot Nurmanto menyampaikan pentingnya menjaga kerukunan antar sesama umat beragama agar  tidak mudah terpecah belah.

“Jangan sampai kita dipecah belah dengan konflik antar agama ataupun sesama muslim sendiri. Kalau tidak waspada, kita akan hancur,” jelasnya.

Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa perlu meneladani Jenderal Soedirman yang taat beribadah dan segenap hati mengabdi kepada NKRI.

“Jawaban Jenderal Soedirman ketika ditanyai mengenai jihad yakni, yang pertama saya berwudhu, yang kedua saya tepat shalat 5 waktu, dan yang ketiga segala yang saya lakukan untuk NKRI tanpa maksud lain di luar itu,” lanjutnya.

 “Indonesia mempunyai kader Muhammadiyah yang taat pada agama dan peduli perkembangan bangsa,” imbuhnya di hadapan ribuan yang hadir. (stt)