Nikah Gratis: 30 Pasang Pengantin Bulan Madu di Hotel Berbintang

“Mulai dari biaya nikah, cincin kawin, mahar, kostum, tata rias, dan bulan madu di hotel berbintang, kami sediakan gratis,” jelas Arum selaku ketua panitia saat ditemui.

Sebanyak 30 pasangan menjadi peserta Nikah Bareng Ramadan Berkah di Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Minggu (04/06/2017). Tiga belas pasangan yang melangsungkan akad nikah merupakan peserta yang lolos seleksi dari 70 peserta yang mendaftar.

Alhamdulillah, antusiasnya cukup banyak. Hanya saja banyak peserta yang tidak lolos secara administrasi. Karena ini pernikahan yang syar’i, semuanya harus jelas track record-nya. Mulai dari wali, surat cerai bagi yang mau menikah lagi, dan identitasnya,” lanjut Arum.

Adapun 17 pasangan difabel yang sebelumnya sudah menikah tetapi belum melakukan tasyakuran, juga turut serta dalam acara ini.

“Mereka yang dulu menikah tapi belum melaksanakan tasyakuran, maka di kesempatan dan bulan baik ini, kami beri kesempatan mereka untuk merasakan kebahagiaan.”

Dr. H. Kasiyarno, M.Hum. selaku rektor UAD menerangkan, acara ini merupakan perwujudan dari salah satu Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Ia berharap, dari kegiatan tersebut dapat memecahkan mitos yang berkembang di masyarakat.

“Selama ini, mitos di masyarakat bahwa nikah di bulan Ramadan ‘kan tidak boleh. Barangkali, di masyarakat nikah itu kesannya dekat dengan kawin. Tidak boleh memang kalau melakukan hubungan suami-istri di bukan Ramadan di siang hari, tapi kalau malam hari ‘kan tidak apa-apa. Semoga dari peristiwa ini, masyarakat akan lebih terbuka,” terangnya saat ditemui.

Jefri, mempelai pria dari Dwi, salah satu peserta yang berasal dari Semarang mengaku senang dengan acara ini.

“Sebelumnya, kami memang sudah ada rencana untuk menikah tahun ini. Kebetulan sekali ada info dari teman tentang acara ini, akhirnya kami mendaftar,” jelasnya.

Acara Nikah Bareng Ramadan Berkah ini terselenggara atas kerja sama UAD dengan Forum Taaruf Indonesia (Fortais), DPD Harpi DIY, dan beberapa pihak lainnya. (stt)

Panglima TNI Mengisi Pengajian Kebangsaan di UAD

Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI),  Jendral TNI Gatot Nurmantyo menjadi pembicara pada pengajian kebangsaan yang diselenggarakan di Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Ahad (4/6/2017).

Turut hadir dalam pengajian tersebut Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum., Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr. Haedar Nashir, dan Wakil Komisi I DPR RI H.A. Hanafi Rais, S.IP., MPP.

Pada sambutannya, Kasiyarno menyatakan bahwa UAD sudah tidak asing lagi dengan TNI. “UAD adalah mitra kerja TNI, beberapa kerja sama dilakukan oleh UAD dan TNI terkait dengan ‘sesuatu yang mematikan’,” ungkapnya berkelakar.

Ia berharap dengan adanya pengajian kebangsaan ini, akan membawa berkah bagi umat islam serta mengangkat harkat dan martabat bangsa.

Mengangkat tema “Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme dan Semangat Patriotik Generasi Muda dalam Menjaga Keutuhan NKRI”, Gatot menyampaikan beberapa pesan penting kepada jamaah pengajian terkait dengan isu-isu global yang memiliki dampak terhadap kesatuan NKRI.

Panglima TNI mengimbau masyarakat, khususnya Muhammadiyah, dan umat islam untuk bersatu padu dengan pemerintah dan TNI menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

“Saya percaya, kader Muhammadiyah dan umat islam diajarkan untuk taat beragama dan peduli terhadap NKRI,” papar Gatot.

Ia juga memperingatkan pentingnya pengunaan media sosial daring secara bijak. Muhammadiyah dan umat islam harus menghindari fitnah, provokasi, dan adu domba, karena Muhammadiyah adalah salah satu cikal bakal perjuangan bangsa Indonesia.

Terkait dengan isu global seperti terorisme, pertumbuhan penduduk, dan semakin berkurangnya sumber energi, Gatot mengajak seluruh elemen masyarakat untuk saling menjaga diri dan meningkatkan toleransi.

“Jangan sampai Indonesia yang kaya akan sumber daya alam ini dipecah belah seperti negara-negara di timur tengah. Indonesia adalah Indonesia karena perbedaanya, mari saling menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila,” tegas Gatot. (ard)

 

Mahasiswa UAD Ciptakan Ekosiculin Candle

Salah satu proposal Program Kreativitas Mahasiswa-Penelitian (PKM-PE) mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta tentang Ekosiculin Candle mendapat hibah dana dari Kemenristek Dikti. Mahasiswa di balik karya ini adalah Zayyana Septya Ramadani (Ketua Tim), Haadiyatul Tri Hastuti, Astin Astari, Dwi Puji Lestari, dan Rosawati Eka Mulyani, dengan Dosen Pendamping Azis Ikhsanudin, M.Sc.,Apt.

Kelima mahasiswa Farmasi UAD ini memiliki gagasan menciptakan lilin pencegah (repellent) nyamuk Aedes Aegypti menggunakan ekstrak daun kemangi yang dinamai Ekosiculin Candle. Ekosiculin Candle merupakan kepanjangan dari Extract Ocimum Basilicum Linn Candle.

Zayyana menjelaskan, gagasan awal timnya adalah membuat anti nyamuk yang ramah lingkungan dengan menggunakan bahan yang mudah didapatkan di masyarakat. Sebagai mahasiswa, mereka merasa harus memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan untuk turut membantu mengurangi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan cara membuat pencegahnya.

“Di Indonesia banyak kota yang menjadi endemik DBD, salah satunya Yogyakarta. Kami mencoba membuat repellent dari daun kemangi karena selama ini belum banyak yang menggunakan, ramah lingkungan, dan mudah didapatkan,” papar Zayyana.

“Dari beberapa jurnal yang kami baca dan pelajari, pembuatan lilin dari daun kemangi memiliki efektifitas pengusir nyamuk dan bisa dimanfaatkan juga juga sebagai aroma terapi. Selama ini yang sering digunakan sebagai repellent nyamuk/serangga dari tanaman sambiloto, minyak serai, lavender, patikan kerbau, dan kayu manis. Bahan ini sudah umum digunakan, sedangkan daun kemangi belum banyak diteliti,” lanjutnya.

Daun kemangi digunakan sebagai repellent karena mengandung zat geraniol dan linalool yang diharapkan dapat digunakan sebagai pengusir nyamuk. Tujuan dari pembuatan lilin ini adalah untuk memutus rantai penularan. Selain itu, tujuan lainnya untuk mengetahui efektivitas dari ekstrak daun kemangi dalam mengusir nyamuk yang dibuat dalam sediaan lilin.

“Menurut penelitian yang sudah dilakukan, minyak atsiri daun kemangi yang dibuat dalam bentuk lotion kurang efektif digunakan sebagai repellent nyamuk Aedes Aegypti,” sambung Zayyana ketika ditemui di kampus 3 UAD, beserta timnya.

“Proses pembuatan Ekosiculin Candle saat ini pada tahap awal uji pendahuluan. Ke depannya, masih akan dilakukan uji coba untuk mencari dosis yang pas. Kendala yang kami hadapi saat ini adalah masalah dana, karena untuk penelitian membutuhkan dana tidak sedikit.”

Ekosiculin Candle diciptakan sebagai inovasi pencegahan penyebaran nyamuk penyebab DBD yang ramah lingkungan dan tidak banyak menggunakan bahan kimia berbahaya.

Manfaat dari penelitian ini di antaranya adalah dapat mengembangkan tanaman herbal Indonesia sehingga bisa menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat yang menginginkan repellent nyamuk ramah lingkungan, serta dapat meningkatkan pengetahuan mengenai manfaat daun kemangi. (ard/doc)

HMPS BSA UAD Adakan Pelatihan Kewirausahaan

Dengan tujuan untuk membekali mahasiswa terkait kewirausahaan, maka Divisi Kewirausahaan, yang merupakan divisi baru di Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab (HMPS BSA) Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan (FAI UAD), mengadakan pelatihan tentang hal tersebut.

Pelatihan yang diadakan pada Minggu, (28/5/2017), ini dihadiri oleh hampir 100 peserta yang berasal dari seluruh fakultas di UAD. Dengan mengusung tema “Menjadi Pemuda yang Kreatif, Inovatif, dan Mandiri dengan Berwirausaha”, pelatihan kewirausahaan itu sukses membuat para peserta bersemangat untuk memulai berwirausaha. Terbukti, sangat banyak pertanyaan yang dilontarkan peserta kepada pemateri.

Dua pemateri dihadirkan dalam pelatihan yang diadakan di auditorium kampus 1, Jalan Kapas, Semaki, Yogyakarta ini. Mereka adalah I Gede Andri Setiawan, seorang owner etose digital dan konveksi, juga Eny Purnamasari yang merupakan owner busana muslim.

Selama pemaparan materi, dijelaskan tentang beberapa hal yang diperlukan dalam memulai wirausaha, pengelolaan suatu usaha agar tetap diminati oleh pelanggan, serta kiat-kiat untuk berwirausaha secara kreatif dengan selalu menghadirkan hal-hal baru yang membuat pelanggan tertarik untuk membeli.

Seperti beberapa cara yang dilakukan oleh Eny. Sebagai  owner busana muslim, ia berusaha menciptakan hal baru yang itu tidak ditemukan pada owner busana muslim lain. Di antaranya, menyelipkan hadits Rasulullah dan kata-kata bijak pada konten gambar, memberikan bonus berupa pin cantik untuk pelanggan, juga promo-promo menarik pada waktu tertentu.

“Kami berusaha untuk memberikan perhatian lebih terhadap pelanggan. Dengan selalu menghadirkan hal-hal baru pada setiap brand kami, pelanggan pun merasa dihargai dan tidak bosan untuk membeli dagangan kami,” kata Eny. (AKN)

Hal-Hal yang Diperlukan dalam Berwirausaha

I Gede Andri Setiawan, seorang owner etose digital dan konveksi, berkesempatan mengisi materi tentang kewirausahaan dalam pelatihan yang diadakan oleh Divisi Kewirausahaan Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab (HMPS BSA) Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan (FAI UAD).

Menurut Andri, terdapat beberapa hal yang diperlukan dalam berwirausaha. Pertama, ide. Ide adalah sesuatu yang lahir dari kebiasaan. Dalam berwirausaha, suatu ide harus lahir dari hobi calon wirausahawan. Kedua adalah manfaat. Setelah ide datang dari hobi, maka harus diluruskan, apakah hobi itu membawa manfaat bagi banyak orang? Hal ini harus dipikirkan bagi seorang dan akan memulai usaha.

Selain itu, yang ketiga adalah target pasar. Hal ini penting untuk mengetahui kebutuhan dan target pasar, agar jelas tujuan usahanya. Kemudian yang keempat adalah solusi. Setelah mengetahui kebutuhan dan target pasar, maka calon wirausaha harus mampu mencari solusi dengan membuka usaha yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Kelima, yang dibutuhkan adalah 4P, yakni product, price, place, dan promotion. Setelah menjalankan 4 langkah awal berupa ide, manfaat, target pasar, dan solusi, maka seorang wirausaha harus mampu menentukan produk, harga produk, tempat pemasaran produk, dan promosi-promosi yang dilakukan untuk dapat menjalankan usaha.

“Dalam berwirausaha, sebuah inovasi-inovasi harus senantiasa dihadirkan. Tujuannya  untuk memberi kejutan-kejutan kepada pelanggan,” tutur Andri pada pelatihan yang diselenggarakan pada Minggu, (28/5/2017) tersebut.

Selain Andri, turut hadir pula Eny Purnamasari, wirausahawati yang merupakan owner busana muslim. Mereka berkesempatan mengisi pelatihan yang bertemakan “Menjadi Pemuda yang Kreatif, Inovatif, dan Mandiri dengan Berwirausaha”, yang diadakan di kampus 1 UAD, dengan jumlah peserta yang hampir 100 mahasiswa.

Pada pelatihan tersebut, dijabarkan mengenai hal yang diperlukan dalam memulai wirausaha, pengelolaan suatu usaha agar tetap diminati oleh pelanggan, serta kiat-kiat untuk berwirausaha secara kreatif dengan selalu menghadirkan hal-hal baru yang membuat pelanggan tertarik untuk membeli. (AKN)

Galang Donasi, UKM Pramuka UAD Ajak Mahasiswa Peduli Sosial

“Kami mengajak semua yang ingin berdonasi, terutama mahasiswa. Jadi, mahasiswa juga dapat berpartisipasi dan ikut andil dalam kegiatan ini,” ucap Ervina, salah satu panitia penggalangan donasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Rabu (31/05/2017).

Hasil penggalangan donasi, selanjutnya akan digunakan untuk kegiatan buka bersama di Panti Asuhan Muhamadiyah Tuksono, Sentolo, Kulon Progo, (3-4/06/2017).

Perempuan Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) semester 4 ini juga menambahkan bahwa donasi tidak harus berbentuk uang, melainkan dapat berbentuk barang.

“Yang paling penting barang yang didonasikan masih layak pakai dan bermanfaat.”

Selain itu, kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini juga akan diisi dengan lomba-lomba. Ia berharap kegiatan tersebut dapat meningkatkan rasa kepedulian terhadap sosial serta dapat memberikan motivasi kepada adik-adik di panti asuhan.

“Tidak akan berkurang harta yang disedekahkan, kecuali ia bertambah…bertambah… bertambah.”

Begitulah kutipan  HR. al Tirmidzi yang mereka tulis di selembar kertas. (Stt)

 

Agenda Ramadan 1438 H Masjid Ahmad Dahlan UAD

Ramadan telah tiba, bulan yang selalu dinantikan oleh setiap muslim di seluruh penjuru dunia. Selain terdapat kemuliaan dan keberkahan, di bulan ini juga ada ibadah-ibadah yang tidak ditemukan di bulan-bulan lain.

Guna mendukung masyarakat dalam beribadah, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berupaya menjadi fasilitator bagi masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Salah satunya untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. di bulan yang penuh dengan pahala dan ampunan ini.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, UAD mengadakan beberapa agenda, yang semuanya difokuskan di Masjid Ahmad Dahlan, Kompleks Islamic Center Jalan Ringroad Selatan, Banguntapan, Bantul.

Agenda-agenda tersebut di antaranya tabligh akbar, nikah massal, buka puasa bersama yatim dan dhu’afa, gerakan shalat Tarawih dan Subuh berjamaah, kajian keislaman bersama pembicara ternama, takjil gratis setiap hari, serta program i’tikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan.

Seluruh agenda ini dimaksudkan untuk memudahkan umat muslim dalam beribadah di bulan suci, baik itu ibadah wajib, ataupun sunnah. Harapannya, semoga pada bulan Ramadan ini umat Islam dapat membentuk pribadi muslim yang berkemajuan, sesuai dengan slogan panitia RDK (Ramadhan di Kampus) UAD 2017. (AKN)

ELANG Siap Digunakan, tapi Perlu Penyempurnaan

Alat pendeteksi defisiensi nitrogen pada tanaman padi buatan mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta atau yang disebut Easy Leaf Analyses Nitrogen (ELANG) saat ini sudah siap untuk digunakan. Namun, menurut ketua tim, Bintang Akbar Pratama, ELANG masih perlu dievaluasi pada segi ketepatan untuk pembacaan data.

Setelah melalui 3 kali uji coba yang dilakukan di wilayah Yogyakarta, ada beberapa ketidaktepatan pengambilan data pada Bagan Warna Daun (BWD) di beberapa titik.

Kolom berwarna putih menandakan ketepatan pengambilan data. Kolom berwarna kuning menandakan tingkat pengambilan data kurang tepat. Kolom berwarna merah menandakan bahwa tingkat pengambilan data sangat tidak tepat.

Rencananya, hasil penelitian PKM-KC Bintang Akbar Pratama, Bimo Gusti Pangestu, dan Cahya Utama Purwanegara yang didanai dari dana hibah Kemenristek Dikti ini akan diikutkan dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa tahun 2017. (ard/doc)

 

Hasil Uji Coba

Hasil uji coba lapangan yang telah dilaksanakan menandakan perangkat ELANG sudah dapat memberikan hasil yang sesuai dengan BWD manual dan sudah dapat memberikan rekomendasi pemupukkan untuk lahan sawah per 1 hektar. Pengujian dilakukan di daerah Sedayu (Bantul), Prambanan (Sleman), dan Berbah (Sleman). Dari pengujian tersebut sample diambil 5-10 titik dalam 1 lahan sawah.

Berikut hasil pengujian yang telah dilaksanakan.

 

Pengujian Lapangan 1 (7 Mei 2017)

Keterangan:

Lokasi pengukuran: Sawah di daerah Sedayu (Agrorejo)

Jenis padi yang digunakan: Ciherang

Penggunaan pupuk kompos: Menggunakan pupuk kompos

Rata-rata panen: >8 Ton/Ha

 

Pengujian Lapangan 2 (21 Mei 2017)

Keterangan:

Lokasi pengukuran: Sawah di daerah Prambanan

Jenis padi yang digunakan: Bagadut

Penggunaan pupuk kompos: Tidak menggunakan pupuk kompos

Rata-rata panen: <5 Ton/Ha

          

Pengujian Lapangan 3 (21 Mei 2017)

Keterangan:

Lokasi pengukuran: Sawah di daerah Berbah, Sleman

Jenis padi yang digunakan: 64

Penggunaan pupuk kompos: Tidak menggunakan pupuk kompos

Rata-rata penen: <5 Ton/Ha

 

Proses Pembuatan Alat

Perakitan Alat:

Susunan Alur Perakitan Alat

 

Alat dan Bahan:

Alat yang dibutuhkan dalam pembuatan ELANG sebagai berikut:

Solder, gondorukem, timah, gergaji, tang jepit dan tang potong, glue gun, bor dan mata bor 5 mm.

 

Bahan yang digunakan dalam pembuatan sebagai berikut:   

  1. Komputer PC/Laptop
  2. Mini Komputer Oddroid C2
  3. LCD Touchscreen 3,5 Inch
  4. Webcam Logitech
  5. Battery Rechargeable
  6. Ubec 5V-3A
  7. LED Strip
  8. Bagan Warna Daun (BWD)